Albedo • Confession

4.5K 452 94
                                    

Plot by Ryou_Mars
Support Rae_Xiyue
621 Word
━─┉┈◈◉◈┈┉─━

.・゜-: Takegawa_Shiori2 :-゜・.

  
  
  

Kau mengenalnya?

Sosok kakak yang selalu menjaga Klee si bomber Mondstadt yang bisa saja menghancurkan Dragonspine. Lelaki itu lah yang mengatakan perasaan tiga bulan lalu atas nama Archon Anemo, Barbatos. Setangkai bunga Windwheel Aster bersama kalimat manis yang membuat jantung berpacuh lebih cepat.

"Aku mencintaimu."

Layaknya pangeran dalam cerita dongeng, dia bertekuk lutut di hadapan gadis yang ia sukai. Tak bisa menolak, tak bisa berkata. Kau membalas perasaanya dengan menyambut setangkai Windwheel Aster yang di tujukan untukmu.

Sosok ilmuan Knights of Favonius itu sudah mengambil hati mu di pertama kali bertemu. Di cuaca dingin, kontak mata dengannya membuat salju di Dragonspine mencair.

"Kau baik saja?"

Tangan lelaki itu terulur, mata biru cerah seindah air laut. Dirinya bagai penangkal dingin di daerah bersalju.

Kau terima tangan sang adam. Terasa panas yang menyalur ke dalam nadi, mendetakan jantung berharap dia tidak mendengar. Pertemuan pertama hancur—bagimu—yang memerah panas hingga dingin yang luar biasa tak terasa telah membekukan kulit.

"Terima kasih."

Bibir tersenyum, melangkah lebih dekat pada mu.

"Permisi."

Belum sempat merespon, tubuh dipeluk hangat oleh adam. Ia pun mengusapi punggung yang terasa seperti es batu. Begitu erat dan terasa hangat.

"Aku Albedo. Lebih baik kita pindah tempat, kau hampir membeku."

Suara berat halus si pria menyalur ke telinga, langsung kau ingat dengan cepat nama lelaki yang telah membuat jatuh cinta. Ia melepas pelukan, bibir menyungging, tangan di pegang erat tak berniat melepas.

"Mari ikut dengan ku."

Kaki mengikuti langkah Albedo, mata berbinar tak lepas dari mahkota pirang pucat. Spontan bibir tersinggung kecil. Tiupan angin dingin tidak terdengar, hanya suara jantung yang beralun dalam pendengaran.

"Aku menyukaimu."

Mata biru cerab berbalik pada mu, wajahnya terlihat bingung.

"Apa kau mengatakan sesuatu?"

Secepatnya kepala menggeleng mengelak untuk mengulangi kalimat. Kau putuskan kontak mata—menunduk.

"Tidak ada!"

Ia hanya diam berlalu melanjutkan perjalan ke tempat kemah. Albedo melepas tangan mu bersama sepatah kata menyuruh mu menunggu sembari menghangatkan diri di api unggun. Ia mengacak-acak lemari yang berderat ramuan berwarna-warni. Dentingan botol kaca beradu kala benda itu bukan yang ia cari.

"Dapat!" Seru Albedo setelah mendapatkan botol kaca berisi cairan merah terang. Ia segera duduk di sebelah mu yang menikmati hangat api unggun.

Diserahkannya begitu saja. Bibir yang melengkung itu seperti mengatakan untuk menyeru kan kau meminumnya segera. Tapi ragu.., tapi ada penekanan di senyum Albedo.

Kau pejamkan mata. Meneguk seluruh cairan merah tersebut. Mata Albedo berbinar menanti akan reaksi terhadapan ramuan yang ia buat. Wajah mu memerah tomat.

"Pedas!" Teriak mu tak tahan akan lambung yang terbakar hangus.

Albedo secepatnya menyodorkan segelas air untuk membantu mereda kan rasa yang membakar bibir dan lambung.

"Anda menjahili saya!" Sarkas mu selepas menghambiskan segelas air.

"Tidak-tidak," Tangan Albedo melambai di depan dada. "Aku hanya mencoba ramuan yang ku buat, ternyata gagal."

"Tolong jangan jadikan saya kelinci percobaan anda."

"Maaf. Siapa nama mu?"

"[Name]." Sedikit kesal kau jawab.

"Salam kenal [Name], bagaimana jika kau menjadi kelinci percobaan ku?" Albedo tersenyum kembali.

Semburan rona merah melebur di pipi. "Aku tidak mau!"

Albedo terkekeh. "Bagaimana jika aku memberi rasa cinta?"

"Tolong jangan jahili saya."

"Maaf-maaf. Aku hanya ingin melihat wajah mu lebih memerah, habisnya manis."

"Jahilan anda tidak seru."

Seketika Albedo tertohok mendengar respon mu yang terasa kesal perasaan di permainkan. Dirinya merapakatan jarak padamu, membuat wajah tampanya terlihat begitu jelas.

"Bagaimana jika aku serius?"

Saliva di telan. Kau cerna akan pertanyaan si adam yang baru saja di temui. Kau putuskan kontak mata—melirik ke bawah. Sulit bibir bergerak menjawab iya atau tidak hingga waktu terbuang banyak.

"Bisa kau menunggu?" Albedo menambahkan mungkin ia sadar akan keraguan mu tuk menjawab. "Sebentar saja, aku akan datang dan mengatakannya padamu."

Albedi bergerak lebih dekat padamu. Spontan kelopak mata terkatup tidak tahan dengan jarak yang mulai menghilang. Pikiran sudah melayang di buat si adam.

Mata terbelalak, terkejut akan keyakinan yang akan terjadi selanjutnya. Cukup lama bibir Albedo menyatu dengan bibirmu. Manik mata menutup menikmati ciuman yang berlangsung panjang, lembut, hangat, dan membuat candu.

Seusainya ia menikmati bibir mu. Di selipkan anak rambut mu ke belakang daun telinga.

"Kenapa kau mencium ku?" Tanya mu secara langsung. Albedo memberikan kekehan pelan dalam senyum manis.

"Agar tidak ada yang merebutmu"

°—————HALLUCINATION—————°

 
  
  
  
  

Fumu-chan:
Ekhem!

Ada yang nungguin ver Xiao? 😗
Dalam proses~
mueheheheh

Mars: Maaf lama menunggu. Terima kasih sudah memberi request.

Aku..., aku bingung jadinya...., maaf jika tidak sesuai harapan (Ω Д Ω)

Any request? Drop my wall!

15 Agustus 2021

Genshin I.  ❛HallucinationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang