17. Baby Mora & Amara

1.8K 163 10
                                    

» happy reading «

"Cakep betul anaknya Pawa sama Maza ini, ya, Allah."

"Bang, satu jodohin sama gue boleh, nggak?"

"Ututu calon ketua geng."

"Mata lo calon ketua geng! Anak-anak gue nggak boleh kayak lo-lo pada!"

"Salah gue apa, ya, Bang?"

"Diem, woy! Nanti mereka bangun terus Kak Kanza ngamuk!"

"Si Gemilang mukanya nggak bisa dikontrol banget, astagfirullah. Ngedip, Cil! Ngedip. Mentang-mentang liat bayi cantik melotot aja matanya."

Begitulah riuhnya kediaman Kanza dan Dewa saat ini ketika kedatangan tamu tak di undang-kecuali Ratu dan Gemilang. Tiga hari telah berlalu sejak lahirnya baby twins hingga rumah ini begitu ramai kedatangan tamu-tamu yang ingin menyaksikan rupa si kembar.

"Nggak sabar mau nikah," rengek Deo yang kini mengigit gemas lengan Rafa. Maunya sih gigit pipi si kembar, tapi mana berani dia. Bisa-bisa wajah tampannya mendapat cap lima jari.

"Najis." Rafa mendorong kepala Deo yang seenak jidat nempel di pundaknya. Bukannya apa, Rafa ngeri-ngeri sedap jika keluarga Kanza yang melihatnya jadi salah paham. Secara wajah Deo itu ganteng-ganteng imut, takut dikira mereka kaum pelangi.

"Ish, gemesnya. Ini hadiah dari A'a Eganteng, ya." Regan memberikan dua kotak kecil yang ia letakkan di sisi tubuh si kembar.

Jangan tebak apa isinya, nanti syok sendiri. Ukurannya memang kecil, tapi mereka sangat yakin jika nominalnya cukup untuk mereka bertahan hidup selama dua tahun.

"Mereka mirip-" Angkasa melirik Dewa sejenak sebelum menghentikan kalimatnya.

"Mirip Kenzo, anjir! Bisa-bisanya duo princess-nya Pawa jiplak mukanya Kenzo," celetuk Raja yang anteng memangku Gemilang.

"Asu!" Dewa melayangkan pukulan ringan di punggung Raja karena mulutnya yang asal ceplos. Walaupun memang benar, sih.

"Asal kegoblogan Bang Ken nggak nular sama twins," ucap Regan yang sangat astagfirullah. Padahal dia dan Kenzo sama saja.

"Iya banget, jangan sampe lah. Amit-amit," sahut Raja serius.

"Nggak boleh ngomongin jelek-jelek ke orang yang udah nggak ada," tegur Angkasa membuat Regan dan Raja kompak nyengir.

"Wa, temen-temennya ajakin makan dulu, anak-anak biar Mama yang jaga," ucap Tari yang sudah selesai membuatkan makan siang.

"Eh? Nggak usah repot-repot, Tan." Raja mewakili yang lain. "Tapi kalau maksa ya udah, gas!" lanjutnya membuat tangan Deo melayang ke pantat mungilnya.

Tari terkekeh kecil melihat kecanggungan di antara mereka. "Nggak repot sama sekali. Malah Tante tersinggung kalau kalian nggak makan," ucapnya tulus.

"Mama nggak sekalian ikut? Biar anak-anak sama Dewa aja nggak papa, Mama makan aja duluan," ucap Dewa tak enak hati membiarkan mertuanya menjaga si kembar sedangkan dia enak-enakan makan bersama teman-temannya.

Tari menggeleng. "Nggak papa. Sana kamu temenin aja mereka, biar si kembar Mama yang jagain."

"Terima kasih banyak, Makanya Kak Kanza!" ucap Deo.

"Makasih, Tante." Yang lain ikut mengucapkan terima kasih seperti yang Deo lakukan.

"Sama-sama. Gemilang nggak sekalian sama Tante?" tawar Tari yang langsung ditolak dengan sopan oleh Raja.

"Sama Raja aja, Tan. Udah dibikinin makan siang aja makasih banget," kekeh Raja yang ketika mengalihkan tatapan ke arah lain, ternyata Ratu memberinya pelototan mata.

KANZADEWA [New Version]Where stories live. Discover now