Part 45 :

64 12 3
                                    

Semua terdiam, bergelut dengan pikirannya masing-masing. Bingung, bingung, dan bingung. Keempat orang disana  terdiam tanpa ada yang membuka suara. Suasana seketika m3njadi canggung.

"MAMA!"

Jerit Alvaro, memecah keheningan yang melanda. Alvaro mendekati Maya dengan nafas lega, karna sedari tadi ia berkeliling mencari keberadaan Mamanya itu. Sungguh Alvaro khawatir malaikatnya terluka.

"Mama kok bisa disini, Alvaro nyariin tau!"

"Tadi katanya banyak pikiran, disuruh istirahat malah tempat calon menantu," Alvaro cengingiran tidak jelas.

Jelas hanya Alvaro yang tersenyum tidak jelas, beda dengan yang lain mereka masih diam. Keadaan kembali hening ketika Alvaro tidak lagi berbicara.

"Minggir lo! Ngapain deket-deket Mama gue," ucap Alvaro menggeser tubuh Tissa yang sedang berada di dekat Mamanya.

"Alvaro," panggil Maya yang kaget dengan sifat anaknya.

Tidak biasanya Alvaro seperti itu apalagi dengan orang yang baru ia kenal. Maya tidak mengetahui jika seseorang yang sering diceritakan Alvaro sebagai gadis jahat yang selalu mengganggu Nova disekolah  adalah Lia anaknya. Karna Alvaro bercerita menggunakan nama Tissa bukan Lia.

"Iih, Mama dia jahat Mah! Dia sering gangguin pacar Al di sekolah," jawab Alvaro pada Maya dengan raut wajah ngambek.

"Kamu kenal sama Lia?" tanya Mamanya yang kembali kaget dengan pernyataan anaknya tersebut.

"Lia siapa? Dia Tissa Ma, itu yang suka bully Nova disekolah!"

"Dia yang sering kamu ceritain?" tanya Maya tidak percaya.

Alvaro hanya menganguk mengiyakan apa yang ditanyakan oleh Mamanya. Sedangkan Tissa ia menunduk mu, teryata selama ini Alvaro bercerita buruk tentangnya kepada Mamanya.

"Jahat lo!" ucap Alvaro lagi menatap judes ke arah Tissa yang sedang menunduk.

Tapi dibalik itu Alvaro menyadari jika sekarang Tissa menjadi diam, jika biasanya ia akan melawan, bahkan dengan beraninya Tissa mengancamnya di gudang. Tapi sekarang kenapa Tissa menjadi sangat diam seperti melakukan kesalahan besar.

Tapi sebenarnya Tissa diam karna ia malu, kepada Mamanya. Ia juga sangat menyesal telah mengancam Alvaro waktu itu, sekarang Tissa sudah sadar atas kelakuannya. Tapi tetap saja ia masih mencintai Alvaro.

Tapi kenapa ia harus bersaudara dengan orang yang selama ini ia sukai. Sungguh Tissa tidak rela itu, bagaimanapun juga Alvaro adalah cinta pertamanya, tidak mudah untuk melupakan cinta pertama apalagi ia prempuan.

Apakah bisa ia menikah dengan saudaranya sendiri? Itu terlihat tidak mungkin dan tidak diperbolehkan karna mereka masih satu darah. Tapi entahlah Tissa masih kekeh ingin mendapatkan Alvaro.

Bukanya berfikir untuk berhenti mencintai Alvaro, Tissa malah berfikir jika ia tinggal bersama Mama kandungnya dan akan tinggal serumah dengan Alvaro, ia akan lebih sering berjumpa dengan Alvaro daripada Nova. Sungguh pikiran Tissa amat sempit.

Sampai sini Tissa juga sudah membayangkan bagaiamana ia bisa bercanda dengan Alvaro layaknya adik kakak tapi disini Tissa menganggap Alvaro pacarnya. Sungguh miris.

"Eeh, Tante," ucap Alvaro yang lupa salim dengan Nini. Akhirnya Alvaro pun mendekati Nini dan mencium tangannya seperti biasa.

Nini? Ia tidak keberatan dengan tindakan Alvaro, karna ini sudah biasa jika Alvaro main kerumah menjemput Nova untuk sekedar jalan-jalan.

Tapi sekarang Nini sedikit aneh karna belum sempat Alvaro mencium tangannya ia sudah menarik tangannya. Alvaro sedikit terkejut tapi sudahlah ia tidak memikirkan hal itu, dan berarti kesamping Nova.

Tidak ingin salah orang lagi, Alvaro meniup telinga Nova, dan seketika itu juga Nova bersin. Cara biasa yang digunakan Alvaro untuk memastikan itu Nova apa bukan. Alvaro tersenyum senang karna yang ada di sampingnya adalah Nova bukan Marsya atau Dira.

____

Stop!
Udh 500k
Sambung di part sebelah.

Nanno(va) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang