Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Barbatos! Sampai kapan kau akan minum anggur seperti ini, hei!"
Kamu menggerutu kesal, kala mendapati pertemuanmu dengan kakakmu tidak berjalan dengan mulus. Rencananya, kamu ingin menasihatinya untuk lebih mengawasi Mondstadt–dan tidak 'menelantarkan' negara yang telah ia pimpin selama ribuan tahun.
Tetapi, kakak laki-lakimu yang kamu panggil dengan nama Barbatos itu hanya tertawa-tawa sambil mengangkat sebotol anggur dan meminumnya lagi. "Ahahahaa! Barbatos siapa? Aku adalah Venti sang penyair! Ahahahaa!"
Kamu menepuk dahi ketika Venti sang archon anemo itu tidak menanggapimu dan malah semakin asyik meminum anggurnya. Untunglah kalian berdua berada di tempat yang sepi di daerah Stormterror's Lair, jika tidak, semua orang pasti akan memerhatikan kalian.
"Nee ... kamu ... (Name) adikku, kan?! Ayo, ayo! Bawakan kakakmu ini sebotol anggur lagi sana ahahaaa!" Venti kemudian melemparkan botol anggurnya yang sudah kosong ke arahmu, kamu refleks menangkapnya.
Kamu sudah cukup sabar dengan menghadapi Venti yang hobi bermabuk-mabukan. Tetapi–ini sudah kelewatan. Satu jam sudah berlalu sejak kakakmu malah minum-minum di hari pertemuan kalian, dan kamu tidak bisa memakluminya lagi.
Kamu pun beranjak berdiri, kemudian menarik tubuh kakakmu itu. Dengan cepat, kamu melemparnya ke danau yang ada di depanmu. Danau itu tidak dalam, tetapi cukup untuk membuat seluruh tubuh Venti terendam air.
"(Na-name)?! Apa yang–"
Belum sempat kakakmu itu menyelesaikan kalimatnya, kamu terlebih dulu menyelanya dengan satu kalimat, "Barbatos ... kau pilih berhenti minum, atau biar kepalamu kupukul dan darahmu yang akan mengisi botol anggur ini?"
"... Tapi aku masih mau minum–"
"Ya, baiklah. Minum saja nanti setelah kau sampai di alam baka," Kamu mengangkat botol anggur Venti tadi sambil tersenyum horor.
"Ampuni aku!"
***
"(Name) ... kau ini galak sekali, sih. Padahal aku ini 'kan kakakmu, lho," kata Venti setelah ia selesai mengeringkan pakaian dengan elemen anemo miliknya. Ia mengerucutkan bibirnya dan menatapmu malas. "Lagipula–sudah lama aku tidak minum-minum, lho ...."
"Sudah lama tidak minum-minum? Lalu kenapa kata manusia bernama Diluc itu–utangmu sudah mencapai satu juta mora?"
"Ah–aku bisa jelaskan." Venti tertawa ngeri ketika kamu memandangnya horor. Ia kemudian melirik ke arah lain dan bersiul-siul tanpa dosa.
Kamu menghela napas panjang, kemudian menatap Venti malas. "Kau tak pernah berubah, ya, Barbatos. Aku heran. Kau itu terlalu kekanakan dan lugu."
"Oh, itu artinya bagus, 'kan? Aku lugu, berarti aku tidak banyak tingkah."
"Bukan, lugu untukmu maksudnya adalah lucu dan dungu."