Bagian 2

378 45 24
                                    

Seorang dokter dan perawat datang keruangan dimana Johnny dirawat setelah mendapat panggilan dari kekasih pemuda bermarga-Oh itu. Lelaki berpakaian serba berwarna putih itu memeriksa sekali lagi pasien dihadapannya yang tengah menatapnya dengan wajah kebingungan. Dia memeriksa dengan stetoskop yang menggantung dilehernya. Lelaki yang dipanggil dokter itu menghela nafas berat sebelum mengatakan apapun.

"Siapa kau berani sekali menyentuhku!" ucap pemuda itu dengan kasar kasar sambil mendorong tangan saat seseorang menyentuh tubuhnya.

"Bagaimana keadaan teman saya, Dok?" terlihat raut wajah Sehun tampak sangat khawatir.

"Amnesia? Apa—mungkin halusinasi?" jawab pria berumur limapuluhan tahun itu dengan mimik wajah tak kalah kebingungan.

"Dia tidak memiliki riwayat gegar otak Dok," balas Sehun lagi seolah menjawab pertanyaan dari sang dokter.

"Sepertinya dia harus mengikuti pemeriksaan lebih lanjut." ucap Dokter Min pada pemuda dihadapannya.

.

.

.

Setelah Johnny terbangun dari waktu tidur panjangnya dirumah sakit akhirnya Dokter yang menanganinya menyatakan kondisi kesehatannya semakin membaik dan hanya terjadi amnesia sementara yang dialaminya karena mungkin terjadi benturan cukup keras dikepalanya ketika pemuda itu pingsan beberapa hari yang lalu.

Sehun dengan sigap membantu mengemasi seluruh pakaian milik Johnny ke dalam koper yang dia bawa dan juga dibantu Jongin sang kekasih.

"Kau yakin dia baik-baik saja?" tanya Jongin, pemuda bersurai kecoklatan dengan kulit sedikit tan itu tampak ragu.

Sehun hanya membalas anggukan pasrah, bagaimana pun pemuda itu mempercayai hal medis seperti yang dikatakan oleh Dokter sebelumnya.

"John, ayo kita bersiap pulang." ajak pemuda bersurai hitam itu.

Yang dipanggil hanya menjawab anggukan.

Sebenarnya, jauh dari lubuk hatinya, Sehun sedikit ragu dengan keadaan sahabat baiknya itu. Sejak dia sadar dari pingsannya tempo hari, pemuda bersurai hitam itu merasakan banyak perubahan sahabatnya. Johnny memang tidak banyak bicara, namun kali ini pemuda itu hanya membalas semua pertanyaan Sehun hanya anggukan atau gelengan semata. Hal ini semakin menambah kekhawatiran pada pemuda bermarga Oh itu.

.

.

.

Sepulang dari rumah sakit, Sehun tidak langsung memutuskan membawa Johnny ke apartemen mereka. Dia berinisiatif memutar balik mobilnya dan melaju kencang menuju rumah salah satu temannya yang berada dipinggiran kota sehingga memakan waktu kurang lebih dua jam.

"Rumah siapa ini?" tanya Johnny ketika Sehun memarkirkan mobilnya ke sebuah halaman rumah yang sepi.

"Paman Park," jawabnya singkat.

Dengan ragu Johnny mengikuti Sehun melangkah masuk dalam rumah.

Pemuda bersurai hitam itu menekan tombol bell yang berada di depan pintu dan tak lama seorang pemuda menjulang tinggi dengan lengsung pipi menyambut mereka.

"Chanyeol hyung!" sapa Sehun ramah sambil memeluk pemuda itu.

"Aku tau kau pasti akan merindukanku Sehun," balas pemuda yang dipanggil Chanyeol itu.

"Dia Johnny kan?" tanya Chanyeol lagi dan diangguki Sehun.

Pemuda bernama Chanyeol itu memandangi Johnny lalu mengangguk paham. Dia merasa ada yang salah dengan sahabat sepupunya itu.

Blood of MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang