remembered🦌

272 38 2
                                    

Dia membaca buku dan menggunakan kacamata minusnya dengan ditemani angin yg sedikit sejuk membuatnya bisa memendam amarah yg ingin sekali ia luapkan

Kenangan dulu saat bersama orang yg ia sayangi masih berputar di memorinya, tidak percaya rasanya jika orang yg dia sayangi telah tiada

"Ayah, lihatlah aku sangat merindukanmu saat ini" lirih Heeseung

"Apa kau benar benar menyayangiku? Lalu mengapa kau pergi?" Heeseung

"Lihatlah buku ini mulai usang, kau tidak ingin membacakannya untukku?" Heeseung

Tak sadar air mata berharga itu mulai membasahi pipinya

CLAKKK

Satu tetes air matanya menetes membasahi buku yg mulai usang

HIKSSS HIKSSSS

Suara tangisan sedu mulai memenuhi kehampaan ruang perpustakaan istana

"Heeseung. . ." panggil lembut Jae Na lalu ia menghampiri Heeseung

Dengan cepat Heeseung menghapus air matanya ia tidak ingin terlihat lemah dihadapan adiknya apalagi Jae Na

"Oh, lo udah siuman" Heeseung

"Lo kenapa?" Jae Na

"Kenapa apa?" Heeseung

"Barusan gua liat lo nangis seung" Jae Na

"Nangis dari mana?" Heeseung

"Gua gk suka dibohongin seung" Jae Na

"Gua boong dari mana?" Heeseung

"Dahlah males debat sama lo" Jae Na

"Eh eh kenapa? ngambek ya? " Heeseung

"Jawab pertanyaan gua, kenapa lo nangis?" Jae Na

"Gua gk nangis" Heeseung

"Penipu lo dasar" Jae Na

"Gua tadi kelilipan aja" Heeseung

"Pala lo peang" Jae Na memajukan bibirnya

"Ututu gemesh amat si" Heeseung menampung pipi Jae Na

"Apasi lo" Jae Na sedikit menjauh dari Heeseung

"Senyum dong plis" Heeseung aegyo

"Diem gk?!" Jae Na

"Gk mau sebelum lo senyum dulu" Heeseung

"Ah banyak ngomong banget tai kuda, NIH LUNAS!" Jae Na tersenyum tipis

"HAHAHAHAHA GEMES" Heeseung

"Gimana lo udah ngerasa lebih enakan?" Heeseung

"Hm, tapi sakit juga, cuman dikit sih sakitnya" Jae Na

"Gpp ntar juga ilang asalkan lo banyak istirahat. Oh ya mana liat luka ditangan lo" Heeseung

"Nih" Jae Na mengulurkan tangannya

"Masih sakit?" Heeseung

"Dikit sih" Jae Na

CUPPPP

Tiba tiba Heeseung mencium tangan Jae Na

"Eh?" Jae Na

"Gimana udh mendingan?" Heeseung

"NGAPAIN SI LO!" Jae Na menarik tangannya

"Ngapain dicium?!" teriak Jungwon

"Jungwon?" Jae Na

Jungwon menghampiri Heeseung dan Jae Na

"Ngapain lo disini?" Heeseung

"Heh, pasti lo kan yg nyuruh abang gua buat nyium tangan lo" Jungwon

"Nuduh sembarangan aja lo bangsat" Jae Na

"Halah ngaku aja lo!" Jungwon

"Udah won, Jae Na gk minta hal kek gitu, itu keinginan gua sendiri" Heeseung

"Ngapain pake acara cium tangan si? Abis akad nikah lo bang?" Jungwon

"Sembarangan aje lo gua tampol lama lama" Jae Na

"Apah hah? Mau tampol sini nih!!!" Jungwon menunjuk pipinya

Jae Na mendekat lalu mengangkat tangannya dan

PLAK

"AA ANJIR" Jungwon

"Mampus, banyak ngomong sih lo" Jae Na pergi

"ANJIR LO SAKIT BANGET BANGSAT!" teriak Jungwon

"Ahhahhaa lagian ngapain sih lo pake acara minta ditampol sama Jae Na" Heeseung tertawa puas

"Dasar cewek gajelas!" Jungwon

"Hhhhaaa, trs lo mau ngapain kesini hah?" Heeseung

"Disuruh makan bang, ayo ah cepet" Jungwon

"Iya udah ayo" Heeseung

"Dia baca buku ini lagi, dia pasti rindu sama ayah" batin Jungwon memandang buku yg dibaca Heeseung

"Heh malah bengong ayo katanya mau makan" Heeseung

"Oh iya bang" Jungwon

Lalu mereka pergi ke ruang makan

















🖤🦌-PT.17 (teringat)
>>ITP.VMPR.VL-17🦌

In The Past - [Another World] : new verWhere stories live. Discover now