Bab 15 : Surprise

22 2 2
                                    

Setelah semalam euforia tidur di sofa membuat Yuda tak berhasil menemuka ilham sesuai rencananya. Justru ilham itu berubah menjadi surprise yang menyambutnya pagi ini. Seorang pria berdiri di depan pintu rumahnya sambil meneriakan kalimat,"Paket!"

Paket? Yuda berpikir tentang Salsa yang membeli baju atau alat-alat masak untuk usaha makanan online-nya. Diliriknya kamar Salsa yang masih tertutup. Biasanya tiap pagi Salsa selalu bangun lebih awal. Apalagi jika ia sedang menunggu kurir yang mengantar paket pesanannya. 

"Iya, sebentar." Yuda perlahan bangkit dari sofa sambil berusaha membuka matanya dan berjalan ke pintu depan. Sejak masalah Maya, Yuda merasa cepat lelah. Tubuhnya terasa kaku dan sakit kepala seperti yang dirasakannya pagi ini. Keputusannya mengambil cuti tiga hari mulai hari ini cukup untuk istirahat sejenak dari stress yang mulai menyerangnya. 

"Pagi, Pak... Pak Yuda, ya?" sapa kurir muda itu. 

"Iya. Saya Yuda."

"Ada paket buat Bapak. Tolong tanda tangan di sini, Pak." Kurir itu menyerahkan selembar surat tanda terima yang harus ditanda tangani Yuda. Kurir itu lalu meninggalkan Yuda berjalan menuju mobil ekspedisi yang ternyata membawa satu unit motor. Sebuah motor matic kekinian yang sedang digemari oleh remaja milenial, khususnya gadis remaja. 

Yuda terbeliak melihat kejutan yang membingungkan pagi ini. Sambil masihmemakai celana pendek dan kaos dalam putih, tubuhnya mematung melihat kurir itu menurunkan motor dari kendaraan yang membawanya. Dilihatnya lagi nama pengirim kendaraan itu. Ada satu nama dealer motor tertulis di lembaran tanda terima pengiriman. 

"Ini kunci motor barunya, Pak. Oya, ada titipan surat juga dari pengirimnya. Saya pamit ya, Pak." Kurir itu lalu berjalan meninggalkan Yuda yang masih bergeming sambil melirik amplop coklat yang diterimanya. Mata Yuda kembali menatap ke arah mobil ekspedisi yang langsung pergi dan akhirnya menghilang dari pandangannya. 

Yuda masih berdiri di halaman rumahnya. Halaman yang terlihat lebih luas dibanding rumah kecilnya yang sederhana dengan desain minimalis. Sambil memandang kembali motor baru yang masih parkir dihalamannya, Yuda melangkah menuju teras rumah untuk duduk sambil membuka isi amplop coklat yang diterimanya. 

Alis Yuda mengerut ketika membaca nama pengirim yang tertera di belakang amplop coklat itu. Kantor Advokat & Konsultan Hukum Eka Putra, SH & Partners.  Buru-buru dibukanya amplop coklat itu dan mengeluarkan surat di dalamnya. Surat yang dibuat rangkap dua itu berisi sebuah perjanjian antara dirinya dan kakaknya, Johan. 

Kejutan buruk apa lagi ini? Yuda tersentak membaca setiap poin isi dari surat perjanjian tersebut. Salah satunya adalah kalimat yang meminta agar Yuda dan Salsa tidak melakukan tindakan pelaporan kepada pihak berwajib atas perbuatan yang telah dilakukan Tommy. TIba-tiba pintu depan terbuka dan muncul Salsa yang membawa secangkir kopi ke teras depan. 

"Baru bangun, Sa?" Yuda segera menutup kertas perjanjian itu dengan amplop coklat dan tersenyum kecil ke arah Salsa. 

"Siapa yang datang tadi, Mas?" Salsa langsung menyesap kopi yang dibawanya saat tangan Yuda kembali turun dari maksudnya mengambil kopi itu. Yuda tersenyum kecut karena mengira Salsa membawakan kopi itu untuknya. 

"Oh, tadi ada kurir datang terus--" Yuda melihat Salsa mendekat ke motor yang terparkir di halaman. 

"Ini motor siapa? Masih dibungkus rapi. Motor baru, nih," ucap Salsa sambil mengelilingi motor baru itu. 

Yuda memperhatikan Salsa dari teras rumah. Sudah tergambar mimik curiga dari wajah Salsa yang begitu serius memandangi motor itu. Sepertinya aku harus segera memberitahukan tentang motor dan surat ini pada Salsa, Yuda menghela napas untuk menenangkan diri sebelum menceritakan kejadian pagi ini pada istrinya. 

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Aug 12, 2021 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

BEAUTIFUL HONESTYDonde viven las historias. Descúbrelo ahora