Prolog

11.5K 435 44
                                    

Ar-rahman

Allamal quraan

Khalaqa-insaan

Allamahul bayaan

Lantunan surah Ar-Rahman menggema mengisi setiap jengkal kesunyian dalam gendang telinga. Semuanya masih sama seperti kali pertama surah ini dilantunkan oleh pemuda berpeci hitam itu. Untuk yang kesekian kalinya manik kopi ini tak sanggup menahan kristal bening yang mendesak keluar dari pelupuk mata, perlahan netraku memejam, menghayati lantunan ayat suci yang menenangkan hati.

Bibir ini mengatup rapat, yang mengiang di kepala hanya lantunan ayat demi ayat istimewa dalam surah Ar-Rahman. Surah yang menjadi bukti bagaimana kelembutan Dia dalam menegur hamba-hamba-Nya.

Ketika sunyi kembali menjadi teman sejati, kelopak mataku perlahan terbuka kembali.

Kemudian tatap mata ini terjatuh pada buku yang sejak tadi tersimpan di atas pangkuan.

"Catatan Kinan," gumamku kala membaca sebuah kata pada halaman pertamanya.

Ini adalah buku usang dengan sejuta kenangan. Malam ini aku kembali membukanya, membacanya untuk yang pertama kali setelah sekian lama. Membuka buku itu berarti kembali membuka lembaran kenangan di dalamnya. Tak mengapa, itu hanya catatan-catatan kisahku yang sederhana, agar aku bisa bertahan, menunggunya untuk mengingat kepingan cerita yang hilang, juga menyatukan potongan puzzle yang berserakan.

Ketahuilah, ini adalah kisah yang tak ingin terlupa. Tentang aku, dia, dan Surah Ar-Rahman.

Ah, aku melupakan satu hal. Namaku Kinan Qanitah, sederhana namun cukup indah, percayalah nama itu adalah anugerah dan rasa adalah fitrah.

Jika kamu bersedia, temanilah aku malam ini untuk menyelami berbagai peristiwa, dalam buku yang kini terbuka, buku diaryku semasa SMA. Biarkan aku kembali membuka duka yang bukan fiksi semata, mengikhlaskan setiap realita yang sudah tertulis dalam skenario-Nya.

Menyimpan kenangan indah yang akan menjadi kisah di hari tua, membuka lembaran baru dalam garis cerita. Tentang kesederhanaan kisah yang selembut cinta sang Ilahi dan—

"Semerdu Lantunan Ar-Rahman."

🍂🍂🍂

Semerdu Lantunan Ar-Rahman (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang