Bonus Chapter 1

1.7K 101 5
                                    




Suara ambulan berdengung kencang. Membelah lautan kendaraan dijalanan yang ramai. Sirine itu berpadu dengan cahaya merah disana.

Sosok itu tak kembali merutuki kebodohan nya. Tanganya meremat telapak mungil itu. Wajah pucat yang terbarinh disana semakin membuat jantungnya melemah. Wajahnya memerah khawatir

"Le... Maaf le. Bangun plis, jangan bikin aku takut" Ucapnya lirih. Suara nya serak karena telah menangis sedari tadi

Sosok yang terbaring itu hanya terdiam. Masih tak menyahuti setelah kehilangan kesadaran nya beberapa menit lalu. Jisung merutuki batin nya sendiri. Setelah teriakan menyakitkan itu. Chenle kehilangan kesadaran nya. Membuat Jisung seketika panik mengetahui kondisi kekasihnya yang tidak baik baik saja

Pertengkaran hebat tadi hanya menghasilkan penyesalan. Sungguh, Jisung tak berniat mengakhiri hubungan mereka. Apalagi hingga membuat kekasihnya jatuh pingsan tepat dihadapan nya. Ia hanya kesal, melihat pria manis nya mencium laki laki lain

"Le.. Maafin aku le. Aku gak maksud kayak gitu. Maaf, aku tarik semua kata kata aku. Bangun le.... " Suara lirih nya menggema didalam ambulan yang melaju kencang membawa mereka ke rumah sakit terdekat

Sesampainya dirumah sakit. Petugas medis dengan cepat membawa Chenle yang tak sadarkan diri ke ruang gawat darurat.

Jisung ikut berlari. Menyusul para tenaga medis yang membawa Chenle ke dalam ruang gawat darurat. Sebelum akhirnya seorang perawat menahan tubuhnya di ambang pintu

"Maaf, saudara harus ditangani dengan serius. Silahkan tunggu diluar" Ucap Perawat tersebut

"Tapi sus.. Suster!" Ucap Jisung saat pintu ruang gawat darurat itu ditutup rapat

Ia meremat rambutnya kasar. Berteriak disepanjang lorong rumah sakit itu. Menendang kursi tunggu dihadapan nya dengan keras. Tubuhnya didudukan disana. Tanganya mengepal keras

Hati nya benar benar sakit. Seolah dihantam panah sebanyak dua kali. Setelah melihat Chenle mencium pria lain dan sekarang kekasihnya berada diruang gawat darurat tepat dibelakangnya

Kepala nya tertunduk. Memandang lantai putih dibawahnya. Dunia nya seakan hancur melihat tubuh Chenle merosot dihadapan nya tadi. Wajah itu seketika berubah sangat pucat dan dingin. Kekhawatiran nya tak bisa ditutupi. Sungguh. Ia tak bermaksud semarah itu. Ia tak benar benar serius dengan semua kata kata kasarnya tadi. Jisung benar benar kelepasan. Emosi berhasil menguasi dan membutakan matanya

Tanganya meraih ponsel disakunya. Mengetik beberapa kata pada kontak dengan wajah yang sama dengan kekasihnya. Memberi kabar bahwa saudara nya berada dirumah sakit saat ini

Helaan nafas kembali terdengar. Jujur, batin nya cukup lelah karena semua masalah yang dihadapi selama menjalin hubungan dengan Chenle. Terlebih lagi saat Chenle mulai tak ada disisinya. Entah ego mereka yang meninggi masing masing. Atau kesalahpahaman yang tak kunjung hanyut

. . . .

"Jisung!"

Seseorang menjalankan kursi mengarah kepadanya. Sosok itu, kenapa harus dengan wajah yang sama. Ia berharap itu Chenle-nya. Ia berharap sosok dengan wajah yang sama dengan kekasihnya itu benar benar Chenle

"Gimana keadaan Chenle? Dia kenapa? Drop?" Tanya Chenzi yang tampak lelah karena mendorong kursi rodanya sendirian. Tak lama sesosok pria juga menyusul, yang diyakini Jisung adalah supir pria tersebut

Jisung tampak terdiam. Hanya memandang wajah Chenzi dengan damai. Wajah mereka benar benar sama. Tak ada perbedaan signifikan yang membuat nya seperti memandang Chenle saat ini. Namun sayangnya, jiwa mereka berbeda. Dan perasaan itu tak lagi sama meskipun di wajah yang mirip

𝙋𝘿𝙆𝙏 | 𝘾𝙃𝙀𝙉𝙅𝙄 [𝘼𝙐]Where stories live. Discover now