09. Possessive

2.3K 248 23
                                    



••• happy reading •••

"Aku ikut!" Kanza terus merengek ingin ikut Dewa ke kantor, tapi Dewa melarang.

"Dirumah aja, Kanza," ujar Dewa seraya menggulung lengan kemejanya.

Kanza langsung memeluk Dewa dengan posesif, tangannya ia kalungkan di leher suaminya itu. "Ikuttt ...,"

Dewa spontan memegang pinggang perempuan itu, hembusan napas berat menerpa wajah Kanza karena Dewa menunduk.

"Kenapa enggak mau nurut?" tanya Dewa seraya mengelus sayang perut Kanza.

"Kenapa enggak mau ngijinin aku ikut?" balas Kanza tak mau kalah. "Atau jangan-jangan kamu punya selingkuhan, iya? Berarti bener dong kata—"

Ucapan Kanza tertelan kembali saat bibirnya di bungkam oleh bibir Dewa. Laki-laki itu memainkan lidahnya dengan piawai hingga membuat Kanza terbuai.

"Apa alasan aku buat selingkuh dari kamu?" tanya Dewa setelah melepas ciumannya. Tangannya mengusap bibir bawah Kanza yang agak membengkak akibat ulahnya tadi.

"Kan sekarang aku hamil! Pasti sekarang tubuh aku jelek!" kata Kanza dengan kesal.

"Apa aku nikahin kamu karena fisik?"

Pertanyaan Dewa bikin Kanza diam. Bukan, bukan tersipu melainkan ia malah teringat alasan Dewa menikahinya. Iya, karena Kenzo tidak ada makanya Dewa yang menikah dengannya. Coba saja kalau Kenzo masih ada, pasti dia sudah hidup jauh lebih bahagia dengannya.

Dewa menabok mulutnya saat menyadari perubahan raut wajah Kanza. "Maksudnya, aku tetep bakalan sama kamu, Za. Jadi kamu tenang aja, oke?" Dewa kelabakan sendiri saat Kanza hanya menunduk dan tidak menatapnya.

Kanza melepaskan tangannya dari leher Dewa dan segera pergi dari hadapan suaminya itu.

"Aduh ... lo kok bisa ngomong kaya gitu, sih!" gumam Dewa menabok mulutnya lagi.

Segera Dewa mengejar istri tercintanya itu. "Sayang dengerin aku dulu, aku gak maksud buat kamu sedih. Hey." Dewa mencekal pergelangan tangan Kanza.

Tatapan kosong Kanza mambuat Dewa sangat merasa bersalah.

"Kanza maaf, aku gak maksud gitu tadi." Dewa memeluk Kanza, tapi perempuan itu diam saja.

"Oke kamu ikut ke kantor," putus Dewa.

***

Di kantor, Kanza pun masih saja diam membuat Dewa benar-benar merasa bersalah. Andai saja dia langsung menuruti keinginan Kanza tadi, pasti ini tidak akan terjadi.

"Kanza?" panggil Dewa. Mereka sudah berada di ruangan Dewa tapi Kanza tak kunjung bersuara.

Tok tok tok

Tanpa mengalihkan tatapannya dari Kanza, Dewa bersuara. "Masuk," titahnya.

Seorang pria dewasa masuk bersama seorang gadis muda. Tatapan gadis itu menatap Dewa penuh puja.

"Permisi Pak Dewa, ini sekretaris baru yang Anda minta kemarin," tutur pria dewasa itu.

Kanza yang mendengarnya langsung tersadar, dia menatap gadis itu sekilas lalu menatap Dewa. "Kamu yang minta dia?" tanya Kanza tidak yakin.

KANZADEWA [New Version]Where stories live. Discover now