💚 Love Hate 31

5.8K 480 31
                                    

Jaemin merogoh ponselnya dari dalam saku, jemarinya bergerak cepat diatas layar ponselnya, tak butuh waktu lama, Jaemin memperlihatkan sebuah foto pada Winter.

"kau yakin ini Jisung?"

Winter menggigit kuat bibirnya, menahan tangisannya yang akan pecah kapan saja, menatap foto yang Winter tau siapa pengirimnya, foto itu menunjukkan ketika Chenle menyeka bibirnya di restoran tadi.

"katakan padaku, siapa dia?" nada suara Jaemin semakin rendah, urat-urat di lehernya mulai terlihat.

Winter menggeleng kecil, ia terlalu takut untuk menyebutkan nama Chenle.

"dia hanya menyeka bibirku, tidak lebih Jaemin, kau tak bisa mempercayai foto itu sepenuhnya"

Jaemin tersenyum miris, kedua tangannya sudah berkacak pinggang.

"Minju yang mengirimnya pada mu kan?"

"untungnya dia mengirim foto ini padaku, jika tidak, aku akan terlihat seperti orang bodoh tanpa mengetahui kekasihku bermain api dibelakang"

"aku tidak bermain api dibelakangmu Jaemin! Aku dan dia baru sekali ini makan bersama" Winter mengepalkan kedua tangannya seerat mungkin, setetes air mata jatuh dipelupuk matanya.

"kalau begitu katakan padaku siapa dia?" tanya Jaemin, berusaha untuk tidak meninggikan suaranya.

"apa yang akan kau lakukan jika kau mengetahui siapa dia?"

"aku akan memukulnya hari ini juga"

"kau berlebihan Jaemin" ujar Winter, nada suaranya sudah sangat bergetar.

Jaemin berdengus mendengar perkataan Winter, "berlebihan.... Ya, aku memang berlebihan" Jaemin mengangguk pelan.

Tanpa aba-aba, tangan kekar Jaemin langsung menarik pergelangan mungil kekasihnya, membawanya masuk kedalam kamar mandi didalam kamar.

"Jaemin! Sakit!" Winter memberontak kecil saat Jaemin menariknya dengan paksa, namun kekuatan Jaemin tentunya lebih kuat dibanding Winter.

Keduanya sudah berada didalam kamar mandi saat ini, tak lupa Jaemin mengunci pintu kamar mandi meski ia tau tak akan ada yang masuk kedalam kamar Winter.

Jaemin menyudutkan tubuh mungil itu diantara tembok, detik berikutnya ia melumat kasar bibir Winter tanpa ampun, tangan mungil itu terus memukul dada bidang Jaemin.

"umph!" Winter memejamkan matanya begitu erat, kedua tangannya tak berhenti memukul brutal dada bidang Jaemin.

Merasa terganggu, Jaemin langsung menahan kedua pergelangan tangan Winter, hanya satu tangan saja, ia sudah mengunci kedua pergelangan Winter diatas kepala.

"terima hukumanmu karna kau tidak mau jujur padaku" tegas Jaemin masih dengan suara rendahnya.

"ja-mph" Jaemin kembali membungkam bibir Winter yang sudah sedikit membengkak karna lumatan kasar sebelumnya.

Satu tangannya yang menganggur ia gunakan untuk menyelinap masuk kedalam pakaian yang Winter kenakan, tubuh Winter semakin menegang saat tangan kekar Jaemin mengusap punggungnya, berusaha melepas pengait bra nya.

Winter menggigit kuat bibir Jaemin, berharap Jaemin menghentikan kegilaannya, namun hal itu sama sekali tidak menghentikan Jaemin, Jaemin masih tetap melumat bibir Winter, meski keduanya sudah bisa merasakan amis akibat darah yang keluar dari bibir bawah Jaemin.

Pengait bra Winter berhasil terlepas, Jaemin mengusap seduktif punggung Winter, usapannya turun, berganti mencengkram pinggang Winter.

Tangan Winter terus bergerak, berusaha melepaskan kuncian Jaemin, air mata dari pelupuk matanya terus mengalir tanpa henti.

Jaemin menghentikan lumatannya, sedikit menjauhkan wajahnya, mata Winter sudah dibanjiri air mata saat ini, isakkan tertahannya begitu memilukan di pendengaran Jaemin.

"maaf" sesal Jaemin, terlihat jelas sekali Winter sedang ketakutan saat ini.

Jaemin melepas kuncian pada pergelangan Winter, mengusap lembut pipi gadisnya yang sudah sangat basah.

Winter hanya bisa menangis tertahan, kedua matanya terus terpejam, enggan menatap Jaemin, tubuhnya terus bergetar kecil sedari tadi.

"maaf... Aku memang biadab" ujar Jaemin lemah, merengkuh tubuh mungil Winter kedalam pelukannya.

"kau jahat hikss.... A-aku membencimu hiks....." ujar Winter sesenggukkan.

"maaf.... Aku memang jahat, aku... Aku takut kau berpaling dariku.... Jangan membenciku" suara Jaemin terdengar sayu saat ini, Jaemin menenggelamkan wajahnya diantara leher Winter.

Winter memelankan tangisannya saat mendengar isakkan halus Jaemin, bahkan ia bisa merasakan bahunya mulai basah.

"jangan membenciku.... Aku tidak mau kehilangan dirimu...."

Winter mulai merasa tenang, tangannya bergerak mengusap surai hitam Jaemin, menepuk pelan punggung Jaemin.

Jaemin mengangkat wajahnya, masih sedikit terisak, keduanya saling bertatapan satu sama lain.

Tangan Winter bergerak mengusap air mata Jaemin, detik berikutnya gadis itu tertawa kecil, ia sungguh tak bisa menebak Jaemin, baru saja beberapa saat yang lalu Jaemin mencium paksa dirinya, tapi dalam sekejap pria itu sudah menangis dihadapannya.



















Nih biar ga berasa digantung. Cukup kalian digantung doi aja.

Love Hate ( Jaemin X Winter )Where stories live. Discover now