ᴇɴᴇᴍ

627 68 4
                                    

   Setelah kembali ke kerajaan Snakendy hari ini Neder mengajak Avi untuk mengunjungi kerajaan tetangga. Neder berniat mengundang mereka dalam acara pernikahannya, saat ini memang hanya anggota Kerajaan Snakendy yang mengetahui acara tersebut.

"Na na na na na, Na Jaemin ehhh" Avi menatap pantulan dirinya di cermin,

Ia merapikan rambutnya yang disanggul "Ohh lihatnya bidadari ini sebentar lagi akan menjadi istri raja eh Kaisar ehh terserah lah" Neder yang melihat kelakuan tidak jelas Avi hanya memasang wajah datar.

"Cepat, apa kau mau berjalan sendiri menuju gerbang istana hm?" Pertanyaan Neder membuat Avi kelimpungan, hah pasalnya menuruni tangga saja memerlukan waktu dua puluh menit apalagi harus berjalan sendirian menuju gerbang istana.

Avi merapikan pakaiannya dan menatap dirinya pada pantulan cermin "Yah perfect" Avi berjalan menghampiri Neder kemudian ia merangkul lengan kiri Neder.

Neder yang mendapat perlakuan tersebut hanya tersenyum tipis.

"Baiklah cium aku dulu"

"Heh apa itu, gamau ah dasar ular buriq" Walaupun Avi menolak tetapi ia tetap mendekatkan wajahnya pada wajah Neder dan...

Chupp

Ciuman Avi mendarat pada dagu Neder, melihat senyum lebar yang ditunjukkan Neder kini Avi menjadi salah tingkah.

Oh shit, kok ganteng si anjir.

🐍🐍🐍🐍

Kini Neder dan Avi telah sampai pada kerajaan yang ditujunya, mereka kini tengah berada disebuah aula yang lumayan mewah yah walaupun tidak ada apa-apanya dibanding dengan Kerajaan Snakendy.

"Sttt apakah aku boleh berkeliling didekat sini, aku janji secepatnya akan kembali" Neder yang mendengar bisikan Avi hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawban.

Kini Avi berjalan sembari melihat isi dari kerajaan ini. Tatapannya terpaku pada sosok balita yang mungkin baru menginjak usia empat tahun.

Avi menghampiri balita tersebut dan berjongkok didepannya.

"Hei sedang apa disini tampan?" Tanya Avi pada balita tersebut.

Balita itu- Raigan yang biasa dipanggil Igan mendongakkan kepalanya  ketika mendengar suara yang sangat lembut, ia menatap Avi sembari menjulurkan tangannya tanda ia minta digendong.

Avi yang melihatnyapun langsung menggendong Igan dengan telaten, Avi memperhatikan leher Igan yang terdapat sisik ular dan ia berpikir bahwa itu sangat keren karna cocok dengan Igan yang tampan dan menggemaskan.

"Nama kakak Avi, nama kamu siapa tampan" Avi bertanya sambil berjalan menuju taman yang terdapat banyak bunga disamping istana.

"Panggil Igan saja kak, eumm ka Avi kulitnya bersih banget" Igan menjawab sembari menciumi leher Avi.

"Ummm kakak juga wangi ga kaya orang-orang disini baunya gaenak" Avi yang mendengar penuturan Igan langsung panik.

Oh ayolah Avi juga mencium aroma amis ketika bersama manusia eh siluman ular disini. Ah entah mengapa Neder dan Igan memiliki aroma yang harum dan khas.

Avi mendudukkan Igan dipangkuannya, ia memainkan tangan kecil Igan yang terdapat tato sisik itu.

"Igan, dengar yah. Walaupun Igan merasa aroma orang gaenak atau Igan merasa tidak nyaman tapi, Igan harus tetap menghormati dan menghargai mereka. Kak Avi tau kalau Igan pangeran yang berhati baik kok" Avi menjelaskan dengan lembut dan mengelus rambut Igan dengan lembut.

"Eunggg Igan paham-! Terimakasi kak Avi.. chup" Setelah mendaratkan satu kecupan pada pipi Avi, kini Igan menggandeng tangan Avi menuju Aula.

Di sisi lain kini Neder sedang menahan amarahnya. Pasalnya kini Putri Septi yang tak lain adalah saudari Igan tengah menggodanya.

Oh lihatlah bahkan ia sudah menanggalkan jubahnya, Neder merasa jijik kala melihat kelakuan putri ini.

"Neder.... apakah aku tidak cantik sampai kau tak mau menyentuhku?" Putri Septi dengan berani membelai dada Neder dan mendekatkan wajahnya berniat mencium bibir ranum Neder.

"Menjauhlah" ujar Neder dingin.

Septi tidak menghiraukan kemauan Neder dan kini ia dengan berani duduk dipangkuan Neder.

Neder hanya menghela nafas jengah.
Ia berusaha mati-matian agar tidak memusnahkan Putri sampah di hadapannya ini.

.....

"Aye aye ayo Igan kita masuk, sepertinya mereka sudah selesai bicara" Avi dengan ceria menggenggam tangan mungil Igan.

"Eummm" Igan membalas dengan senyuman yang lebar dan menganggukkan kepalanya.

Kriettt...

"Hah apa ini? Adegan pangku memangku?" Avi terkejut bukan main kala mendapati seorang wanita yang duduk dengan nyaman di pangkuan Neder.

Neder yang melihat kehadiran Avi panik bukan main, ia langsung berdiri dan menyebabkan Putri Septi jatuh ke lantai dengan lumayan keras.

"Avi... ini bukan.." ucapan Neder terhenti karna mendengar tangisan Avi.

"Kenapa? Hiks  Kenapa di saat aku hiks hiks  mengandung anakmu tetapi kau tega berbuat seperti ini?" Avi berujar sembari mengelus perutnya yang rata karna kelaparan.

Igan langsung saja menatap tajam kakaknya dan juga Neder, ia ikut mengelus perut rata Avi sembari menyuruh Avi menghentikan tangisnya.

"Dasar sampah, ini karna kamu Aviku menjadi sedih dan menangis" Neder mendorong Septi dengan kencang hingga ia membentur dinding.

"Ah sudahlah kak Neder bersama kakaku saja. Biar Igan saja yang menjadi ayah sekaligus suami kak Avi" Ujar Igan dengan lugunya.

Mereka bertiga terkejut karna mendengar penuturan balita itu.
Sedangkan Avi kini sedang menahan tawanya, ahhh andai Igan sudah dewasa Ia pasti akan langsung menerima Igan.

"Heh wanita ular, jangan sampai kamu sentuh calon suamiku lagi. Ahh atau aku akan memusnahkanmu tentu saja dengan bantuan Neder" Setelah memberi peringatan pada Septi.

Kini Avi mengandeng lengan Neder dangan mesra dan keluar dari Aula.

"KAK AVI AKU CEMBURUUU-!!!"

Triakan Igan yang sangat keras membuat Avi yang kini berada di luar istana tertawa karna merasa gemas dengan balita itu.

"Ekhm soal tadi maaf"

"Halah, digituin aja bukan langsung menghindar tapi malah dinikmati dulu"

Mendengar jawaban Avi dengan nada ketus kini Neder menatap Avi dan menunjukkan senyum manisnya.

"Ah apa kau cemburu?"

"Lah jelas iya" saat menyadari perkataannya Avi langsung saja menyembunyikan mukanya di dada Neder.

"Aku tidak cemburu tadi bibirku kepeleset sedikit"
Neder mendekap Avi dengan hangat dan menghiraukan kicauan Avi.

"Avi ingatlah, aku semakin tidak rela membagi dirimu untuk orang lain bahkan dunia sekalipun. Aku akan menjagamu selamanya" Ujar Neder dengan nada yang begitu lembut.

Avi yang mendengar kata-kata manis Neder menjadi baper terhadap Neder.

🐍🐍🐍🐍

Selamat sore.

Neder: Kalian yang baca cerita ini asal daerah mana aja nih???

12-08-21

My Spoiled SnakeOnde histórias criam vida. Descubra agora