Plester & Obat Merah

19 8 0
                                    

Jessi terlihat sedang sibuk menelfon seeorang yang sudah sedari tadi dirinya tunggu. Saat ini Jessi berada dikelasnya sambil mencoba menghubungi Diva yang sedari tadi tidak mengangkat telfonnya.

Jessi berkata "Ini Diva kemana si? Dia enggak lupa kan kalo pagi ini ada kuis."

Sementara itu kelasnya sudah terisi hampir setengahnya. Waktu kuispun juga sebentar lagi akan dimulai. Jessipun mulai kelimpungan mencari keberadaannya Diva, mahasiswa/i yang ada dikelasnyapun mulai berdatangan dan menenpati kursinya masing-masing.

"Lo kemana si Div? Bikin orang was-was aja" kata Jessi sambil melihat keluar kelasnya mencari sosok Diva.

Dari jauh Jessi bisa melihat jika dosen yang akan mengajar dikelasnya sudah berjalan menuju kelasnya. Dirinyapun langsung panik dan kelimpungan "Mati gue! Tuh dosen udah mau sampe kelas lagi"

Jessipun masih mencoba menghubungi nomornya Diva namun masih tetap saja sama, temannya itu sama sekali tidak mengangkatnya.

"Kamu ngapain masih diluar? Bukannya masuk sana" ucap dosen tersebut yang membuat Jessi terkejut saat melihat kedatangannya.

"Baik pak" ucapnya yang langsung melangkahkan kakinya masuk kedalam kelas.

Setelah itu kuispun dimulai dengan waktu yang diberikan selama tiga puluh menit.Kuispun berlangsung tanpa kehadiran Diva disana.

Sementara dilain tempat Dallas masih terlihat membawa Diva menuju ke suatu tempat.Taklama sekertarisnya itu melepaskan tangannya begitu saja, yang membuatnya berdecak.

"Ayo ikut gue!" perintah Dallas meraih tangan Diva kembali. Namun sedetik kemudian, sekertarisnya itu langsung menolaknya.

Dallas berkata "Oke! Kalau gitu mau lo apa sekarang?"

"Tinggalin saya sendiri" tukas Diva tanpa melihat wajahnya Dallas.

Dallas mengerti jika keadaan Diva sedang tidak baik-baik saja sekarang. Bahkan dirinya juga bisa melihat jika sedari tadi perempuan yang ada dihadapannya ini terlihat sedang menahan isak tangisnya.

"Lo minta gue tinggalin lo sendiri? Emangnya lo enggak takut kalau ada yang jahatin lo lagi?" ucap Dallas kepada Diva.

Diva membalas dengan keyakinannya "Saya bisa hadapin sendiri, jadi cukup tinggalin saya sendiri"

"Seenggaknya obatin dulu luka-luka lo itu" cegah Dallas sebelum Diva pergi meninggalkannya.

Melihat beberapa luka yang ada ditangan dan kakinya Diva membuat Dallas berniat ingin mengobatinya. Namun saat dirinya ingin mendekat, tiba-tiba saja sekertarisnya itu langsung pergi.

Dallas berkata saat melihat kepergian Diva "Gue jadi kepikiran sama luka-lukanya, bisa-bisanya tuh orang main pergi gitu aja, padahal kan niat gue baik" 

🌲🌲🌲

Lexi teihat baru saja sampai dan sedang memarkirkan motor miliknya diparkiran kampus. Hari ini dirinya hanya memiliki satu mata kuliah yang akan berlangsung saat jam makan siang.

Setelah memarkiran motornya Lexi langsung menuju fakultasnya. Saat melewati lorong kampus dirinya itu mendengar jika ada mahasiwa/i yang sedang membicarakan Diva karena berdekatan dengan Dallas.

Mendengarnya saja sudah membuat lexi merasa terganggu, dan jadi mengingat kejadian kemarin saat Diva diperlakukan kurang baik dengan Halend.

Namun sebelum menuju kelasnya, Lexi menyempatkan untuk pergi kekantin kampus terlebih dulu karena ingin membeli minum."Makasih bu" ucapnya setelah mendapatkan minumnya.

PHANTOM PAIN || TERBIT || [PENERBIT GUEPEDIA]Where stories live. Discover now