Xiao • Let Me Erase Your Pain

2.9K 184 8
                                    

Story ©Rae_Xiyue
Support ©Ryou_Mars
790 words

Xiao × oc

༊*·˚

Malam yang tenang, seperti biasa Wangshu Inn selalu ramai dengan para turis yang menginap. Angin berhembus pelan, namun tetap terasa dingin menusuk kulit. Malam seperti ini, mereka biasanya menikmati pemandangan dari atas Wangshu Inn, melihat sungai yang terbentang dengan gemintang di langit yang terpantul di airnya.

Yun Qi menumpu tangannya diatas pagar, angin meniup surai coklat mudanya, manik emeraldnya menatap langit. Dia selalu menyukai langit berbintang, melihat berbagai rasi bintang di langit sana. Berkilauan indah, seperti glitter yang ditebarkan di langit.

Hari semakin larut malam, para pengunjung mulai kembali masuk, hingga menyisakan Yun Qi sendiri. Sebuah bayangan muncul di belakangnya, namun Yun Qi tak menyadarinya. Hingga sebuah suara menginterupsinya.

"Apa yang kau lakukan disini sendirian?"

Yun Qi menoleh, mendapati sesosok yang menggunakan topeng dan membawa sebuah spear. Perlahan, topeng yang digunakannya menghilang bersamaan dengan spear yang dibawanya, memperlihatkan manik gold yang menatap langsung kearah Yun Qi.

"Tidak ada, hanya melihat langit" jawab Yun Qi. Dia kembali berbalik, melihat sebuah bintang yang lebih terang diantara bintang lainnya, "kau sendiri? apa yang kau lakukan?" Yun Qi balik bertanya.

"Kau bercanda? Ini wilayahku, aku bebas kemana saja dan melakukan apa saja di wilayahku." jawabnya. Yun Qi terkekeh, dia mengetahui itu, dia hanya iseng bertanya.

"Kau...baru selesai melakukan tugasmu, ya?" tanya Yun Qi. Sosok itu berjalan mendekat ke pagar, menyandarkan punggungnya di pagar, bersidekap dada.

"Ya."

Hening, hanya suara angin yang terdengar. Yun Qi berbalik kearah sosok itu, menatap manik goldnya.

"Kau tidak lelah, Xiao?"

"Ini sudah tugasku, sejak dua ribu tahun yang lalu. Dan akan terus menjadi tugas, yang harus kuemban. Juga, rasa lelah bisa menghilang dengan mudah, aku hanya perlu beristirahat sebentar."

"Yang kumaksud bukan lelah secara fisik." Yun Qi mendekat kearah Xiao, "tapi, ini." Yun Qi menunjuk dada Xiao, "apakah dia tidak lelah? Bukankah selama dua ribu tahun lebih dia merasakan hal yang sangat menyakitkan?"

Xiao terdiam. Dia memperhatikan telapak tangannya, mencerna perkataan Yun Qi barusan. Apa? Hatinya? Apa hatinya yang Yun Qi maksud?

Selama dua ribu tahun lebih, dia menanggungnya. Samar-samar, dia mendengar teriakan-teriakan itu, tersiksa. Pengorbanan yang dilakukannya, tak terkira. Darah yang selalu melumuri tangan dan wajahnya, mayat-mayat yang tergeletak. Banyaknya monster yang membuat kutukannya bertambah, membuatnya merasakan sakit yang luar biasa.

Punggungnya mengemban tugas yang begitu berat, sebuah kontrak yang dibuatnya dengan Morax, sang Archon Geo. Yang bahkan, tugas itu sampai membuatnya kehilangan rekan-rekannya. Sangking beratnya tugas itu, yang ditanggung oleh adeptus, berkali-kali membuat nyawanya diujung tanduk.

Namun sekali lagi, itu adalah tugasnya. Mau bagaimana pun, dia harus menanggung semua itu, bahkan dengan nyawanya sekalipun, hingga dia mati. Seberat apapun beban itu di punggungnya, dia tak akan bisa menghilangkan beban itu.

"Tid-"

"Kau tidak bisa membohongiku, Xiao. Semuanya, terlihat jelas dari sorot matamu. Mata itu, menunjukkan kesedihanmu yang mendalam. Banyaknya rasa sakit yang telah kau alami."

"Semua ini sudah menjadi takdirku, aku seorang vigilant yaksha, dan aku tak mempunyai waktu untuk meladeni rasa sakitku."

"Kau bukannya tidak mempunyai waktu, tapi kau lebih memilih untuk tak menganggap rasa sakitmu. Kau menyibukkan dirimu, memfokuskan dirimu dengan tugasmu itu, melupakan segala hal yang merugikan dirimu sendiri, tak peduli dengan kondisi dirimu." Yun Qi menunduk, tangannya mengepal kuat.

"Melupakan hal baik untuk dirimu, sendirian, kehilangan rekan-rekanmu, pengorbanan. Kau ingin mengatakan bahwa itu tak masalah? Jangan bercanda! Walau kau bukanlah manusia, tapi kau juga hidup! Kau juga merasakan sakit!"

Yun Qi mengenggam tangan Xiao, membuat Xiao tertegun.

"Aku tahu, martabatmu sebagai seorang adeptus sangatlah tinggi, tapi itu tak menjadi penghalang untuk membuatmu berekspresi! Berhentilah bersikap seakan kau baik-baik saja!"

Yun Qi mengangkat wajahnya, dia mendapati Xiao terdiam. Namun, di matanya dia melihat manik gold itu yang berkaca-kaca. Yun Qi menangkup wajah Xiao, bersamaannya setetes kristal jatuh.

Xiao menggenggam tangan Yun Qi, bahunya bergetar. Yun Qi menarik Xiao, memeluknya. Kesedihan itu, Yun Qi tahu. Xiao terlalu lama menutupi dan mengembannya.

"Ya....Aku lelah, Yun Qi, sangat lelah.....Semuanya terasa begitu sakit, teriakan-teriakan itu tak berhenti terdengar bahkan walaupun aku menutup telingaku. Rekan-rekanku saling membunuh tepat didepan mataku, aku kehilangan mereka...." lirih Xiao. Entah kenapa, mendengar penuturan jujur dari Xiao, membuat Yun Qi bisa merasakan sakit yang dirasakan Xiao. Ini adalah pertama kalinya Yun Qi melihat Xiao menangis, memperlihatkan sisi lemahnya.

Yun Qi mengelus rambut teal Xiao. Saat ini, sosok Xiao yang selalu terlihat kuat menjadi rapuh. Terlalu banyak kesedihan yang disimpannya, yang dengan sempurna selalu ditutupinya. Sejak awal Yun Qi bertemu Xiao di Mt. Hulao ,Yun Qi tahu hanya dengan menatap manik gold Xiao. Manik itu.....

"Yun Qi.....kumohon, tetaplah hidup, aku akan melindungimu. Jangan pergi..." Xiao mengangkat wajahnya, memperlihatkan derai air mata yang terus mengalir. Manik goldnya menatap manik emerald dalam.

"Aku tidak akan kemana-mana," Yun Qi menyeka air mata Xiao, tersenyum tipis, "aku akan selalu disisimu, Xiao."

-
End.





Rae: halo semua!
gimana kabar kalian?
berhasil dapet ayato? venti? ayaka?

ayato ku pulang dong T-T sungguh tak terkira, aku menang rate off di pity 76.

btw, maaf ya, aku baru bisa buat cerita sekarang. makasih juga nee chan yang selalu care buku ini.

oke itu aja dari ku, bye byee sampai jumpa!

25 April 2022

Genshin I.  ❛HallucinationOnde histórias criam vida. Descubra agora