𝐁𝐀𝐆𝐈𝐀𝐍 𝟏𝟒

59 4 0
                                    

"Rheana!" Baron datang menghampiri Rheana yang tengah berjalan sendirian keluar dari kelasnya.

Rheana lantas menoleh, dia menatap Baron dengan senyumannya, "Iya?"

"Enggak, cuma manggil. Eh itu, tumben lo senyum ke gue"

"Gue seneng"

"Gara-gara apa?"

Rheana menunduk malu, dia menggelengkan kepalanya karena malu untuk mengatakan apa yang dia rasakan hari ini kepada Baron.

"Elah, gue teman lo juga na, cerita aja" Ujar Baron.

"Alaska buka hatinya buat gue ron, gue seneng!"

Degh!

Jantung Baron tiba-tiba berdegup dengan kencang. Dadanya terasa sesak sehingga tak mampu mengeluarkan satu kata pun. Cowok itu hanya bisa terus berjalan sambil menatap wajah bahagia mantan kekasihnya.

Baron bepikir, ternyata benar kabar yang berseliweran di sekolah dari tadi pagi. Mereka mengatakan bahwa Alaska memiliki hubungan spesial dengan Rheana. Sebenarnya belum tahu pasti, hanya saja Baron yakin bahwa sebentar lagi, Rheana akan mengisi ruang kosong di hati Alaska.

Baron sebenarnya tidak suka mendengar hal itu, hanya saja dia harus tetap ikut bahagia mendengar bahwa Alaska membuka hatinya untuk Rheana. Bagaimanapun juga, Alaska adalah sahabatnya, dan Rheana sudah menjadi temannya.

Cowok itu juga merasa tidak boleh egois. Dia tidak boleh memaksakan Rheana untuk terus mencintainya. Bagaimana pun, perasaan Rheana kepadanya sudah terkubur dalam-dalam, dan itu semua sebab dirinya sendiri, sebab Baron sendiri.

"Seharusnya gue gak muncul di hadapan lo ya na. Gue cuma bisa ngasih luka ke lo. Gue cuma bisa ganggu kebahagiaan lo" Baron tiba-tiba berkata seperti itu hingga membuat langkah Rheana terhenti.

Baron juga menghentikan langkahnya, dia menghela nafasnya pelan, "Na, gue bahagia bisa lihat lo bahagia walaupun bukan karena gue. Tapi, gue gak bisa bohong na. Gue gak bisa sembunyiin apa yang gue rasain, sakit na..." Ucapnya.

"Ron, Lo ja—"

"Gue nungguin lo Rheana...gue berusaha sebaik mungkin supaya bisa deket sama lo, supaya bisa balik lagi sama lo. Tapi pada akhirnya, gue salah karena udah berharap lebih...but it's okay, I'm always happy to see you happy"

"Baron.." Rheana mulai merasa tak enak melihat raut wajah Baron yang mulai terlihat murung, "Maaf, gue gak bermaksud untuk nyakitin lo, gue—"

"Gapapa na, gue salah. Lo udah bilang dari awal untuk gak libatin perasaan dalam pertemanan ini, tapi gue tetep keras kepala dan malah libatin perasaan gue dalam pertemanan kita" Ujar Baron, "Intinya, kalo nanti Alaska sampe nyakitin lo, jangan ragu untuk ngadu ke gue. Gue disini na, lo punya gue. Gue bakal selalu nunggu lo"

"Gue pamit pulang, hati-hati dijalan Rheana.."

Baron kemudian pergi menjauh dari Rheana. Rheana hanya bisa memandang punggung Baron yang perlahan-lahan menjauh darinya. Entah kenapa, dadanya ikut sesak mendengar pernyataan dari Baron. Seakan-akan ia merasakan apa yang Baron rasakan saat ini.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
RHEALASKA [END]Where stories live. Discover now