1# Grim Reaper and his (absolutely) rules

5.1K 265 8
                                    

Allo~
Let me introduce, its my first writing, so i hope it will good enough for you to read (not to waste your time) hihi...

If there was any mistake or false and anything else, don't mind to give some advise or criticize!

Happy reading!


***

Resyakilla mengendus sekali lagi bau yang kini menempel di jaket denimnya. Harusnya tidak berbau seperti ini. Ia tidak ingat pernah memakai parfum bercampur aroma mint. Jaket ini baru ia pakai sekali—saat festival olahraga kampusnya—lalu ia gantung di lemari yang sudah hampir 2 minggu yang lalu. Eca—nama panggilannya—menyernyit, karena tak kunjung menemukan pencerahan darimana asal bau ini.

“Kenapa sih Ca?”

“Ini, kok bisa sih, parfumku yang biasanya aroma bunga-bungaan jadi bau mint gini.”

“Lah siapa yang pake, kan lo doang yang tau.”

Resyakilla menatap sinis pada Lukas yang sudah siap untuk menggas mobilnya. Resyakilla memasang sabuk pengaman saat Lukas sudah menjalankan mobilnya keluar dari halaman rumah. Lukas memberi salam kepada satpam yang bertugas dirumah dengan sapaan ramah.

“Lo udah pamit sama grim reaper kan?”

Resyakilla menatap jengah kearah Lukas yang sepertinya selalu mengulang pertanyaan yang sama sejak kemarin. “Udah udah. Tenang aja. Lo takut banget sih sama Om lo itu, gak cocok sama sekali buat berandalan kampus macam lo.”

“Eitss jangan salah. Meskipun berandalan, gue tetep takut mati keleus! Nah, makanya takut sama grim reaper itu wajar lah.”

Resyakilla tidak bisa menahan tawa melihat kekonyolan Lukas yang benar-benar takut dengan manusia yang mereka sebut ‘grim reaper’ pencabut nyawa. Yah meskipun nggak sesungguhnya pencabut nyawa, setidaknya julukan itu cocok disematkan pada laki-laki itu karena sikap dingin nan kejam yang dimilikinya. Dia tidak akan segan menggantung kepala Resyakilla ataupun Lukas kalau mereka berdua melanggar aturannya. Setidaknya itu yang Resyakilla pahami setelah 2 tahun tinggal bersama di Nirvana Castle.

“Dia ada kunjungan bisnis, kata Adam baru pulang besok. Jadi kita aman.” Balas Resyakilla sembari merapikan isi tasnya.

Lukas yang mendengar hal itu tiba-tiba mengerem mendadak, membuat Resyakilla agak terdorong kedepan dan hampir terbentur dashbor mobil.

“Gila! Lo gila ya, kok ngerem mendadak sih!”

Untung saja mereka masih ada di jalanan kompleks perumahan yang tidak banyak kendaraan melintas, kalau saja mereka ada dijalan raya, bisa saja mereka sudah menuju dunia lain!

“Jadi lo beneran belum bilang Om Jo?”

Kedua alis Resyakilla yang tadi mengerut menahan marah pada Lukas mendadak memulur. Wajah Lukas terlihat benar-benar syok, hampir megap-megap seperti kekurangan oksigen. Resyakilla segera memegang tangan Lukas yang ada di tuas persneling.

“Tapi gue udah bilang Adam kok, just in case.” Resyakilla meringis untuk memenangkan hati Lukas. Ia tidak mau rencana yang sudah ia bangun sejak 3 hari terakhir ini menjadi berantakan hanya karena Lukas tidak mau mengajaknya keluar dari penjara mewah itu. Resyakilla bisa mati bosan di rumah selama 3 harian ini. Kalau dulu biasanya oke saja, tapi ia tidak menyangka kalau ia juga bisa bosan juga dirumah mirip istana yang memiliki fasilitas lengkap itu.

“Lo yakin gak papa?”

“Iya Luke! Pliss, aku mati bosen banget. Lagian kita juga mau ke kampus kan, refreshing, nggak kemana mana juga.”

Billionaire Marriage PartnerWhere stories live. Discover now