1. I am gay and i have a boyfriend

1.8K 214 17
                                    


Ada banyak hal yang Yuuta lebih suka lakukan daripada duduk di seberang adik perempuannya, Okkotsu Hina, di sebuah kafe dan diinterogasi oleh gadis itu. Tapi tetap saja, dia disini lagi sama seperti bulan lalu, melihat-lihat menu makanan yang ada sambil menunggu untuk mendengar omongan adiknya yang dia tidak niat dengarkan. Sebanyak apapun adiknya bersikap menyebalkan, gadis itu adalah satu-satunya keluarganya yang masih hidup, dan karena alasan itu, Yuuta sangat menyayanginya.

"Ada seseorang yang ingin berkenalan dengamu, kak Yuuta," Hina berkata dengan nada yang santai dan ceria.

Bahu Yuuta merosot, matanya berputar malas dan jari-jarinya mengencang pada menu yang dipegangnya. "Tidak," dia membalas cepat, dengan tegar mengabaikan desahan panjang kecewa yang dikeluarkan adik kesayangannya itu.

"Hanya satu kencan," kata Hina. "Dia soccerer dan sifatnya baik. Aku berpikir kalian akan cocok."

"Tidak," Yuuta menjawab tegas.

Hina memasang wajah sedih dan air mata mulai timbul di sudut matanya, tindakan yang biasa gadis itu lakukan saat kakaknya tidak mau menuruti keinginannya.

Yuuta tidak memberinya kepuasan dengan terjebak akting itu, meskipun wajah adiknya itu membuatnya merasa kasihan. Dia terus menghindari kontak mata antara mereka saat Hina menghela nafas kecewa yang panjang, membuat rasa bersalah mulai muncul di hatinya.

"Hiks, aku hanya ingin kamu bahagia, kakak," Hina berkata di sela-sela tangisannya. "Kakak selalu sibuk dengan pekerjaan memberantas kutukan dan tidak punya waktu berkencan."

Itu kalimat yang sudah Yuuta dengar ribuan kali sebelumnya. Dia membiarkan kepalanya terkulai ke belakang dan menutup matanya untuk menunjukan rasa tidak tertariknya, tetapi Hina melanjutkan, tampak tidak terganggu sedikit pun.

Yuuta bahkan tidak tahu dari mana ide itu berasal, tetapi tiba-tiba perkataan "Aku sudah punya pacar" keluar dari mulutnya yang terkatup rapat.

Hina segera berhenti berbicara, menatap Yuuta dengan ekspresi terkejut dan penuh harap yang bercampur dengan kecurigaan. "Apa?"

Yuuta mengangkat bahu dan mengangguk. Dia berharap Hina untuk langsung percaya padanya dan menutup mulutnya setelah ini.

Tentu saja, tidak ada keberuntungan seperti itu.

Hina memiringkan kepalanya, matanya menyipit saat dia mengamati kakaknya yang tampak tenang. Ekspresi cemberut muncul di wajahnya. "Mengapa kakak tidak memberitahu aku bahwa kakak berpacaran dengan seseorang setelah sekian lama ... padahal kakak kan tahu seberapa keras aku ingin melihatmu dengan seseorang?"

Yuuta merasakan rasa bersalah lagi di hatinya. Dia merutuki ucapanya sendiri. Ini memang akan menjadi langkah bagus jika dipersiapkan. Untuk membuat kebohongan ini meyakinkan, dia harus menemukan alasan yang membuat dia merahasiakan hubungannya, bahkan dari adik kesayangannya.

"Yah ... siapa dia?" Hina bertanya, mengangkat tangannya penuh harap. "Apa dia cantik ? Manis-"

"Dia laki-laki," Yuuta berbohong. "Aku gay sekarang."

Hina mendengus, matanya menatap kakaknya tidak percaya. "Jika kakak akan berbohong, setidaknya berbohonglah dengan baik."

Yuuta mengangkat bahunya acuh tak acuh sebagai balasan. "Kau tidak harus percaya padaku," balasnya sebelum melihat seorang pria muda dengan rambut biru yang tampak lembut, hidung mancung dan bulu mata lentik tampak berjalan di jalanan luar.

Dia ingat pernah melihat pria itu di sekolah....tunggu. Dia Fushiguro Megumi kan ?

Mata pria itu tampak tertuju pada telepon genggamnya dan bukan pada jalanan, yang hampir membuat dia tersandung, lengannya terayun-ayun lucu saat ia mencari keseimbangan.

Yuuta tersenyum tanpa sadar melihatnya. Fushiguro cukup imut juga. Sebuah ide tiba-tiba muncul di kepalanya saat memikirkan itu.

"Aku mengundang pacarku ke sini."

Alis Hina terangkat saat mendengarnya. "Di sini hari ini?" dia bertanya. Ucapan kakaknya itu tampak hampir terlalu tidak mungkin untuknya.

Yuuta mengangguk, melirik ke belakang dan melihat Megumi masih berdiri di luar, mata pria itu masih menatap tajam hpnya sendiri saat dia mengetik sesuatu dengan kedua ibu jarinya.

"Hubungan ini masih agak baru jadi...jangan aneh-aneh ke pacarku, ya?" Yuuta memohon sebelum berjalan mendekati Megumi dengan cepat, takut kalau pria itu akan menjauh.

Alis Hina terangkat lagi karena terkejut. Sebelum dia bisa menjawab, dia melihat kakaknya berjalan ke pintu depan sebelum dengan cepat mengeluarkan ponselnya dari saku belakangnya dan menghubungi seseorang.

Hina tersenyum lebar melihat itu.

Chuy, aku punya kakak ipar juga akhirnya.

=============

Hari seorang Fushiguro Megumi dimulai seperti hari-hari lainnya. Dia terbangun sendirian di kamarnya karena dentingan jam wekernya yang nyaring. Dia dengan cepat menghentikan alarmnya sebelum memaksa dirinya berdiri dan dengn terhuyung-huyung berjalan ke kamar mandi untuk mandi cepat.

Megumi kemudian masuk sekolah sampai jam dua. Karena tidak ada misi, setelah kelas ia bergegas ke kamarnya dan tidur sampai malam, mengganti tidurnya yang hilang karena misi-misi sebelumnya.

Dia sudah menjanjikan Gojo untuk makan malam berdua di kamar pria itu, jadi setelah ia bangun, Megumi memutuskan untuk belanja bahan-bahan untuk masak dulu.

Dia baru saja mengirim sms kepada Gojo, menanyakan apa saja bahan-bahan yang sudah ada ketika seseorang berteriak memanggilnya.

"Fushiguro !"

Megumi segera menolehkan wajahnya, tidak menyadari kedekatan tubuhnya dengan orang yang memanggilnya. Dan sebelum ia sadar, bibirnya... yah...

Bibirnya menempel lembut secara tidak disengaja ke bibir orang itu, membuat keduanya membeku di tempat.

Di musim semi tahun ini, Okkotsu Yuuta dan Fushiguro Megumi akhirnya mendapatkan ciuman pertamanya masing-masing.


TBC or not ?

Silahkan Vote jika ingin dilanjut

[BL] Pacar Pura-PuraWhere stories live. Discover now