Lantunan 28

120 16 2
                                    

Kamu tahu hal apa yang lebih menyakitkan daripada cinta yang bertepuk sebelah tangan? Persahabatan yang bertepuk sebelah tangan.

🍂🍂🍂

Kepengurusan rohis yang diketuai oleh Rahman sebentar lagi akan berakhir, karena kelas 12 mulai diarahkan untuk fokus pada ujian nasional. Sebelum pergantian kepengurusan, Rohis berencana mengadakan kegiatan amal ke panti asuhan yang akan dilaksanakan pada akhir pekan. Jadi kumpulan Rohis pada hari Jumat ini diisi dengan diskusi dan persiapan mengenai kegiatan amal tersebut.

Rahman duduk sendiri di tangga mesjid, mengeluarkan buku catatan yang dibelinya tempo lalu. Pemuda itu menuliskan semua aktivitas yang sudah dilaluinya hari ini, juga menuliskan beberapa hal yang takut ia lupakan. Sejak mengetahui bahwa dirinya mengidap Amnesia Lakunar, hidup Rahman mulai berubah. Beberapa ketakutan mulai menghantui pikirannya. Dia tahu ingatannya bisa saja menghilang secara acak, namun ia tidak tahu ingatan mana yang akan hilang itu. Dia kerap merasa cemas. Bagaimana kalau dia melupakan hal-hal yang penting dalam hidupnya? Seperti orang yang Rahman sayangi misalnya.

Tanpa Rahman sadari, sejak tadi sepasang mata tertuju padanya. Memandang gerak gerik pemuda itu dari kejauhan. Kinan duduk di depan kelas yang letaknya tepat di seberang mesjid. Gadis itu memperhatikan ekspresi wajah Rahman, Kinan yakin saat ini ada hal yang tengah mengganggu pikiran Rahman.

Kursi yang tengah Kinan duduki berderit ketika seseorang mendudukan dirinya di samping Kinan.

“Ehm!” Saila berdeham, membuat atensi Kinan teralihkan padanya.

Sejak kejadian di kedai es krim waktu itu, baru sekarang Saila kembali menghampiri Kinan dan mengajaknya berbicara.

Kinan mengangkat sebelah alisnya, “apa?”

“Ga ada kata lain yang mau kamu bilang selain ‘apa’ Kin?”

Kinan menghela nafas, memandang Saila sekali lagi.

“Maaf La.”

Saila mengangguk.

“Udah marahnya?” tanya Kinan.

“Sebenarnya aku ga marah Kin,” ujar Saila sembari memainkan jemari tangannya.

Netra Kinan mengarah lagi pada Saila.

“Aku cuma ngerasa kecewa aja, sebagai sahabat aku merasa ga dianggap, ga tahu apa pun yang dialami sama sahabat sendiri, aku sempat mikir apa hanya aku yang mengganggap kamu sebagai sahabat?”

“Kamu tahu ga Kin hal apa yang lebih menyakitkan daripada cinta yang bertepuk sebelah tangan?”

“Persahabatan yang bertepuk sebelah tangan.” Saila mengakhiri ucapannya dengan wajah yang sendu.

“Kenapa kamu bilang gitu La?”

“Jujur aku ngerasa kalau selama ini cuma aku yang nganggap kamu sebagai sahabat, banyak hal yang udah berubah, banyak hal yang tidak aku ketahui tentang kamu Kin, banyak hal yang ga kamu ceritain ke aku, bahkan kalau aku ga ngikutin kamu ke rooftop waktu itu mungkin aku juga ga akan tahu kalau selama ini kamu suka sama Kak Rahman,” ucap Saila sambil memandang lurus ke depan, pada Rahman yang duduk di seberang sana.

“Saila, kita udah sahabatan dari kecil, mana mungkin aku ga menganggap kamu sebagai sahabat?”

“Aku tahu kamu benar-benar kecewa sama aku La.”

“Tapi apa kamu tahu mengapa aku ga cerita apa-apa mengenai Kak Rahman? Karena aku ga mau kamu terluka. Aku ga mau persahabatan kita renggang hanya karena hal kayak gini, aku ga mau karena percintaan persahabatan kita hanya akan jadi kenangan, aku ga mau kehilangan kamu La.”

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 14, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Semerdu Lantunan Ar-Rahman (HIATUS)Where stories live. Discover now