30. HAMPIR BERTEMU

1.4K 267 48
                                    

Bacanya pelan-pelan, karena part ini panjang banget. Oke? Bacanya Pelan-pelan, biar alurnya meresap😂

Senang banget liat antusias kalian sama cerita yang masih banyak belajarnya ini. Cerita menyek2 yang aku harap, kalian bkl stay sampe ending 🥺

Tinggal beberapa chapter lagi end nih🥺

Happy reading

E&A 2021

BYUURRR!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


BYUURRR!!

Sisil terperanjat bangun dari tidurnya, saat ada air yang mengguyur wajahnya. Ia tampak kelabakan mengambil napas, sekujur tubuhnya langsung bergetar kedinginan karena air yang mengguyurnya adalah air es. Lengkap lagi, ada batu esnya juga.

"NGAPAIN KAMU TIDUR DI DEPAN TOKO SAYA, HAH?!" Ibu-ibu yang mengguyur Sisil itu berkacak pinggang.

Sisil langsung bangkit berdiri, dengan bibirnya bergetar. Ia terpaksa tidur di depan toko, karena tak tahu lagi mau tidur dimana.

Sisil lupa tak membawa dompet, jadinya ia tak punya dana untuk bisa mendapatkan tempat tidur sementara tadi malam. Jadilah, dia tidur di depan sebuah toko dengan alas kardus bekas.

"Maafin saya Bu," ujar Sisil dengan suara bergetar.

"MAAF! MAAF! DASAR GEMBEL! UDAH TAU ADA BANNER, JANGAN TIDUR DI DEPAN TOKO SAYA! MASIH AJA TIDUR! GAK BISA BACA KAMU, HAH?!" Ibu-ibu itu terus marah-marah, sambil sesekali memukul Sisil dengan gagang sapu di tangannya.

"PERGI!" usirnya keras.

Sisil mengangguk, dan langsung berlari pergi.

"DASAR GEMBEL! MAU NYOLONG TUH PASTI!" teriak ibu-ibu itu masih belum puas.

***

"Kamu ngapain disini, Ca?"

Kalimat tanya dari Salma, membuat Panca menolehkan kepala pada sang mamah. Selagi menunggu jenazah untuk dibawa ke rumah duka, Panca putuskan untuk duduk di taman dekat rumah sakit saja.

Panca terus menangis, namun ia tak mau mempertunjukkan air matanya di depan sang mamah. Makanya, ia ke taman.

Salma duduk di samping Panca, mendekat pada sang anak lalu merangkulnya.

"Mamah tau ini berat buat kamu, Ca," ujar Salma, ia menepuk-nepuk lengan atas Panca berusaha menguatkan.

"Sisil pergi ya, Mah?" tanya Panca sambil tersenyum.

"Enya kasep," jawab Salma dengan mata memanas. Ia menuntun Panca agar menyandarkan kepalanya di pundak. Salma dengan penuh sayang, mengelus lembut rambut Panca.

(Iya ganteng)

Panca kembali menitihkan air mata di pundak sang mamah.

"Sisil udah bobo ya, Mah?"

PANCA & SILA [SELESAI]Where stories live. Discover now