part. 15

173 32 8
                                    

    Bulan purnama membulat sempurna di langit. Angin malam yang dingin memainkan rambut seorang pria tampan yang tengah berdiri di teras rumah sakit.

   Pria itu meremas sebuah kertas yang baru saja ia dapat dari seorang dokter. Ia melempar kertas itu ke tempat sampah. Perlahan, pria itu berjalan ke arah mobilnya dan menendang salah satu ban-nya dengan kuat.

  "Arghhh !!!" Teriak pria itu sambil menjambaki rambutnya. Ia memasuki mobil dan mulai memukuli kepalanya.
 
    "Bodoh !!! Hoseok bodoh !! Jung Hoseok bodoh !!" Umpatnya untuk dirinya sendiri. Setelah itu ia mulai mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.
  
Tinnn tinnn..... Tinnn....

     Suara klakson mobil bersahutan saat pria itu menerobos lampu merah. Hoseok sama sekali tidak peduli. Ia semakin menambah kecepatannya dalam berkendara. Perlahan satu tetes air mata pria itu menetes. Hoseok mengelapnya dengan kasar menggunakan lengannya. Hoseok menambah lagi kecepatannya dan lagi-lagi menerobos lampu merah. Ia melihat kaca spionnya dan menemukan 2 mobil polisi yang sedang mengejarnya. Hoseok menutup matanya dan tersenyum kecil lalu mendadak belok kiri.

Gubrak...
  
    Sebuah cahaya yang hangat mendekatinya dan ia masuk kedalamnya.

     Akibat belok yang tiba-tiba itu, hoseok mengalami kecelakaan beruntun yang besar. Beloknya yang tiba-tiba membuatnya menabrak sekitar 6 mobil, 2 sepeda motor dan 3 pejalan kaki yang hendak berbelok.

    "Huh !!"  Seketika mata pria itu terbuka. Keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya. Untunglah, ia hanya bermimpi.
 
     Hoseok duduk dan meminum segelas air dari mejanya. Ia menatap jam dinding yang saat ini sedang menunjukkan angka 02:14 dinihari. Pria tampan itu mengusap wajahnya dengan kasar. Mimpi jenis apa itu ? Hoseok merasa ada yang tidak beres dirumah ini. Pria itu menutup matanya dan ia melihat ruang tamu yang sudah porak-poranda, begitu juga dengan dapur. Ia barusaja menerawang keadaan rumah itu yang terasa mencekam hari ini.
  
     Hoseok turun dari ranjangnya dan secara perlahan ia memasuki kamar suga yang tepat di sebelah kamarnya. Hoseok berjalan mengendap-endap tanpa menimbulkan suara.

Cklek...
     Hoseok berhasil memasuki kamar suga dan menutup pintunya kembali.
 
     "Hyung.... Bangunlah." Hoseok menggoyangkan tubuh suga yang tertidur di lantai dengan keadaan tengkurap. Tidak, pria manis itu tidak sedang tidur, tapi ia telah pingsan. Hoseok yang telah memahami keadaan itu langsung membopong tubuh hyungnya untuk menaiki ranjang dan menidurkannya dengan baik. Saat itulah indra penciuman hoseok menemukan aroma bius.

    "Suga hyung di bius ?" Tanyanya dalam hati. Ia menutup matanya dan dapat melihat suga sebelum pingsan, ternyata suga juga mencoba mengecek keadaan rumah ini, tapi saat suga sampai di ruang makan, seseorang membekapnya dengan kain yang telah di beri ramuan bius dan menyeretnya hingga masuk ke kamarnya sendiri.
 
  "Shit !! Lagi-lagi anak itu !" Umpat hoseok sambil keluar dari kamar suga dan berlari ke kamar Namjoon.

Tok tok tok..
    Hoseok mengetuk pintu kamar Namjoon karena pintunya dikunci dari dalam. Pria itu menghembuskan nafas kasar.

    "Namjoon.. buka pintunya, ini aku." Ucapnya sambil kembali mengetuk pintu.

   "Namjoonshi !" Teriak hoseok karena kesal. Tanpa sengaja, teriakannya telah membangunkan jungkook dan jimin yang tertidur. Kedua pria itu keluar dari kamarnya masing-masing Dengan keadaan kusut khas orang baru bangun tidur.

   "Ada apa hyung ?" Tanya jungkook sambil mengucek matanya. Jimin yang sadar keadaan langsung menghampiri hoseok. 

    "Dia berulah lagi..." Tanya jimin pelan yang diangguki hoseok.

    "Tidak mudah untuk mendobrak pintu kamar Namjoon. Ayo bantu aku jim.." hoseok dan Jimin mengambil posisi di depan pintu kamar.

    "Hitungan ke tiga kita dobrak. Erahkan seluruh kekuatanmu. Satu... Dua... Tiga..." 

  Gubrak...

     Pintu bercat putih itu lepas dan terjatuh hingga menimbulkan bunyi yang sangat keras. Jungkook yang awalnya tertidur sambil berdiri kini langsung menatap horor ke arah kedua hyungnya. Tanpa Ba-Bi-Bu, anak SMP itu menghampiri kedua hyungnya yang mematung di depan pintu sambil menatap namjoon heran.

    "Ada apa hyung..." Tanyanya kepada Hoseok kemudian ia mengikuti arah pandang kedua hyungnya dan ia ikut terheran melihat kamar Namjoon yang hancur-sehancur hancurnya. Sedangkan pria yang disebut sebagai namjoon itu tengah duduk santai di atas lemarinya yang telah ambruk dengan menggigiti sebuah lengan Manusia. Mulut,pipi, dan pakaian yang di kenakan pria itu berlumuran darah.
 
   "Hyung... Setidaknya jika ingin makan daging, kau harus memasaknya dulu." Ucap jungkook sambil mendekat kepada namjoon dan menarik paksa lengan manusia yang ia pegang.

    "Aku sudah tidak tahan. Kembalikan.." ucap namjoon sambil merampas lagi makanannya yang diambil jungkook.

     "Namjonshi... Bisa tidak kalau kau jangan menghancurkan seluruh isi rumah ini." Ucap Hoseok sambil mengangkat tangannya kepinggang.
 
   "Tidak. Sebenarnya aku tidak ingin menghancurkan apapun, tapi tubuhku melakukannya tanpa bisa dikontrol." Namjoon berdiri dan berbaring di ranjangnya yang bagian bawahnya sudah rusak. 
 
   "Kau ini manusia, tapi sifatmu seperti vampir." Celetuk jimin sambil ikut berbaring di samping namjoon. "Hyung, aku masih mengantuk.. aku tidur disini ya." 
 
   "Baik terserah kau saja. Tapi saat suga hyung bangun dari pingsannya, rumah ini harus sudah rapi seperti biasanya." Hoseok pergi meninggalkan kamar itu bersama jungkook.
 
   "Oh iya, hyung jangan melupakan misi kita hari ini..." Ucap jungkook yang kepalanya muncul mengintip dari pintu kamar itu. Namjoon mengangguk kecil dan melanjutkan makan malamnya yang tertunda. Namjoon menatap jimin dan mengusap rambut pria tampan yang tertidur dengan nafasnya sudah teratur. Rambut Jimin yang berwarna pink kini telah menerima warna merah dari darah ditangan namjoon.

    "Selamat malam, adik.." ucap namjoon sambil kembali menggigit lengan itu.
    

BTS Physco [TAMAT]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang