Chapter 8

5.7K 517 29
                                    

8.00 p.m.

Hari sudah malam...... yah memang malam. Kim Dokja merasa sesuatu yang aneh dengan dirinya malam itu. Wajahnya memanas diikuti dengan perasaannya yang kini sedang bergejolak, marah.

Kakinya merasakan sensasi air yang lembut, tekstur kulit yang agak kasar meliputi permukaan kulit kakinya. Kim Dokja menatap kosong ke arah Yoo Junghyuk, yang kini sedang membersihkan kakinya menggunakan tangan kosong dengan air panas dek wangi.

What the hell? Dia sekarang lagi ngapain, sih? Batin Kim Dokja di hati.

Sebelum ini, Yoo Junghyuk mengajaknya duduk di sebelahnya dan mengatakan kalau dia ingin membicarakan sesuatu. Kim Dokja mengira bahwa mereka akan menyelesaikan masalah yang terjadi di antara mereka dengan menanyakan soalan mereka masing-masing tapi ini malah sebaliknya. Dia hanya mendiamkan diri dan termenung untuk waktu yang sangat lama. Sekarang, Yoo Junghyuk malah memandikan kakinya dan dia juga tidak menanyakan apa pun kepada Kim Dokja.

Kim Dokja bingung. Dia harus memecahkan suasana yang semakin hari semakin hening ini. Dia sudah tidak tahan dengan suasana ini yang semakin membunuhnya karna rasa penasarannya yang kian menumpuk.

"Hei, Yoo Junghyuk."

Tiada balasan darinya. Kim Dokja ingin menguji Yoo Junghyuk. Seberapa lama dia akan berdiam diri sahaja seperti ini?

"Hei, Junghyuk. Apa kamu menyukaiku?"

Tangan Yoo Junghyuk terhenti karna pertanyaannya yang sangat absurd itu. Dia tidak bereaksi tapi gerakannya berhenti dari melakukan aktivitinya. Tangan besarnya sekarang mendarat kemas di atas permukaan kakinya Kim Dokja.

'Hmm, nampaknya dia sudah kepancing. Hehe.' Kim Dokja bersorak senang di dalam hatinya.

Kim Dokja baru sahaja ingin menjahilinnya lagi tapi dicegah dengan pertanyaan yang diajukan secara tiba-tiba oleh Yoo Junghyuk.

"Dokja, apa kamu sakit?"

Deg!

Ada sesuatu yang perlahan-lahan merayap di seluruh tubuh Kim Dokja. Sensasi aneh tersebut semakin lama membuat Kim Dokja susah bernapas. Tangannya mengigil, bukan karna ketakutan tapi karna kesakitan yang dialaminya.

"Apaan sih?" Kim Dokja berusaha menyeimbangi napasnya. Dia tidak boleh ketahuan di sini.

Yoo Junghyuk hanya diam dan sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu. Mungkin, tapi bukan itu yang Kim Dokja perhatikan. Leher jenjang milik Yoo Junghyuk memenuhi ruang penglihatan Kim Dokja. Dia menelan ludahnya, berusaha mengawal dirinyan. Kepalanya pusing tatkala melihat leher Yoo Junghyuk yang putih mulus itu.

"Em? Kim Dokja, apa yang...." Yoo Junghyuk terkaku sebentar waktu dia melihat ke atas.

Kim Dokja tidak dapat membendung nafsunya, dia terus menyerangnya dan dengan sekuat tenaga dia mengigit leher Yoo Junghyuk seperti binatang buas yang kelaparan di tengah-tengah hutan rimbun. Air yang berada di baskom tertumpah dan itu membuat baju serta celannya Yoo Junghyuk basah.

"Kuhh! Hei, apa yang kamu lakukan?!" Jerit Yoo Junghyuk, keras.

Kim Dokja mengabaikan rintihan Yoo Junghyuk. Dia memeluknya dan meninggalkan kesan gigitan yang cukup dalam di sekitar lehernya. Darah jelas mengalir di luka yang dibuat oleh Kim Dokja tapi Yoo Junghyuk tidak melawan seperti biasanya. Dia hanya memejamkan matanya sekuat tenaga dan berusaha menahan sakit yang dialaminya.

Badan Kim Dokja terasa panas seperti air yang baru mendidih, keringat memenuhi mukanya yang juga sedang menahan sakit. Dia tidak tahu kenapa semuanya terjadi seperti ini, dia tidak mahu melukai orang yang penting baginya. Tidak...... dia tidak mahu.

UNEXPECTED LOVE (FANFICTION) OMNISCIENT READER'S VIEWPOINTWhere stories live. Discover now