PSS-31

2.1K 291 28
                                    

Sekarang Shirin sudah berada dalam mobil Jake. Jemarinya sedari tadi sudah digenggam erat oleh Jake.

Shirin tadi sudah meminta ijin kepada Sunghoon untuk bertemu dengan Jake. Dan Sunghoon memberi ijin asalnya Shirin tidak pulang larut malam. Kalau bisa pulangnya sore saja.

Dan Jake akhirnya tau dimana letak rumah Shirin sekarang. Karna Shirin juga tengah malas untuk bolak-balik kerumah orangtuanya. Biarkan saja Jake tau rumahnya toh Jake tidak akan bertamu kerumahnya karna ada Sunghoon.

Mungkin Shirin akan jujur pada Nancy besok jika sudah masuk sekolah. Karna sahabatnya itu perlu tau tentang keadaannya sebenernya. Dia tak mau menutupi bangkai terlalu lama.

"Kita mau kemana?"tanya Shirin untuk memecahkan keheningan dalam mobil.

Karna Shirin juga tidak mengenali sama sekali jalanan didepannya ini. Maklum saja karna Shirin adalah anak rumahan dan walaupun keluar saat didalam mobil dia akan sibuk dengan ponselnya.

"Ke apartment aku"timpal Jake seraya sesekali melirik kearah Shirin.

"Aku nggak bisa lama-lama"ucap Shirin seraya memainkan jemari Jake yang entah kenapa ada beberapa luka.

Shirin tadi sudah menanyakan itu pada Jake tapi Jake tak mau menjawab dan memilih mengalihkan topik pembicaraan. Tapi jika dilihat lukanya seperti masih baru karna belum terlalu kering.

"Udah aku obatin"ujar Jake tiba-tiba. Shirin hanya menganggukkan kepala dan tersenyum.

Entah apa yang dialami Jake selama ia di Aussie. Jake tak pernah mau cerita kepada Shirin. Jake juga bukan tipe orang kasar jika tidak ada masalah. Pasti ada yang terjadi saat Jake berada di Aussie.

"Suami kamu ngasih ijin ke kamu atau kamu asal keluar aja?"tanya Jake.

"Sunghoon ngasih ijin asalkan nggak pulang kemaleman. Aku juga ngvak bisa lama-lama karna kadang Mama tiba-tiba dateng kerumah jadi aku rada was-was" timpal Shirin dan dibalas anggukkan kepala oleh Jake.

"Habis ini sampai"ucap Jake,mobil yang mereka kendarai mulai memasukki kawasan gedung besar itu.

Akhirnya mereka berdua sampai diparkiran gedung besar itu. Jake dan Shirin langsung berjalan beriringan untuk menuju apartment Jake yang berada dilantai 10 itu.

Jake ini memang pandai menghambur-hamburkan uang.





"Masuk"ujar Jake seraya membukakan pintu untuk Shirin.

Saat memasuki apartment Jake, Shirin terkejut karna melihat apartment yang cukup mewah dan bersih itu. Semua terlihat sempurna dimata Shirin, warna putih yang cerah membuat suasana ruangan itu menjadi sedikit menyegarkan.

"Tumben rapih"puji Shirin yang melihat apartment Jake yang bersih itu.

Shirin langsung menaruh ponsel dan tasnya diatas meja depan TV. Dan berjalan menuju balkon apartment Jake.

"Kamu bersih-bersih sendiri?"tanya Shirin seraya melihat indahnya dan ramainya kota Seoul di siang hari.

"Kamu mau kesini jadi aku sewa orang buat bersih-bersih"ujar Jake seraya membawa 2 minuman seraya mendekat kearah Shirin yang sedang dibalkon melihat pemandangan luar.

Setelah menaruh minuman dimeja yang tersedia disana Jake langsung menghampiri Shirin lalu memeluk Shirin dari belakang.

"Kamu nggak mau cerita apa-apa sama aku?"tanya Shirin seraya mengusap tangan Jake yang memeluk perutnya itu.

"Kamu pengen denger cerita aku yang mana?"tanya Jake.

Shirin memejamkan matanya merasa kecupan mendarat dibahunya. Ada rasa aneh yang menjalar dalam dirinya. Rasa yang berbeda bukan seperti apa yang ia rasakan saat Sunghoon mengecap lehernya kemarin.

Perjodohan√ Where stories live. Discover now