#05

419 85 48
                                    

🌟 Seongjoong 🌟

. . .

CAUTION :
Terlalu menghayati cerita fiksi dapat menurunkan tingkat konsentrasi dan menimbulkan efek2 baper(?). Gejala seperti naiknya tekanan darah, euforia, cengengesan, mual2 dan hasrat ingin gampar seseorang bukan merupakan tanggung jawab author.

.

.

.

Happy Reading~ ^^

.

.

.

.

.

Hari Minggu, Hongjoong keluar dari rumah di pagi hari. Dia tak perlu minta izin pada siapa-siapa—tak ada siapa pun di rumah, dan lagi, ibunya juga telah tahu bahwa dirinya hari ini akan belajar di luar bersama sang guru.

Hongjoong membuka pintu gerbang dan lantas tersenyum begitu melihat mobil Seonghwa telah menantinya dengan si pemilik di kursi kemudi. Pria itu juga tersenyum padanya.

“Selamat pagi, Ssaem,” sapa Hongjoong sembari membuka pintu dan duduk di sebelah sang guru.

Seonghwa sempat tertawa samar-samar melihat wajah Hongjoong yang hari ini terlihat semringah. Dilihatnya Hongjoong mengenakan sabuk pengaman, sementara dirinya sendiri mulai melajukan mobil.

“Hari yang indah, bukan?” Seonghwa bertanya membuka percakapan, memastikan suasana mobil cukup nyaman untuk muridnya. “Kau sudah makan?”

“Eum,” Hongjoong menjawab sambil mengangguk, lalu menoleh pada Seonghwa—dan sekejap terdiam.

Mendadak Hongjoong terpaku begitu memandang gurunya tersebut dari ujung ke ujung. Seonghwa hari ini tak mengenakan pakaian rapi semi formal seperti biasanya. Bukan kemeja dengan sweater atau cardigan.

Hari ini Seonghwa mengenakan kaos putih dengan jaket kulit hitam yang dipadukan bersama celana jeans. Penampilan ini tidak seperti Park Seonghwa—atau setidaknya, bukan Park Seonghwa yang selama ini dilihat Hongjoong.

“Kau mau ke toko buku dulu? Aku bisa merekomendasikan buku-buku yang mungkin kau butuhkan saat ujian evaluasi besok.”

Kata-kata Seonghwa tersebut praktis tak mendapat tanggapan dari Hongjoong. Anak lelaki yang satu itu diam mematung.

“Hongjoong?” Seonghwa pun memanggil, tapi tak ada sahutan.

Mau tak mau Seonghwa mesti memeriksa kenapa Hongjoong tak menjawab pertanyaanya. Namun begitu ditoleh, dia malah bertemu dengan kedua mata si murid yang menatap padanya.

Seketika itulah Hongjoong berpaling. “Oh—” dia tersadar dari lamunan, “—maaf, Anda bilang apa?”

Hongjoong menunduk dan mengusap tengkuknya. Untuk beberapa alasan dia gugup.

Gelagat lucu Hongjoong sempat membuat Seonghwa heran sekaligus geli. “Kau baik-baik saja?” dia bertanya.

“I-iya, aku hanya—eum … sedang memikirkan sesuatu.”

Tentu saja jawaban itu bohong. Sebab, kepalanya saat ini malah betul-betul kosong. Sementara dirinya tak bisa mengalihkan pandangan dari sang guru yang tengah berpenampilan kasual di sampingnya.

Tomorrow | ATEEZ Seongjoong [COMPLETE]Where stories live. Discover now