Ch. 01. Bunuh diri

42 27 4
                                    

SHRAASSH

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

SHRAASSH...

Langit malam yang tadinya baik-baik saja kini memunculkan rintik lalu disusul dengan hujan deras.

"Hhuffhh..." Alice menghela napas panjang.

Sepertinya, hujan hari ini merupakan kesialan bagi Alice gadis cantik berambut pirang.

Dia bahkan belum mengganti seragam sekolahnya karena ingin segera pergi ke taman dekat rumahnya untuk menenangkan pikirannya. Tetapi hujan deras menghalangi niatnya.

Ttik.

Gadis itu mematikan tv yang mulai menayangkan berita cuaca.

'Membosankan!'

Merasa tidak melakukan kegiatan apapun, ia memutuskan membuat teh di cangkir favoritnya.

Seteluh menyeduhnya dengan air panas. Dia langsung meniup dan menyesapnya secara perlahan sambil menikmati sedikit rasa pahit dan manisnya rasa teh.

Alice berjalan dengan hati-hati membawa cangkir panas itu dan duduk di lantai dua rumahnya.

TTRAAK..

Dengan perlahan, Alice menggeser gorden dan matanya tampak berkaca-kaca karena kagum melihat pemandangan dari luar jendela.

'Ternyata rumah punya pemandangan yang menarik.' Pikirnya.

Dia dapat melihat jelas jalanan lalu lintas dan kendaraan-kendaraan yang berlalu lalang. Air hujan memantulkan cahaya kendaraan dan cahaya terangnya bulan sehingga pemandangan itu tampak lebih indah. Seperti di dalam adegan film.

Alice menghentikan kegiatannya ketika melihat refleksi bayangannya di jendela.
"Alice.. Betapa bodohnya dirimu!" Gadis itu tersenyum miris.

Aalishia Prim atau Alice adalah gadis sekolah menengah atas yang bersekolah di Starry Highschool. Sekolah elite yang berada di kota tempatnya tinggal sekarang.

Dia tinggal seorang diri sejak dia memasuki sekolah menengah pertama.

Ibunya tidak pernah lagi melihatnya saat itu karena sudah menikah dengan pengusaha kaya dan sudah mempunyai tiga orang anak. Sedangkan ayahnya memberinya rumah untuk tempatnya berteduh serta uang bulanan dengan syarat bahwa dia tidak boleh mengunjungi ayahnya yang juga sudah mempunyai keluarga baru.

Bukan hanya itu. Dia juga menjadi sasaran perundungan di sekolahnya.

Orang-orang yang tidak bertanggung jawab itu telah merebut masa-masa mudanya yang seharusnya dia berada di keluarga yang bahagia dan bisa bermain seperti orang lain.

Karena hal itu. Alice terpaksa menjadi dewasa di usia yang masih muda.

Dia hidup dalam ketakutan bahkan hanya untuk menatap mata orang lain.
Tetapi, sepertinya dia telah mencapai batasnya.

LOST IN THE WORLD OF THE DEATHWhere stories live. Discover now