6. Albert's Offers

665 101 14
                                    

Untuk kesekian kalinya Albert dibuat kagum oleh gadis ini. Dia benar-benar cerdas. Caranya membuat suatu penawaran untuk mencapai tujuannya terasa sangat elegan. Dia bisa melihat suatu kesimpulan paling cermat dari masalah yang dihadapinya. Hari ini, satu minggu setelah kedatangan terakhir kali Lizzette di kediaman Moriarty, gadis itu kembali dengan sebuah penawaran baru.

Sebuah penawaran berani yang sangat berbeda jauh dari penawaran awal yang gadis itu tunjukkan.

"Milady, sungguhan kau tidak pernah berhenti membuatku terkesan." Dia bicara dengan ketenangan luar biasa. Ada senyum tipis di wajahnya. Sebuah senyum yang menyiratkan kepuasan.

"Saya membutuhkan waktu satu minggu untuk mencapai keputusan ini, saya sangat malu oleh kemampuan saya." Itu bukan kiasan. Dari dalam hatinya, gadis itu sungguhan terlihat tidak puas oleh dirinya sendiri. Dua minggu. Dia membutuhkan waktu dua minggu hanya untuk membuat penawaran bagi kesepakatan yang ingin ia berikan pada keluarga Moriarty.

Di belakang kursinya, Millie tetap berdiri dengan ketenangan luar biasa. Dia menyembunyikan senyum penuh penghargaan. Nona mudanya benar-benar berusaha sangat keras untuk sampai pada kesimpulan ini. Dia bahkan sangat senang saat mendengar respons positif beserta pujian yang diberikan sang Earl muda pada nonanya.

"Dame Summers, Anda benar-benar tidak terduga." Berbeda dari sebelumnya, hari ini, tiga bersaudara Moriarty tengah berada di Mansion. Dan ketiganya secara tidak terduga juga ikut menemui Lizzette. Menemani sang sulung.

"Maaf jika mengecewakan Anda, Profesor. Kemampuan saya jauh dibandingkan dengan Profesor William." Jelas tidak bisa dibandingkan.

Bagaimana mungkin gadis yang terkenal penyakitan bisa dibandingkan dengan sosok yang selalu mendapatkan beasiswa akademi paling bergengsi di seluruh Kekaisaran Inggris? Lizzette malu sampai ke tulang-tulang jika dia harus dibandingkan dengan sosok jenius tanpa kurang apa pun ini.

"Tapi, ini tidak terduga," Si bungsu membuka suara. "Bagaimana akhirnya Dame Summers mencapai kesimpulan ini? Siapa pun yang mengajukan proposal akan menulis sesuatu yang memberikan keuntungan besar, tapi apa yang Dame Summers tawarkan... "

"Ah, itu adalah keputusan paling putus asa yang bisa saya dapatkan setelah frustasi mencari sesuatu yang bisa saya tawarkan pada Lord Albert."

"Hn? Bagaimana maksudmu, Lady Lizzette?"

Lizzette menarik napas perlahan. "Saya sungguhan putus asa setelah menyadari jika Lord Albert tidak tertarik sama sekali dengan melambungnya kehormatan keluarga apalagi dengan kekuasaan. Dan saya belum segila itu untuk menawarkan jasa mencari kandidat untuk mengisi kekosongan Nyonya Moriarty." Jawaban kelewat terus terang dan frontalnya mengundang tawa dari sang sulung Moriarty.

Dia benar-benar tertawa. Dan Lizzette tertegun. Bahkan dalam kondisi seperti ini otaknya masih bisa berpikir, bagaimana mungkin seseorang bisa terlihat sangat elegan dan berkelas bahkan saat dia tertawa? Luar biasa. Tidak heran orang ini menjadi incaran para bangsawan di seluruh London.

William tertawa kecil, sementara si bungsu Louis terbatuk buat menyembunyikan tawanya. Namun, berbeda dengan tiga orang ini, Millie justru rasanya ingin pingsan mendengar ucapan kelewat jujur yang dikatakan nona mudanya dengan begitu santai. Dia tahu watak nona mudanya. Sungguhan. Hanya saja... Ini tidak biasa. Biasanya sang nona muda bisa selalu menguasai diri dan menyesuaikan dengan keadaan, hanya saja kenapa saat ini Millie justru merasa jika nona mudanya seolah tengah bicara dengan sang tuan muda? Kakak dari gadis ini.

"Lady Lizzette, sungguhan... Aku benar-benar penasaran dengan isi kepala cerdasmu." Itu bukan sebuah sarkastis. Itu murni sebuah pujian. Namun sayangnya, Lizzette sama sekali tidak merasakan jika hal itu merupakan sebuah pujian. Hanya sebuah sopan santun untuk mengaburkan kata 'aneh' dengan cerdas.

SerendipityWhere stories live. Discover now