6| BESOK NIKAH

1.8K 328 39
                                    

"Kamu lebih cantik dengan rambut di urai Sil."

Sisil berdecak, tidak peduli dengan ucapan Panca. Tanpa mengatakan apapun, dia langsung turun dari mobil. Tidak peduli dengan beberapa pasang mata yang menatapnya sekarang.

Terlihat jelas, para murid terheran-heran melihat Sisil keluar dari mobil Panca. Desas-desus pun mulai bermunculan, membuat kuping Sisil panas.

Menghela napas sebentar, Sisil putuskan untuk melangkah masuk. Namun di tengah-tengah jalan, Sisil tiba-tiba menghentikan langkahnya.

"Kamu lebih cantik dengan rambut di urai Sil."

Sisil tersenyum tipis. Entah ada ide dari mana, satu tangannya bergerak ke belakang. Menyentuh ikat rambutnya, dan melepaskannya.

Sisil menyugar rambutnya sambil tersenyum. Mungkin benar apa kata Panca, bahwa dia akan lebih cantik dengan rambut di urai.

"Panca untuk Sila." Refleks, bibirnya mengucapkan itu. Sisil tertawa geli karenanya, dengan langkah riang, ia kembali pergi.

***

Berita tentang putusnya hubungan Sisil Similikiti dengan Aldo Mahatma, menyebar begitu cepat. Di belokan, tanjakan, bahkan tikungan sekolah, semuanya membicarakan topik panas itu.

Sekarang, si buah bibir tengah dikerumuni banyak cowok. Sisil kewalahan sendiri, karena baru saja masuk ke kelas, dia harus disuguhi banyaknya cowok yang antre untuk memberikannya boneka hello Kitty.

Bak antrean sembako, murid cowok-cowok itu berdesakan. Memanggil-manggil nama Sisil. Di pojokan, Megan dan Meli sudah cengengesan, begitu senang melihat Sisil kewalahan. Namanya juga teman, ketawa dulu yang kenyang, baru nolongin.

"Sisil, aku bawa bunga mawar buat kamu. Sengaja aku bawa bunga mawar, karena ini melambangkan cinta aku ke kamu, warnanya merah pekat, sepekat rasa cintaku ke kamu Sisil!"

"Sisil, gue bawa boneka hello Kitty, kalau lo kedinginan, peluk aja boneka ini, dia akan membuat tubuh lo hangat!"

"Sisil, kamu tau gak, bedanya melati sama kamu? Kalau melati Jasmine, kalau kamu just mine, Sisil! AY LOVE YOU SAKEBON!!"

Sisil meringis pusing, mendengar rayuan dari cowok-cowok di hadapannya. Tak ada pilihan, akhirnya dia kabur. Dan sialnya, para cowok-cowok itu mengejarnya.

Sisil kocar-kacir, membuat koridor kelas 12 bergemuruh karena suara teriakan serta suara hentakan alas sepatu dengan ubin.

"SISIL JADI PACAR GUE!"

"SISIL AKU CINTA KAMU, SAMPE AKU PENGEN EE!"

"SISIL, OH MY DARLING, AY LOPE YOU SISIL SIMILIKITI!"

Sisil berlari dengan napas memburu, dan dada bergemuruh. Saat dirinya habis ide untuk mencari tempat, kemana ia akan berlari lagi, tiba-tiba ...

Sebuah tangan kekar muncul di salah satu ruangan. Menarik Sisil, dan membawanya masuk.

Brak! Sisil yang notebene spesies cewek pendek, harus dengan naas menabrak dada bidang seseorang di depannya. Meringis kecil, Sisil mendongak. Matanya membelalak, saat tahu ternyata pemilik tangan kekar itu Panca.

"Pak Panca?"

"Suttt!" Panca membekap mulut Sisil dengan telembapnya. "Jangan berisik, nanti mereka tau kamu sembunyi disini," bisiknya.

Sisil hanya mengangguk, napasnya masih tersengal. Matanya terpejam perlahan, saat suara teriakan cowok-cowok memanggil namanya. Panca memegangi kepala Sisil, mendorongnya pelan membuat Sisil bersandar di dada bidangnya.

PANCA & SILA [SELESAI]Where stories live. Discover now