~Prolog~

89 12 2
                                    

Namaku "Alishba Zahira Adnan."Konon katanya namaku memiliki arti bunga mekar yang cantik, dan nama terakhirku diambil dari nama Papa, semua orang biasa memanggilku "Zahira,Zaza."

Sekarang aku masih berstatus sebagai mahasiswi semester 7 di PTN berbasis Islam, tepatnya di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Kota pelajar yang aku impikan sejak dulu.

Aku anak sulung dari dua bersaudara, adikku bernama "Raihan Fauzan Adnan" sama sepertiku nama terakhir diambil dari nama Papa.
Adikku sekarang masih berstatus sebagai siswa SMA kelas 12.

Papaku "Adnan Efendi" seorang dokter yang religius di salah satu Rumah Sakit di Bogor. Dan Mamaku "Raina Adnan" seorang PNS di sebuah SMA sebagai guru mapel bahasa inggris, tepatnya di SMA yang sama dengan Raihan, adikku.

••••••••••

"Kak! Ayo sarapan dulu, kita tunggu nih. "
Teriak Mama dari meja makan, Mama biasa memanggilku kakak,dan memanggil Raihan dengan panggilan adek, geli sih kedengarannya kalau anak seumuran Raihan masih di panggil adek,ya kalau sudah biasa dengar jadi terbiasa.

"Iya Ma, bentar aku pakai jilbab dulu" jawabku sembari membenahi jilbab pasmina warna pink peach yang aku pakai hari ini.

Aku menuruni anak tangga kemudian menuju meja makan dan memposisikan diriku di kursi samping Papa.

"Tumben lu rapi banget pagi-pagi gini, biasanya kalau liburan habis subuh udah tidur lagi."
Sapa Raihan, yang duduk di sampingku, mengejekku dengan kata yang sudah berulang kali Aku dengar.

"Eh nyindir diri sendiri lu."Jawabku seadanya.

"Udah, pagi-pagi kok udah ribut aja kalian"
Ucap Mama menengahi.

"Mau kemana kamu Za, pagi-pagi udah cantik begini? " tanya Papa memandangku dengan heran.

"Oh iya, Pa Aku pamit pergi__sama__Haidar."Aku menjawab pelan,takut Papa tidak mengizinkan.

"Uhuk uhuk."
Papa sampai tersedak mendengar jawabanku, Aku paham betul jika Papa tidak mengizinkan Aku pergi dengan lelaki yang bukan mahromku.

"Sama Haifa juga Pa,Aku belum selesai ngomongnya." Aku sedikit tertawa melihat ekspresi kaget Papa yang lucu.

"Aduh kamu ini, ya sudah, hati hati. Jangan pulang setelah maghrib ya." Jawab Papa mengingatkan.

"Iya Pa, ya udah Zaza pamit dulu ya." Aku kemudian berdiri menyalami Papa dan juga Mama. Begitupun Raihan yang jahil menyodorkan tangannya untuk ku salami, seakan dia yang lebih tua dariku.

"Apaan sih lu, ga sopan,tau gak!"Aku menangkis tangannya tidak ku salami, tetapi dia hanya tertawa jahil.

" Hati-hati kak!"Pesan Mama sedikit berteriak ketika Aku sudah berjalan menuju pintu.

"Iya Ma."

"Loh,kalian udah disini?kenapa gak ketok pintu atau miss call gua aja sih." Sapa ku ketika melihat Haifa dan Haidar sudah di depan pintu.

"Kita takut ganggu lu aja Za,kali aja lu masih sarapan." Jawab Haifa tersenyum tipis.

"Ya udah yuk, kita berangkat." Ajak Haidar, kemudian kami bertiga menaiki mobil Convertible merah milik Haidar.

Haidar dan Haifa adalah sahabat karibku juga tetanggaku,jarak rumah kami tak cukup jauh bisa ditempuh hanya dengan berjalan kaki, kami bertiga bersahabat sejak sekolah dasar hingga sekarang, namun sekarang Haidar tidak lagi menimba ilmu bersamaku dan Haifa,orang yang akrab Aku panggil"Fafa".

Dulu setelah lulus SMA Haidar diterima di PTN Surabaya melalui jalur SBMPTN, tepatnya di UIN Sunan Ampel Surabaya.

Sedangkan Aku dan Haifa lolos pendaftaran jalur mandiri, jadi Aku dan Haifa memilih kampus yang sama. Memang diantara kami bertiga Haidar yang memiliki IQ paling tinggi.

***

ILUSI dan MIMPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang