O5

63 34 91
                                    

°|•°'

Gadis cantik bernama Byun Haejin itu berjalan dengan tergesa menuruni tangga dari lantai dua rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis cantik bernama Byun Haejin itu berjalan dengan tergesa menuruni tangga dari lantai dua rumahnya. Mulutnya meracau berbagai macam umpatan kesal karena bisa bisanya ia terlambat untuk pergi bekerja malam hari ini.

Seperti yang kalian ketahui, Haejin sudah menjadi anak yatim piatu sejak ia menginjak umur yang ke delapan tahun.

Di saat dirinya sudah tumbuh dewasa, Haejin memutuskan untuk mulai bekerja agar bisa membantu kebutusan sehari hari yang ia dan kakek neneknya perlukan.

Gadis itu bekerja di salah satu coffee shop sejak awal ia masuk sekolah menengah atas. Karena umur kakek dan neneknya yang sudah semakin tua dan tidak bisa lagi melakukan pekerjaan berat.

Mereka pun memutuskan untuk berhenti bekerja dan semenjak saat itu Haejin lah yang menggantikannya.

Beruntung sang pemilik coffee shop adalah seorang mahasiswa yang ternyata masih berada di pertengahan semester kuliah.  

Jadi ia cukup mengerti akan kondisi ekonomi sang gadis dan memberinya pekerjaan walau kala itu umur Haejin belum cukup legal untuk bisa bekerja. 

Dan Haejin jauh lebih beruntung lagi karena bisa mendapatkan beasiswa di saat memasuki sekolah menengah atas.

Membuat gadis itu tidak perlu susah payah memikirkan biaya sekolah yang harus ia tanggung sendirian. 

"Haejin-ahh.. Kau mau kemana nak? " Tanya seorang wanita yang tampak cukup berumur dengan rambutnya yang didominasi oleh warna putih.

"Nenek.. Aku akan pergi bekerja seperti biasa maaf ya nek tapi aku sudah terlambat, aku pamit.. " Jawab Haejin kepada sang nenek lalu segera berpamitan sebelum pertanyaan lain muncul dari mulut yang lebih tua.

Berjalan cepat menuju pintu utama menghiraukan tatapan khawatir dari sang nenek. "Astaga.. Padahal benjolan di kepalanya saja belum cukup sembuh. Tapi sudah memaksakan diri untuk bekerja, dasar keras kepala. "

Ujar nenek Byun dan memilih berlalu pergi menuju kamarnya untuk mengistirahatkan diri. Ia sudah mengetahui tentang kondisi Haejin setelah mendengar penjelasan dari Jeon Jungkook.

Baru saja lengan Haejin memutar kenop pintu dan membukanya. Tampak seorang remaja lelaki yang tengah berdiri dengan sekantung bungkusan berwarna putih ditangan kanannya.

Gadis itu tampak sedikit terkejut sebelum kembali menetralkan degub jantungnya setelah menyadari siapa tamu tak diundang yang datang kerumahnya malam malam begini.

"Aisshhh.. Jeon Jungkook kau mengejutkanku saja! Ah, tapi ngomong ngomong karena kebetulan kau ada di sini.

Tolong antarkan aku ke coffee shop, aku sudah terlambat 10 menit. Bisa bisa nanti gajiku dipotong Seokjin oppa. " Ucap Haejin lalu menarik lengan Jungkook berniat menyuruhnya untuk mengantar ke tempat sang gadis bekerja.

"Shiro! " Balas Jungkook lalu menghentikan pergerakan sang lawan bicara. Membuat Haejin berdecak kesal akibat penolakan yang ia dapat.

"Ya! Neo jinjja baboya!! Sahabatmu ini tengah membutuhkan bantuan astaga.. "

Haejin menggeram kesal dan memilih berjalan pergi menjauh dengan sedikit berlari. Niatnya ingin naik bis saja, namun lagi lagi Jungkook menghentikan langkah kakinya.

"Kau tidak usah pergi bekerja hari ini, aku sudah meminta izin kepada Seokjin hyung. Dan ia mengizinkannya.. " Ujar Jungkook mencoba menghilangkan sirat ke khawatiran di wajah sang gadis.

"Mwoya?! Bagaimana kau bi- "

"Hari ini kau harus istirahat! Apa kau lupa hahh, siang tadi hampir 3 jam kau tidak sadarkan diri karena benturan di kepalamu.

Untung saja tidak sampai geger otak atau yang lebih parah lagi amnesia. Jadi aku ingin hari ini kau istirahat dengan cukup! " Balas Jungkook memotong perkataan yang akan Haejin ucapkan.

"Tapikan a-aku.. "

"Suthhh... "

Si Jeon menempatkan jari telunjuknya di bibir sang lawan bicara. Membuat gadis itu segera menghentikan ucapannya dan menatap Jungkook dengan wajah yang terkejut.

Sialan, lagi lagi jangtungnya sulit untuk dikendalikan. Kurang lebih seperti itulah isi pikiran gadis bernama Byun Haejin itu saat ini.

Dengan cepat ia menepis lengan Jungkook dari hadapannya. Berjalan cepat melewati sang sahabat dengan kedua kaki yang menghentak dengan kesal.

Lebih tepatnya gadis itu kini tengah salah tingkah sembari menahan rasa malu hanya karena tindakkan sederhana yang Jungkook lakukan.

Ia memilih untuk tidak berangkat bekerja dan kembali masuk kedalam kamarnya. Awalnya kesal karena Jungkook sudah berbuat dengan sesuja hati. Tapi beristirahat untuk satu hari bukan masalah yang besar.

Haejin melempar mantel dan tasnya ke atas ranjang, dan merebahkan tubuhnya di sana. Tak lama terdengar pintu kamar yang terbuka menampakan sosok Jungkook yang berjalan menghampiri sang gadis.

Ia taruh plastik putih yang entah apa isinya itu diatas meja belajar Haejin lalu mendekati sang sahabat dan ikut merebahkan dirinya disamping si Byun.

"Kepalamu masih sakit? " Tanya Jungkook memecahkan keheningan diantara mereka.

"Sudah tidak.. Tapi masih sedikit benjol dan terasa nyeri jika disentuh. " Jawab Haejin sembari memejamkan kedua matanya.

Mendengar penuturan Haejin membuat rasa penasaran Jungkook datang. Ia merubah posisi tidurnya yang terlentang menjadi tengkurap lalu menyentuh kepala bagian atas sang gadis.

Menyibak rambutnya dan melihat benjolan berwarna merah keunguan yang tampak begitu ngilu dimata Jungkook.

Dengan berani lelaki itu membubuhkan kecupan kupu kupu diatas luka Haejin. Membuat gadis itu melebarkan kedua matanya cepat di saat menyadari tindakkan yang Jungkook lakukan.

"Ya! A-apa yang kau lakukan?! " Tanya Haejin kesal setelah merubah posisi tidurnya menjadi duduk. Menyentuh luka yang baru saja Jungkook kecup dan menatap sang sahabat dengan pipi yang sedikit merona.

"Memberikan sedikit kecupan, siapa tau lukannya cepat sembuh. " Jawab Jungkook dengan wajah yang kelewat polos. Membuat Haejin lagi lagi berdecak sebal karena debaran aneh yang datang kembali kepadanya.

"Jangan diulangi lagi! " Titah Haejin sembari menunjuk wajah datar Jungkook. Lalu melangkahkan kakinya pergi menuju dapur dengan niat membasahi tenggorokannya yang terasa mengering.

Itu hanya sebuah alasan. Karena jika ia terlalu lama berdiam diri didekat si lelaki september. Bisa bisa jangtungnya meledak seketika.

Tidak tidak! Haejin masih sayang nyawa.

Dasar bodoh.

°|•°'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°|•°'

See you.

Still with You ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang