"SUNGHOON CEPET DONG! NAMJA KOK LELET BANGET KAYAK YEOJA AJA!! GUE YANG YEOJA AJA UDAH SIAP!! LAMA-LAMA GUE NIH YANG JADI KEPALA RUMAH TANGGA BUAT GANTIIN LO!" teriak Shirin dengan sekuat tenaganya.
Suasana ribut setelah sarapan pagi tadi sampai sekarang belum juga reda. Shirin sedari tadi menunggu Sunghoon yang sedang buang air besar setelah sarapan tadi.
Karna bosan Shirin pada akhirnya keluar kamar dan memilih menunggu Sunghoon diruang tamu. Biar Sunghoon lebih sadar diri dan lebih cepat saja tapi nyatanya tidak sesuai dengan perkiraannya sama sekali.
Shirin yang mulai kesal itu semakin cemberut seraya sesekali menghentakkan kakinya. Shirin sudah mulai capek berdiri padahal dia bisa saja duduk terlebih dahulu seraya menunggu Sunghoon.
Tapi namanya juga Shirin pasti orangnya tidak jelas. Sudah tidak jelas sering banget marah-marah kasihan Sunghoon pasti dia sangat amat tertekan.
Shirin sudah bersendekap dada melihat kearah Sunghoon yang mulai berjalan menuruni tangga. Lihatlah Sunghoon berjalan dengan sangat santainya seraya membenarkan tatanan rambutnya. Rasanya Shirin ingin sekali menarik Sunghoon tanpa belas kasih.
"Ayo"ajak Sunghoon yang langsung mengandeng tangan Shirin.
"Males"ketus Shirin seraya menatap tajam kearah Sunghoon.
"Rin kamu lagi datang bulan apa gimanasih? Muka kamu dari tadi pagi rese banget"kritik Sunghoon.
Shirin melotot kearah Sunghoon dan Sunghoon juga melotot kearah Shirin karna ia menyadari mulutnya ini melakukan kesalahan lagi.
Kenapa mulut Sunghoon ini ceplas-ceplos sekali tanpa dipikir terlebih dahulu.
'Duh salah ngomong lagi nih gue' batin Sunghoon meruntuki dirinya sendiri
"Sunghoon!!!" pada akhirnya amarah Shirin mulai kepancing lagi.
"Iya sayang"saut Sunghoon dengan nada cukup lirih dan senyum yang terkesan dipaksakan.
"Lo.. Kok ngeselin"ucapan penuh penekanan itu keluar seraya cubitan Shirin pada lengan Sunghoon.
"A-a Rin sakit...."rintih Sunghoon seraya memegangi tangan Shirin yang masih setia mencubitnya.
"Nangis nih gue!"ucap Shirin yang sudah mengerucutkan bibirnya seperti bayi yang mau menangis.
"Aduh babynya Sunghoon mau nangis" goda Sunghoon yang membuat tatapan Shirin berubah lagi menjadi tajam.
"Ampun mbak jago" ucap Sunghoon seraya menempelkan kedua telapak tangannya seperti orang sedang meminta maaf.
Akhirnya Sunghoon langsung berlari menjauh dari Shirin. Sebelum singa betina itu mengamuk lagi dan bisa-bisa rambutnya yang akan jadi sasaran Shirin berikutnya. Sudah tampan begini masa mau diacak-acak lagi.
"Kenapa tuh orang nyebelin banget dah!" kesal Shirin yang melihat Sunghoon berlari setelah itu sudah tidak terlihat lagi.
Shirin juga mulai mengikuti Sunghoon. Mau tidak mau dia harus pergi sekarang karna kalau tidak sekarang takutnya Shirin akan lupa lagi untuk bercerita ke Nancy.
"Silahkan nona cantik"ucap Sunghoon yang sudah siap siaga berdiri membukakan pintu mobil untuk Shirin.
"Nih"ucap Shirin seraya memberikan tasnya kepada Sunghoon.
Sunghoon yang awalnya keheranan melihat Shirin itu akhirnya menerima tas Shirin.
"Bagus-bagus"puji Shirin seraya menepuk pelan bahu Sunghoon.
"Silahkan"ucap Sunghoon dengan lembutnya. Shirin langsung memasuki mobi dan duduk dengan angun.
"Cepat"perintah Shirin.

ESTÁS LEYENDO
Perjodohan√
Novela Juvenil(On Going) Choi Shirin yang terpaksa menerima perjodohan atas dasar bisnis kedua orang tuanya itu harus hidup dengan seorang Namja yang bernama Park Sunghoon. Seorang Namja yang sangat baik walaupun Shirin selalu bertingkah tak baik padanya. Perjod...