G a z i a n ' e n a m b e l a s

1.1K 80 7
                                    

Tandai bila ada typo⚠️

•happy readding

Setelah beberapa kali mencoba menelpon Aisya, akhirnya panggilan terjawab, membuat helaan nafas lega keluar dari bunga dan Rara , Verrel mah santai aja.

"Kenapa bund?"

"Kamu kemana sya? Bunda cariin kamu dari tadi"

"Aduh Aisya lupa! Ga bilang bunda, maafin Aisya ya ndaa, Aisya lagi keluar sebentar"

"Terus gimana pulang ke sininya? Kamu tau jalannya?"

Aisya terkekeh kecil di seberang sana, " Aisya ingat ko bunda"

"Yaudah mending kamu cepet balik lagi ke rumah Tante Rara, bunda tunggu ya!"

"Iya, nda!"

Tut!

"Kamu tuh rel, keterlaluan! Lain kali jangan tinggalin orang yang belum tau betul kawasan sini, apalagi itu Aisya" ucap Rara menasehati putranya yang baru selesai bermain game.

"Udah Ra, lagian Aisya juga Alhamdulillah baik-baik aja"

Rara mengangguk.

Mereka mendudukkan kembali bokongnya di atas karpet bulu yang tersedia di dalam gazebo. Verrel yang tetap pada ponselnya, dan kedua paruh baya mengobrol kecil, seraya menunggu Aisya.

5 menit berlalu, Aisya kembali ke rumah Verrel, dengan membawa tahu Sumedang  yang dibungkus dalam plastik kantong.

"Assalamualaikum" ucap Aisya  menyalimi kedua tangan Rara, dan bunga.

"Waalaikumussalam, akhirnya Dateng juga calon menantu aku, Tante takut kamu hilang. Tar siapa yang mau jadi istri Verrel" ucap Rara bergurau.

Aisya terkekeh pelan sambil menggaruk tengkuk yang tak terasa gatal sama sekali "banyak kok Tan, yang mau jadi istri ka verrel" Ia kembali berdehem pelan.

Verrel yang merasa namanya disebut-sebut menatap Rara dengan mengitimidasi. Apa-apaan mamanya ini. Memang dia seburuk apa sampai tidak ada yang mau jadi istri nya kelak. Sudah jelas-jelas banyak yang mengantri untuk menjadi pendampinya.

"Iya Ra, segitu gantengnya Verrel baik lagi" timpal bunga.

Verrel menatap datar ketiga orang yang sedang membicarakan dirinya.

"Tante maunya Aisya yang jadi Pendamping Verrel, Verrel juga maunya kamu kok yang jadi istrinya nanti" ucap Rara seraya menggoda kedua remaja di hadapannya.

Aisya terkekeh pelan seraya menundukkan kepala, entah kenapa.

"Apa sih ma" ucap Verrel pelan menatap sekilas kepada Aisya. Rasanya ingin tertawa ngakak saja melihat adik kelas di sampinya yang terlihat seperti malu-malu.

"Sok malu-malu dasar! Untung imut Lo" Gumam Verrel dalam hati.

Bunga tertawa kecil melihat keakraban mereka, padahal baru pertama kali ketemu.

GAZIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang