•⌢➴ [002: Loguetown.]

1.5K 262 9
                                    

Sudah beberapa pekan, atau mungkin hampir beberapa bulan lamanya Maki berlayar di lautan sendirian. Ia bertahan hidup di laut lepas dengan cara berhenti dari pulau ke pulau, serta membajak kapal bajak laut yang ia temui.

Jangan meremehkan gadis seperti Maki. Bahkan dengan sendirian, ia bisa saja menenggelamkan lebih dari satu armada besar.

Meski begitu ia mengaku bodoh. Sudah tau jika dirinya tak mahir ilmu navigasi, ia tetap saja nekat berlayar di lautan, sendirian pula.

Tapi ia punya tujuan. Dan demi tujuan itu, ia siap mempertaruhkan apapun untuk mencapainya.

Jika hanya berdiam diri saja, tujuan itu tak akan pernah tercapai. Karena tujuan tak akan pernah menghampiri jika tak berusaha.

Saat ini Maki tengah duduk di dek kapal yang tak terlalu luas pada kapal yang tak terlalu besar tersebut. Dengan raut bosan ia perlahan membuka lembaran lembaran koran yang baru saja ia beli lewat sebuah-- err, seekor burung camar(?)

Berita yang membuatnya tertarik adalah artikel tentang seorang bajak laut Rookie yang mendapatkan Bounty setelah mengalahkan manusia ikan Arlong.

Baiklah, Maki terkejut saat melihat poster buronannya.

Bukan nominal harga kepalanya yang membuatnya terkejut. Tapi--

"D?"

"Monkey D. Luffy, ya? Kuharap aku memiliki kesempatan untuk bertemu dengannya." Monolog Maki.

Ia menatap kembali poster buronan milik Luffy, lantas ia tertawa. "Perlahan mereka mulai membuat badai."

Tawanya semakin kencang, bahkan sampai-sampai burung camar yang melintas diatasnya pun dibuat ngeri.

Disela-sela tawanya, setetes air mata lolos melewati pipi lembutnya.

"Hahhhh" Ia menghela nafas setelah puas tertawa. Ibu jari tangan kanannya ia gunakan untuk menyeka air mata yang membuat sebuah jalan pada pipi mulusnya.

Maki kembali fokus kedepan. Jauh didepan sana terlihat sebuah pulau, yang amat ramai penduduknya.

"Yosh, sudah saatnya berlabuh. Mungkin kali ini aku akan menginap untuk beberapa waktu, aku juga harus mengasahkan katana ini." Gumamnya bermonolog.

Tak butuh waktu lama, kapal yang dinaiki oleh Maki pun sampai di pelabuhan. Setelah ia membawa ranselnya dan mengenakan haori bermotif ombak, ia mengikat kapalnya dan menuju ke toko bunga yang berada tak jauh di pelabuhan tersebut.

"Totalnya 10.000 Berry untuk buket bunga ini, nona."

Setelah membayar dengan jumlah uang yang disebutkan dan menerima buket bunga pilihannya, Maki langsung keluar dari toko bunga tersebut dan menyusuri jalanan kota yang cukup ramai.

Maki berhenti tepat di pusat kota, ia berdiri didepan panggung eksekusi dimana raja bajak laut dieksekusi disana 20 tahun yang lalu.

Maki meletakkan buket bunga didepan panggung eksekusi tersebut lalu mulai mengatupkan kedua tangannya, sepasang manik Emerald-nya mulai menutup seiring rangkaian doa dipanjatkan dalam hati.

Beberapa saat kemudian Maki kembali membuka maniknya dan kedua tangannya berangsur turun. Kepalanya mendongak guna menatap atas panggung dengan jelas.

Seulas senyum terpampang jelas di wajahnya yang ayu. Ia lantas berbalik lalu terkekeh seiring tungkai yang dilanglahkan menjauh dari tempat eksekusi tersebut.

Suara gelak tawa seseorang yang terdengar familiar tiba-tiba terngiang dipikirkan Maki. Lalu Maki merasakan seolah ada yang menepuk kepalanya dan mengelusnya.

𝐌𝐎𝐍𝐎𝐆𝐀𝐓𝐀𝐑𝐈;𝓞𝓷𝓮 𝓟𝓲𝓮𝓬𝓮Where stories live. Discover now