7. TRIK MENGHADAPI WRITER'S BLOCK

504 63 3
                                    

Pemateri : Partikel Atom

Bagi seorang penulis kadang timbul rasa jenuh dan rasa tidak tahu apa lagi yang akan kita tulis. Jika kita ada pada posisi itu, berarti kita sedang mengalami yang namanya writer's block atau kebuntuan dalam menulis. Writer's block inilah yang menyebabkan terhentinya kita di tengah jalan saat menulis. Ya meskipun padahal sebelumnya kita sangat bersemangat untuk menyelesaikan tulisan kita tersebut.

Lantas bagaimana cara mengatasi writer's block itu?

Yuk simak dan baca baik-baik.🤗

Cara menghadapi writer's block mungkin masing-masing orang bisa berbeda. Saya di sini akan menyampaikan sesuai apa yang saya alami saat menulis. Jika teman-teman juga mengalami hal yang sama, semoga trik-trik ini bisa membantu.

1. KENALI RINTANGANNYA

a. Imposter Syndrome

Imposter syndrome adalah istilah yang menggambarkan pola perilaku seseorang yang sering kali meragukan atau bahkan merasa tidak pantas meraih pencapaian dan kesuksesannya sendiri.

Imposter syndrome dalam dunia tulis menulis secara sederhana adalah sebuah kondisi di mana kita terus merasa takut dianggap jelek dan tidak layak menjadi seorang penulis.

Dalam kondisi tertentu dan dengan batasan wajar, perasaan seperti ini justru tidak apa-apa. Sebab kita akan terarahkan ke perasaan rendah hati dan juga terpacu untuk tetap terus belajar.

Nah, yang jadi masalah adalah jika ini berlebihan. Kita bisa-bisa berhenti di tengah jalan saat sedang melakukan proses kreatif menulis. Bahkan paling parahnya ada sebagian teman-teman yang belum sama sekali menulis tetapi sudah diliputi oleh ketakutan yang seperti ini.

Lantas bagaimana cara mengatasi rintangan ini?

Caranya adalah silakan tutup mata dan telinga dari komentar-komentar jelek tentang karya kita. Fokuslah ke komentar-komentar positif dan yakini dalam diri, jika ternyata masih ada lho yang menyukai karya kita. Dan paling minimalnya adalah kita sendiri.

Semoga cara ini bisa membantu.

b. Terlalu Perfeksionis

Pernah tidak teman-teman mendengar suara-suara seperti ini dari dalam diri.

"Hey, jelek sekali tulisan kamu."
"Waduh, kok kaku sekali kalimatmu. Diksinya kurang menggigit."
"Halaah kok plotnya membosankan banget."

Kalau sudah ada suara-suara seperti ini pasti kita akan jadi malas menulis bukan? Penyakit kedua ini beda tipis dengan rintangan sebelumnya. Kita harus berhati-hati.

Cara mengatasinya adalah abaikan saja suara-suara itu. Cobalah berdamai dengan suara-suara itu. Sikap perfeksionis ditahan aja dulu sampai tulisan kita selesai. Sampai naskah yang sedang kita kerjakan itu rampung. Saya teringat sebuah quotes yang kurang lebih maknanya, tulisan yang jelek bisa kita perbaiki, tapi jika halaman itu kosong apa yang bisa kita perbaiki?

Intinya adalah fokus ke selesainya karya itu dulu. Jika sudah selesai baru deh kita boleh habis-habisan untuk mengkritik tulisan kita sendiri sehingga jadi lebih baik.

c. Hilang Gairah Saat Menulis

Jika kalian mengalami writer's block lalu merasa penyebabnya bukan dari dua hal di atas, berarti penyebabnya bisa jadi adalah karena mood. Mood atau suasana hati ini sendiri tentunya sangat berpengaruh saat kita sedang menulis. Nah jika mood kita sedang jelek, lantas bagaimana cara mengatasinya agar kita bisa tetap terus lanjut menulis?

Caranya mengatasinya adalah berhenti. Ya berhenti. Time to stop. Kita butuh berhenti sejenak. Tubuh kita butuh untuk itu. Silakan cari kesibukan yang lain yang teman-teman sukai. Jalan-jalan, makan, nonton, main game, atau apa saja yang teman-teman sukai. Semoga dengan itu bisa merefresh kembali mood dan gairah teman-teman untuk menulis. Sebagai catatan time to stop ini jangan kelamaan ya. Kalau sudah dirasa cukup, teman-teman silakan kembali lagi ke karya yang sedang dikerjakan.

d. Selingkuh Naskah

Betapa sering saat kita sedang menulis satu naskah tiba-tiba di kepala kita bermunculan ide-ide cerita yang lain. Ide yang lebih baru. Yang lebih menarik. Yang menurut kita lebih keren dari apa yang sedang kita kerjakan sekarang.

Teman-teman pasti pernah ya 'kan seperti itu?
Cara mengatasinya bagaimana?

Caranya adalah saat bermunculan ide-ide itu, silakan teman-teman ambil kertas atau buka file kosong yang baru kemudian tulislah. Tulis ide baru itu. Tidak perlu panjang-panjang. Cukup sebatas yang bisa kita ingat saja. Jika sudah, silakan kembali lagi ke naskah yang sedang teman-teman kerjakan. Yang penting hajatnya tadi sudah tersalurkan.

Bilang ke diri sendiri kalau ide besar yang kita tulis itu adalah tabungan untuk naskah berikutnya. Untuk karya kita setelahnya.

Stop PHP-in naskah ya. Yuk setia sampai akhir.🤗

2. KEMBALI KE OUTLINE

Outline bisa juga disebut sebagai garis besar suatu cerita. Atau kita sebut saja sebagai peta dari cerita yang akan kita buat. Tentunya kita semua paham apa fungsi dari peta kan? Yaps, benar. Sebagai media petunjuk agar kita tidak tersesat.

Outline sendiri bagi sebagian penulis (ada juga penulis besar) menganggap tidak terlalu penting. Ya, itu kembali ke diri kita sendiri. Akan tetapi bagi saya pribadi, jika kita ingin konsisten dalam menulis tanpa adanya writer's block maka outline adalah hal penting yang harus kita perhatikan. Kita tidak akan bingung lagi mau menulis apa hari ini, jika outline sudah disiapkan sejak awal.

Jangan lupa buat outline ya sebelum menulis.🤗

3. COBALAH BERINTERAKSI DENGAN ORANG LAIN

Tulisan yang kita buat tujuannya adalah untuk dibaca oleh orang lain bukan?

Karena itu saat kita kehabisn ide atau bahan bakar saat menulis kita akan sangat membutuhkan inspirasi dari orang lain. Orang lain di sini bisa teman, keluarga, atau siapa saja yang teman-teman bisa ambil dan galih energi positifnya, dari pengalamannya.

Dan semoga dari interaksi inilah teman-teman bisa terpikirkan de untuk tulisan yang teman-teman sedang kerjakan.

And ...
Selamat tinggal writer's block 👋

TIPS KEPENULISANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang