23. "Teror!"

972 42 1
                                    

"Permisi bos," ujar Henri.

"Gimana udah berhasil?" tanya Jennie.

"Beres bos pokoknya aman dah,"

Jennie tersenyum licik. "Bagus, sebentar lagi Rumah Tangga mereka berantakan dan gue yakin sekarang pasti mereka sedang berantem karena sifat seorang Arkan adalah cemburu dan tidak mudah percaya,"

Jennie dan Henri tertawa puas.

"Satu persatu rencana gue berhasil, dan sebentar lagi seorang Arkan akan kembali lagi pada gue!" ujar Jennie dengan tersenyum licik.

Jennie menyodorkan amplop yang berisi uang pada Henri. "Ini bayaran lo, apapun yang gue suruh lo harus laksanain tanpa harus gagal, Ngerti lo?!"

"Beres bos!"

👀👀👀

"Ahhh badan gue rasanya remuk semua capek banget gila!" ujar Satria sambil merebahkan badannya di sofa ruangannya.

"Haha kan itu tugas lo," balas Ali.

Satria tertawa pelan mendengarkan ucapan Ali.

"Oh ya Li, gimana ya keadaan mantan bos lo?" tanya Satria.

"Siapa?" tanya balik Ali.

Satria berdecak. "Arkan, kan dia mantan bos lo,"

"Oh dia, gue mana tau kan gue seharian sama lo lagian gue udah nggak pernah chattingan lagi sama dia," balas Ali.

"Semoga mereka nggak kayak dulu lagi ya,"

"Gue harap gitu,"

"Lo nggak mau balik lagi kerja bareng Arkan?"

"Kenapa lo tanya gitu? Lo udah keberatan kalau gue kerja sama lo?"

"Bukan gitu, lo ngundurin diri karena berantem sama dia kan? Terus lo juga udah baikan lagi sama dia, maksud gue Arkan kondisinya nggak kayak dulu lagi apa lo nggak mau bantuin dia?"

"Jujur aja sih gue pengen balik kerja sama Arkan lagi sebejat apapun dia atau sebodoh apapun dia, Arkan tetap sahabat gue. Walaupun gue agak kecewa sama dia karena setau gue dia nggak pernah bersikap kasar sama cewek tapi dia tetap sahabat gue termasuk lo, gue udah nganggep lo sebagai sahabat gue bahkan saudara kandung gue sendiri,"

"Gue ngerti kok! Nanti kita coba tanya dia ya,"

"Hari ini ada pasien lagi?" lanjut Satria.

"Hemm setelah gue cek sih udah nggak ada, kenapa?"

"Gue mau pulang hari ini gue capek banget,"

Ali mengangguk paham. "Yaudah lo pulang aja nanti gue bilang ke pusat informasi Rumah Sakit,"

"Thanks ya," ujar Satria sambil tersenyum dan bergegas untuk pulang.

👀👀👀

If only i had wings i will fly, i'll find another world. For what i'm here?

Ingin rasanya pergi dari dunia ini berpindah ke dunia lain, tapi apakah mungkin bisa?.
Entah sudah berapa ribu air mata ini jatuh selama aku menjadi seorang istri, kebahagiaan kemarin tidak sebanding dengan air mata ini. Aku hanyalah manusia biasa yang berharap akan selalu bahagia namun manusia hanya bisa berharap Tuhan lah yang berkuasa dan berkehendak. Kapan aku mendapatkan pelangi? Apakah aku terus mendapatkan hujan tanpa adanya pelangi?.

-Aneisha Clarabell Davinia-

Setelah kejadian tadi pagi Ica terus memikirkan siapa yang mengirim kotak itu dan berisi foto Ica dengan laki-laki lain lebih parahnya orang itu tega mengedit foto Ica tanpa pakaian, cobaan apalagi ini Tuhan?.

"Mbak Lisa!!"

Ica tersentak mendengar teriakan suara Arkan memanggil Mbak Lisa, Ica buru-buru keluar dari kamar tamu yang dulunya menjadi tempat tidur Ica dan sekarang Ica kembali lagi ke tempat tidur itu.

"Kenapa Mas? Mas butuh apa?" tanya Ica.

Arkan melihat Ica dengan tatapan sinis. "Gue panggil Mbak Lisa bukan lo jalang,"

"Mas harus berapa kali sih aku bilang foto itu cuman editan Mas dan aku juga nggak kenal siapa laki-laki itu, tolong percaya sama aku!" ujar Ica yang terus berusaha untuk Arkan percaya bahwa foto itu bukanlah dirinya.

Ica meneteskan air matanya lagi hatinya sangat sakit sekali Arkan menyebut dirinya Jalang.

"Mbak Lisa!" Arkan tak menghiraukan ucapan Ica.

Mbak Lisa menghampiri Arkan dengan sedikit berlari. "Ya Tuan ada apa?" tanya Mbak lisa.

"Tolong bilang ke Pak Steven suruh siapkan mobil saya ingin ke kantor,"

"Baik Tuan!" balas Mbak Lisa.

"Tapi kan Mas kondisi kamu belum memungkinkan," ujar Ica.

"Apa hak lo larang gue? Mending lo urusin cowok yang udah ngajak lo tidur!" balas Arkan tajam.

"Kenapa sih Mas kamu nggak mau denger penjelasan aku dulu? Aku ini istri kamu Mas kenapa kamu lebih percaya dengan foto itu? Kamu sendiri aja nggak tau siapa yang ngirim kenapa kamu percaya gitu aja?" ujar Ica sambil terisak-isak.

"Hapus air mata buaya lo!"

"Dengan teganya kamu menyebut aku sebagai jalang, apa aku sehina itu di mata kamu? Apa aku terlihat sebagai wanita penggoda? Ya Tuhan Mas, kamu boleh sakiti aku, hina aku tapi jangan pernah nyebut aku JALANG. KARENA AKU BUKAN PEREMPUAN SEPERTI ITU KAMU NGERTI ITU MAS?!" keluar sudah uneg-uneg Ica yang sedaritadi ia tahan.

Arkan terkejut melihat Ica marah sambil berteriak tidak seperti biasanya ia seperti itu.

"LO UDAH BERANI SAMA GUE HAH?!" bentak Arkan.

"KENAPA? KAGET AKU BISA MARAH HAH? AKU KAYAK GINI KARENA UDAH NGGAK TAHAN KAMU NYEBUT AKU JALANG, WANITA MANA YANG NGGAK SAKIT HATI JIKA DIRINYA DISEBUT SEPERTI ITU?!" balas Ica dengan teriak.

"LO INGET MAUPUN LO SELINGKUH GUE NGGAK MASALAH GUE JUGA BISA SELINGKUH DARI LO, GUE,---"

"Sayangnya aku bukan perempuan suka selingkuh yang ada diri kamu selalu selingkuh di belakang aku, sekarang aku tanya sama kamu. Apa aku pernah marah ketika aku liat kamu sedang bercumbu dengan Jennie? Apa aku pernah marah sama kamu saat kamu bermesraan sama Jennie di depan aku? NGGAK KAN? KENAPA DENGAN HAL KAYAK GINI KAMU MALAH MARAH DAN DENGAN TEGANYA NYEBUT DIRI AKU JALANG?! PIKIR PAKAI OTAK MAS!"

Setelah Ica mengeluarkan uneg-uneg yang ia tahan Ica berlari memasuki kamar tamu untuk menenangkan hatinya yang sangat sakit sekali.

Arkan terdiam mendengarkan ucapan Ica, Arkan merasa bersalah pada Ica karena ia telah berkata kasar lagi pada Ica. Arkan memutuskan untuk masuk ke kamar tamu dan meminta maaf pada Ica.

"AAAAAA BAPAK IBU AKU TAKUT!!!!!!!"

Arkan mendengarkan jeritan Ica bingung apa yang terjadi dengan Ica?.

"PERGI KAMU PERGI!!!!!"

Halo terimakasih yang sudah baca semoga suka ya!

Jangan lupa vote, komen, dan follow!

Ditunggu part selanjutnya!

Kamsahamnida❤.

I Will Go Out Of Your LifeWhere stories live. Discover now