•⌢➴ [009: Putri Vivi.]

712 147 1
                                    

Maki menggeliat kala mendengar suara ribut-ribut dari luar bahkan juga terdengar suara tembakan beruntun dan suara benda yang terbuat dari besi bertubrukan.

"Nnggh?" Ia melenguh seraya mendudukkan dirinya, kepalanya berdenyut hingga apapun yang dilihat seakan mulai miring dan ditambah lagi pandangannya mengabur.

Ia memijit pelan pangkal hidungnya guna menghilangkan pusing yang tak kunjung menghilang.

Disaat pusing mulai menghilang bersamaan dengan pandangannya yang mulai menjadi jelas, seisi perutnya seakan didorong hingga membuatnya merasakan mual.

"Oke aku sudah kapok. Sake memang enak, tapi itu seperti sungai yang diam namun menghanyutkan. Mungkin aku harus mencatatnya dalam kepala untuk tak lagi mendekati sake." Maki bermonolog setelah kelar memuntahkan isi perutnya.

"Atau mungkin aku akan mencobanya sekali dua kali lagi, bukankah itu tak apa? Kupikir aku hanya harus membiasakan diri saja agar menjadi orang yang kuat mabuk seperti Zo-chan."

"Aku menjadi orang paling waspada disaat turun dari kapal. Tapi aku juga menjadi orang yang tumbang paling awal. Sangat menyedihkan."

"Padahal aku hanya minum beberapa gelas tapi sudah tumbang. Memalukan."

Maki kembali duduk, ia tak ada niatan untuk ikut kedalam kekacauan diluar sana. Ia menatap Usopp, Sanji, dan Luffy yang masing-masing tak sadarkan diri. Luffy dengan perut buncitnya, Sanji yang tengah mengigau tentang wanita, dan Usopp yang bahkan masih bisa berucap kebohongan meski tengah tertidur.

Maki menatap tempat duduk Nami sebelumnya. Disana kosong. Ia menatap tak percaya. Bahkan Nami saja bisa bertahan dalam keadaan sadar setelah menghabiskan 15 gelas sake.

Sedangkan diluar sana, Zoro yang berada diatas sebuah bangunan menatap Mr.9, Miss Wednesday, juga pak walikota yang berada dibawah.

"Ini benar-benar memalukan! Kita semua dikalahkan oleh seorang pendekar pedang." Keluh Pak walikota yang ternyata adalah Mr.8 seraya menatap Zoro.

"Kurasa kalian malah beruntung karena aku yang meladeni kalian. Jika saja wanita dengan dua katana di pinggangnya yang meladeni, itu adalah mimpi buruk bagi kalian."

Kembali lagi ke Maki yang tengah duduk di sofa dengan kedua tangannya yang menyangga dagu diatas meja.

Maniknya terlihat menatap kosong kedepan. Ia tengah melamun, banyak hal yang masuk kedalam pikirannya dan beberapa hal mengganggunya.

Kala maki memejamkan maniknya untuk sejenak, Miss Wednesday masuk kedalam ruangan dan menyeret Luffy keluar.

Seharusnya Maki langsung merasakan jika ada seseorang yang datang, namun karena ia kalut dalam pikirannya, ia tak dapat merasakannya.

Saat Maki kembali menampilkan manik Emerald-nya, Luffy sudah tidak ada di tempatnya tertidur.

Dan Maki masih tak menyadarinya.

Pikirannya masih fokus menyaring hal hal yang masuk kedalam pikirannya lalu menyusunnya menjadi sebuah rencana untuk segala kemungkinan yang akan terjadi dikedepannya.

'tinggal dua tahun lagi.'

'apa yang harus kulakukan? Aku harus memulainya dari mana?'

'bagaimana dengan mereka?'

Dikarenakan pusing memikul beban pikiran yang terus berdatangan seakan tak ada habisnya, Maki pun tertidur ditengah lipatan tangannya seakan tak peduli tentang keadaan diluar sana yang semakin membagongkan karena kedatangan dua agen spesial organisasi Baroque Works lainnya.

𝐌𝐎𝐍𝐎𝐆𝐀𝐓𝐀𝐑𝐈;𝓞𝓷𝓮 𝓟𝓲𝓮𝓬𝓮Where stories live. Discover now