Bagian 5

232 23 3
                                    

( flashback : italic)


Lapangan hijau itu terdengar suara cukup berisik memekik gendang telinga manusia. Pasalnya terdengar suara senapan bersautan dari jarak 50 hingga 200 meter. Lapangan ini cukup luas tertelak dibelakang rumah seorang cukup kaya, atau bahkan kaya raya.

"Youngho, kau harus berlatih menembak dengan baik." tutur seorang pria paruh baya lalu menekan tuas pistol hingga terdengar suara 'klek'.

Pria berusia mendekati kepala lima itu mulai mengarahkan pistol yang dibawanya dan melatukkan menuju papan berbentuk lingkaran yang terletak paling jauh dari dia berdiri. Dan itu tepat berada ditengah sasaran.

'darr!!'

Terdengar suara dari pistol miliknya.

Youngho, pemuda berusia delapan belas tahun itu menatap takjub pada yang lebih tua, mulutnya membeo lalu tersenyum menatap sang ayah.

"Kau hebat ayah." puji Youngho tulus sambil bertepuk tangan ringan.

Seo Jungsuk, pria paruh baya itu tersenyum menatap anak semata wayangnya memberikan apresiasi kecil padanya. Dia mengusak rambut surai kecoklatan milik sang anak.

.

.

.

"John, hey bangunlah!" ujar seorang pemuda sambil menggoyangkan badan temannya yang tertidur sambil duduk tidak elite di balkon kamarnya.

Seorang yang dipanggil tadi perlahan membuka kelopak matanya menatap kearah sahabatnya yang tengah memandangi dengan wajah kebingungan.

"Ada apa kau kemari?" kalimat pertama yang dia utarakan seusai kesadarannya pulih.

Sehun, pemuda yang menatap nya sejak tadi merubah ekspresi menjadi kesal. Bagaimana pun biarpun Johnny memberikannya mobil mewah sekalipun pemuda itu masih tinggal seatap dengannya.

"Baiklah Tuan Muda, saya akan pergi." ucap Sehun lalu beranjak keluar dari kamar sahabatnya.

Johnny hanya menggeleng melihat reaksi kekanakan sahabatnya.

.

.

.

"Mungkin ayah dan paman Jung akan sedikit sibuk belakangan ini." ucap seorang paruh baya sambil melepas jas dan dasinya lalu memberikan pada pelayan yang usianya tak muda lagi berada disamping pria itu.

Sedangkan pemuda yang sejak tadi mengikuti kedua pria paruh baya itu mendadak kesal karena diabaikan.

"Lalu siapa yang akan mengurusku?" tanya pemuda itu sambil mengerucutkan bibirnya lucu.

Terkadang pemuda itu lupa, bahwa dirinya sudah beranjak dewasa.

"Paman Jung, dia akan mengirimkan ponakannya untuk menemanimu." ujar sang ayah sambil menepuk pundak sang anak.

Anak berusia delapanbelas tahun itu hanya memandangi punggung kedua pria paruh baya itu hingga menghilang dibalik belokan.

.

.

.

"Sehun, apa kamu percaya reinkarnasi?" tanya Johnny dengan santai sambil meminum secangkir kopi ditangan kanannya perlahan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Blood of MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang