am i obsessed?

26.1K 986 206
                                    

┌─── · 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ───┐
A JaeRen fanfiction
└─── · 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ───┘
.

.

🚫Mature content🚫
⚠️Not for children ⚠️
🔞 Sex scene 🔞

Mention of Murder, blood, pedophilia⚠️
‼️Not to be imitated‼️

.

.

🖇·˚ ༘ ┊͙[Happy reading] ! ˊˎ

Peti mati berbahan dasar kaca transparan didepannya ia pandangi dengan tatapan memuja. Didalamnya terdapat raga tak bernyawa yang masih terlihat bagus akibat bantuan bahan pengawet.

Jemari panjangnya bergerak mengusap permukaan peti seolah mengusap wajah ayu didalamnya. Di sekeliling tubuh yang terbujur kaku itu terdapat banyak kelopak mawar merah.

Mata cantik dengan bulu mata lentik itu tertutup damai selama sepuluh tahun lamanya. Bibir kecil yang pernah ia sesap itu pun ikut terkatup rapat dan tidak akan pernah terbuka lagi untuk melontarkan kata-kata makian seperti sepuluh tahun lalu.

Raga mungilnya terbalut tuxedo hitam dengan sedikit sentuhan warna merah dan kemeja putih di dalamnya. Cantik, pujinya dalam hati. Seseorang didalam peti ini selalu cantik dimatanya, bahkan saat raganya sudah tidak bernyawa.

Setelah puas memandangi peti mati itu, ia beranjak dari tempatnya berdiri. Mematikan lampu ruangan dan pergi keluar meninggalkan tempat yang tidak seorang pun mengetahuinya. Sebelum benar-benar pergi meninggalkan ruangan itu, ia berbalik dan tersenyum manis menampilkan cacat yang indah dikedua pipinya.

"Sampai jumpa lagi sayang, aku akan segera kembali."

..⃗.🕊•̩̩͙⁺゜ ⤾·˚ ༘ ◡̈

Hening, ruang makan itu hening tanpa adanya suara yang keluar kecuali gesekan antara sumpit besi dengan mangkuk kaca. Sang kepala keluarga hanya diam meneguk kopi hitamnya memperhatikan sang putra yang memakan sarapannya seolah tidak ada orang disana selain dirinya sendiri.

Satu helaan lolos, sudah hampir dua belas tahun ia merasakan hal seperti saat sarapan dan makan malam. Sudah lama tapi masih belum bisa terbiasa.

Rumahnya, terlalu senyap dan dingin untuk di tinggali mereka berdua. Sejak ia memutuskan bercerai dari putri tunggal keluarga Park, dan hak asuh sang anak jatuh kepadanya dua belas tahun yang lalu, sejak itu pula rumah megah dan besar ini kehilangan kehangatannya.

Sebenarnya, bisa di bilang ini salahnya. Jika saja saat lima tahun pertama perceraiannya ia memberikan seluruh perhatiannya pada sang anak, mungkin Jung Jeno--putranya--tidak akan bersikap dingin dan membalas perbuatan sang ayah kepadanya.

Ingin memperbaiki semuanya, namun sudah terlambat. Putranya sudah jauh dari jangkauannya. Nyaris tidak menganggap keberadaannya, mungkin jika Jeno tidak membutuhkan uangnya ia benar-benar tidak di anggap di rumah ini.

Menyedihkan memang, tapi itu faktanya.

"Bagaimana sekolahmu?" Basa basi yang sudah terlampau sangat basi, sudah berulang kali mengucapkan itu saat mereka bertemu. Seolah tidak ada pertanyaan lain selain itu. Jeno mengangkat kepala dan menatap sang ayah dengan alis yang naik sebelah. "Baik." Hanya satu kata itu yang keluar untuk kemudian ia melanjutkan makannya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 03, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

34+35🔞 •JaerenWhere stories live. Discover now