32. KELUARGA GEISHA

4.5K 160 2
                                    

32. KELUARGA GEISHA

Dokter Reska memandang rumah besar di depannya, dia berdiri di depan gerbang rumah itu. Dokter Reska melirik ponselnya kemudian melirik ke gerbang yang terbuka itu, dia baru saja datang ke alamat yang di kirimkan Rara padanya.

"Maaf mas? Ada yang bisa saya bantu?" Seorang satpam datang menghampiri dokter Reska, dokter Reska meliriknya.

"Eh pak, saya mau tanya. Apa benar ini rumah nya Arsenio?" Tanya Reska, di pesan tadi sudah menjelaskan bahwa Rara tengah berada di kediaman Arsenio. Reska tidak tahu Arsenio itu siapa, dia memanggil Arsenio dengan santai.

"Benar mas ini rumah nya," balas pak satpam.

Dokter Reska mangut-mangut, "kalau begitu makasih ya pak, saya mau langsung masuk saja soalnya ada perlu," katanya.

"Iya mas, silahkan mas," ujar pak satpam mempersilahkan dokter Reska.

Dokter Reska beranjak dari sana, dia berjalan menuju rumah megah itu. Sesampai di teras, dokter Reska sempat terdiam beberapa saat dan menerawang kedalam karena pintu rumah itu yang terbuka lebar menunjukkan ruangan di dalam sana.

"Assalamualaikum," Ujar dokter Reska.

Dokter Reska tidak mendengar adanya sahutan membuat nya kembali mengucapkan kata 'assalamulaikum' lagi. Karena tidak ada yang menggubrisnya, dokter Reska memutuskan untuk langsung masuk kedalam. Sebenarnya dokter Reska merasa tidak enak, tingkah nya itu seperti orang yang tidak sopan mengingat dirinya baru pertama kali mengunjungi rumah itu.

"Permisi," ujar dokter Reska setelah sampai di ruang tengah, dia melihat orang-orang tengah berkumpul di sana.

Semua orang memandang kearah dokter Reska, hal itu membuat dokter Reska tersenyum tipis. Geisha beridiri dari duduknya, dia menghampiri dokter Reska.

"Dokter," ujar Rara kemudian memeluk dokter Reska. Semua orang yang berada seruangan dengan jelas melihat hal itu, apalagi Regan yang dadanya sudah berderu tidak karuan.

"Rara," dokter Reska membelai rambut Rara, rasa cemas dan gelisah nya langsung pudar.

Regan menatap nanar pemandangan di depannya, merasakan sesak di dadanya. Hatinya teriris luka, Gladissa yang melihat raut Regan pun menyenggol Galen di sampingnya kemudian dua insan itu menatap Regan penuh kasian.

Dokter Reska melepaskan pelukkan kemudian memegang pundak dekat, "Kamu kemana saja hm? Kalau pergi itu bilang-bilang dulu Ra, saya khawatir sama kamu," kata nya sembari menatap Geisha dekat. Mau marah pun tidak bisa, dokter Reska  selalu berkata lembut pada Geisha.

"Maaf dok, aku lupa kasih tau dokter," ujar Rara merasa bersalah.

"Gak papa Ra, saya senang kamu baik-baik saja sekarang," balas dokter Reska. Untung saja ketakutannya tidak terjadi, rupanya Rara baik-baik saja membuat nya lega.

Rara tersenyum manis, "dokter nyariin aku kemana aja?" Tanya nya.

"Banyak Ra, bahkan saya berencana lapor ke polisi atas kehilangan kamu. Untung saja kamu cepat nelpon, kalau tidak saya yang malu-maluin diri sendiri nantinya," kata dokter Reska membuat Geisha tertawa.

"Segitunya," kata Rara di sela-sela tawanya.

"Saya pikir kamu hilang Ra," kata dokter Reska.

"Mana mungkin aku hilang, orang aku udah gede," bangga Geisha.

"Iya Ra," kata dokter Reska kemudian mengacak rambut Geisha.

Dokter Reska dan Rara tidak sadar bahwa sedari tadi keduanya sudah menjadi pusat perhatian semua orang, keluarga Geisha maupun keluarga Tamara tidak melepaskan pandangan sedikit pun dari dua insan itu.

Memory While Sleeping (end)Where stories live. Discover now