23. Rencana Pertama 🎈

2 1 0
                                    

Mari kita berenang-renang dahulu, bersenang-senang kemudian. Mari cari Rian dulu, Dion baru kemudian.

_Arian Sultan_


"Dimana-mana, dimana. Abang kamu di mana, saya capek menunggu yang ada saya jadi belenggu."

Hemalia melirik sinis Anyelir yang menyanyi bagaikan anak paut minta di jemput.

"Lo kenapa, sih? Sawan?" tanya Hemalia lebih ke nyinyir.

"Pala lo yang sawan! Enak aja, abang lo, noh? Kemana, sih? Gerah gue tunggu nya," gerutu Anyelir.

"Lo kira kita gak gerah? Kalo lo pengen berhenti ya jangan ikut dari awal," cetus Hemalia.

Anyelir diam, benar juga ini demi Nia dirinya tidak boleh mengeluh. Nia saja demi dirinya jarang ngeluh. Tapi, yang membangongkan adalah posisi mereka saat ini dengan kepala yang hanya menyembul mereka mengawasi pergerakan Rian dari rumah sampai ke kampus.

Rian sampai ke kampus malah berkeliling fakultas bagaikan anak yang cari ibu-nya. Otomatis karena mereka bertiga yang sudah mirip seperti penguntit harus ikut keliling fakultas mengawasi gerak-gerik Rian.

Alasan mereka tidak menemui Rian langsung karena mereka ingin tau, apa saja keseharian Rian, atau Rian diam-diam sudah punya pacar.

"Syut-syut! Tunggu deh, itu kak Rian ngomong sama siapa? Cewek loh," seru Hemalia heboh.

Kompak mereka bertiga tercengang, menyaksikan benar itu. Karena Rian memiliki tubuh yang tinggi dan tegap mereka tidak bisa melihat siapa sosok gadis itu.

"Ck, siapa, sih?! Kepo gue," greget Anyelir terus menggerakkan kepalanya berusaha melihat siapa perempuan itu.

"Badan Kak Rian, lagi. Kenapa gede, banget sih? Orang udah mentok kepo akut," timpal Hemalia ikut gregetan.

"Kalian itu berisik banget! Saya lagi fokus liat siapa perempuan itu," geram Ari mengeluarkan suaranya. Kedua gadis itu terdiam dan kembali fokus.

Mereka terus mengobrol, hingga si perempuan itu membalikkan tubuhnya, mereka bertiga sangat menantikan moments ini. Tapi, mereka di kecewakan oleh gadis itu karena tidak ada yang bisa dilihat dari gadis itu. Dia memakai baju over size, dan mengenakan jelbab panjang lalu memakai masker serta kacamata.

Semua kecewa karena tidak ada yang diketahui sedikitpun setelah berlelah-lelah menguntit sedari pagi. Hingga tiba kejadian yang paling membuat mereka kaget adalah ketika, Rian tiba-tiba mengeluarkan almamater kebanggaannya dari dalam tas dan memberikannya kepada gadis itu.

"Hah?! seriously? Kak Rian, kasih almet dia ke orang?" ucap Hemalia kelewat kaget.

"Gue memang kaget, tapi. Kaget lo berlebihan, deh, kasih almet ke orang salahnya di mana? Dia, kan. Tinggal wisuda juga," ucap Anyelir.

"Mungkin bisa jadi, dia sedekah," timpal Ari sok tau aja dia.

"Ihhhh, bukan gitu! Dibilangin. Gini, ya. Kak Rian itu sayang banget sama Almet itu! Dia bisa dapetin Almet itu dengan kerja keras. Bisa dibilang dia kuliah itu pake uang keringat sendiri, almet itu, bukti kesuksesan dia," jelas Hemalia panjang lebar.

Anyelir tercengang, dia kira Rian tipikal orang yang mageran dan modal minta duit orang tua.

"Seriusan, lo? Emang Kak Rian kerja apaan?!" tanya Anyelir syok dublel syok.

Almet Biru Story (HIATUS)Where stories live. Discover now