𝐁𝐀𝐆𝐈𝐀𝐍 𝟐𝟓

60 2 0
                                    

"Dah semua kan?" Tanya Alaska, Rheana menganggukkan kepalanya, menanggapi pertanyaan Alaska.

Alaska langsung meletakkan buku Rheana ke atas meja disamping kasur UKS.
"Kalau di keluarga gue. Nilai begitu bukan nilai yang patut di maafin. Papa selalu marah tiap kali tau kalau nilai gue rendah" Ucap Alaska.

"Marah nya gak nanggung na.. Dari kecil setiap nilai gue rendah, Papa selalu ngunci gue di kamar. Gak boleh keluar kamar kalau belum bisa perbaiki kesalahan. Gue di tuntut belajar seharian.. Kadang sampe lupa yang namanya makan" Lanjut cowok itu.

"Beban gue nambah lagi pas ada Lintang. Tuh cowok juga pinter, Papa banyak muji dia sekarang. Gue keliatan kayak anak bego kalau ada Lintang"

Rheana terdiam. Dia tidak menyangka mendengar apa yang dikatakan Alaska.

Tangan gadis itu meraih pipi Alaska, mengusapnya pelan seraya tersenyum.
"Bego gimana sih, orang pinter gini" Katanya, "Lo lebih sempurna daripada Lintang"

Tangan Rheana turun ke pundak cowok itu, "Lo gak boleh kalah dari dia ka" Ucapnya.

"Semua orang minta gue buat ngalahin Lintang. Lawan gue kali ini, otaknya cerdas. Sering menangin banyak mendali. Wajar kalau dia minta apa aja di kasih ama bokap" Ujar Alaska, "Sekarang gue gak berharap menang dari dia na. Lagipula gue seneng, kehadiran dia, buat papa jadi kurang perhatiin gue. Semenjak dia ada, Papa gak pernah lagi nanyain nilai gue"

"Bagus lah, supaya pacar gue gak di kurung-kurung lagi" Kata Rheana.

Tiba-tiba saja suasana nya menjadi sunyi. Mereka berdua kehilangan topik pembicaraan. Yang mereka lakukan kini hanyalah saling menatap.

"Alaska"

Mereka menoleh saat mendengar suara seorang gadis masuk kedalam UKS. Rheana langsung memperlihatkan pandangan sinisnya. Hera datang membawa roti dan sebotol air putih.

"Buat kamu" Hera memberikan roti dan air tersebut untuk Alaska.

Alaska menerimanya, dia lapar. Mana mungkin dia menolak makanan yang diberikan untuknya saat dia lapar.
"Thanks" Ucapnya.

Hera menganggukkan kepala, dia menoleh ke arah Rheana.
"Lo ngapain disini?" Tanyanya.

"Jagain cowok gue lah, takut di ambil anjing liar" Jawab Rheana dengan santai.

"Dih, sok-sok'an mau jaga. Waktu Alaska kesakitan disini, lo di mana hah? Gue doang yang ada nemenin dia" Ucap Hera.

Rheana menatap Alaska, meminta penjelasan kepadanya.

"Iya, dia nemenin gue tadi. Pas pergi, Lo dateng" Kata Alaska, "Tapi lo gak perlu khawatir, gue gak di apa-apain kok"

Rheana mengangguk pelan, "yaudah sono lo pergi"

"Enggak" Hera tetap berdiri di tempatnya, tak berniat pergi. Dia kemudian menarik kursi kemudian ditempati duduk.

Wajah Alaska mendekati telinga Rheana, kemudian membisikkan sesuatu, "Biarin, dia mau jadi obat nyamuk"

Rheana tertawa pelan. Dia menatap Hera yang kini tengah menatap tajam dirinya.

"Peluk dong" Alaska merentangkan kedua tangannya, lalu Rheana memeluknya. Cowok itu menyandarkan kepalanya pada pundak Rheana.

"Pergi sana" Rheana mengusir Hera, namun Hera tetap diam.

Hera sebenarnya kesal melihat pemandangan di hadapan nya. Saat dulu Alaska berpacaran dengan nya, tidak pernah sama sekali Alaska meminta Hera memeluknya dengan begitu manjanya. Hera cemburu.
"Harusnya gue di posisi itu" Batinnya.

RHEALASKA [END]Where stories live. Discover now