bab 2. Setan bocil

15 6 2
                                    

Aku menolong dia yang baik, tentunya yang tidak berniat jahat padaku

~Trisha Aneska~

Happy reading

"Dah jam segini, ko gurunya belum masuk?" Tanya Risha

"Hemm, Iyya juga ya udah jam 08:10,  seharusnya dari tadi dah masuk, tapi GPP deh jamkos itu kek rezeki buat gue," ucap Alfa, sambil tersenyum lebar.

"Dasar Alfamart, ini nih yang buat Indonesia ga maju, astaghfirulla," ucap Galih, meniruh, gaya seorang ustadz.

"Idih, kek paling bener aja loh, kemarin jamnya pa Soleh aja, lo tidur padahal kan kemarin bahas jin dan setan, ah gue tau keknya loh kerasukan setan Sholeh ya, jadi Sekarang otaknya rada bener."

"Astaghfirullah, Alfamart terlalu mensolimi galih," ucap Galih sambil mengelus dadanya.

Memutar bola matanya malas, Alfa. "Ris, ngapain bengong gitu, sambil liatin galih lagi, Jan bilang lo kerasukan setan patung."

"Itu karena gue ganteng, keren dan tentunya calon imam yang baik," puji Galih pada dirinya sendiri.

"Hahaha, ga, gue ga lagi liatin lo, lebih tepatnya lagi liatin setan bocil di samping lo." Ucap Risha sambil menunjuk letak setan itu dengan dagunya.

"Astaghfirullah, di dimana rish," tanya Galih, yang sudah keringat dingin sedikit bergetar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Astaghfirullah, di dimana rish," tanya Galih, yang sudah keringat dingin sedikit bergetar.

Itu lagi peluk lo dari samping."

"Mampus, karma pasti tu," ledek Alfa sambil tertawa lepas.

"Ja jahat lo." Ucap Galih sambil menelan ludah nya paksa. "Dede setan, mo ngapain?" Tanya Galih yang sudah bercucuran keringat.

"Katanya dia sayang sama kamu," ucap Risha seolah penerjemah bahasa hantu.

"Eh astaghfirulla, percuma sayang kalo dianya ga sayang balik."

"Eh dongo, masih sempat-sempatnya Lo ngebucin." Tegur Alfa sambil memukul lengan Galih.

"Hemm kamu ngapain peluk teman saya?" Tanya Risha pada setan bocil itu

"Dia ayah saya," ucap hantu itu.

"Ehh, Galih Lo udah punya anak?"

"Ehh, gue masih bujang ya."

Alfa hanya diam menyimak, sambil menahan tawa.

"Nama kamu siapa?"

"Nama saya gina."

"Nama dia gina." Ucap Risha kepada Galih dan Alfa.

"Wah cocok sih, Gina, Galih." Pikir Alfa

"Enak aja, gue masih bujang ya, rish, tolong suruh dia pergi dong."

"Gina, pergi ya, Jan gangguin teman kaka."

"Ngga dia ayah Gina," marah anak setan itu, wajahnya seketika menampilkan, luka bagian tengah yang sedikit terbelah, mata yang kiri kosong menampilkan urat-urat nya.

"Astaghfirullah, pergi ga," ucap Risha.

Author POV, jadi suasana kelas saat ini sepi ya, cuman ada beberapa siswa, namun semuanya seakan sibuk, menghiraukan ketiga orang itu.

"Ngga, sebelum ayah saya ikut denganku"

"Tapi dia bukan ayah kamu, nama ayah kamu siapa?"

"Nama ayah saya Tono."

"Tuhkan dia bukan ayah kamu, nama dia Galih," sambil menunjuk galih.

"Terus ayah Gina mana?" Tanya Gina sambil menunduk sedih.

"Oke nanti saya bantu cari ayah kamu
Tapi sekarang kamu pergi jangan ganggu teman saya lagi."
*
*
*

"Jadi rumah kamu di mana?"

"Rumah saya di jalan kenanga, tapi saya tidak tau no berapa."

"Hemm, ingat ciri-ciri rumah kamu?"

"Pagarnya warnah merah, ada hitamnya."

"Oh okok, seharusnya sih ini gampang," batin Risha.

"Hem mungkin ini rumah kamu."

Tok tok tok.

"Permisi."

Tak lama pintu terbuka, menampilkan seorang Pria, sekitar umur 30an tahun, tampak masih mudah.

"Apa benar nama bapa, Tono?"
"Iyya benar, dari mana kamu tau?"

"Maaf pak jadi gina yang ..."

"Gina? Kenapa kamu bisa tau nama anak saya? Anak saya sudah hilang satu Minggu yang lalu."

"Maaf pak, sebenarnya Gina yang yang beritahu saya."

"Apa! terus di mana anak saya Gina."

"Pak Gina susah meninggal, akibat kecelakaan mobil, dan dia datang ke sekolah saya."

"Maksud kamu?
Iyya pak, saya bisa melihat arwah."

"Bagaimana saya bisa percaya? Mungkin saja kan kamu ini penipu."

"Kalo bukan karena gue dah janji mau bantu ni anak setan, males banget gue
, bapanya minta di sleding."

"Kak bilang ayah selalu manggil aku doll."

"Hem bapa selalu manggil Gina doll kan."

"Dari mana kamu tau?"

"Ye ni om2 di bilangin tau dari anaknya." Batin Risha.
"Gina sendiri yang bilang, ni Gina ada di depan bapa lagi nangis."

"Haa, gina di mana kamu nak, ayah kangen, kenapa kamu ninggalin bapa?"

"Kata Gina, dia sayang sama bapa, bapa jangan pernah sedih karnah gina."

"Baik nak ayah ga akan sedih lagi," ucap ayah Gina, yang sudah berlutut, sambil menangis.

"Hiks ayah jangan lupain Gina, Gina sayang ayah, Gina mau pamit."

"Pak kata Gina, ihklasin dia, dia mau pergi, waktunya ga lama lagi."

Hanya ucapan salam perpisahan, seseorang yang di sayang telah pergi untuk selama-lamanya.

Gina pun menghilang, bersatu dengan  angin membawa sejuta luka yang tak ia kehendaki.

Jangan lupa like dan koment🌾

Indigo and The GhostWhere stories live. Discover now