Chapter 10

8.8K 434 12
                                    

40 vote+20 komen untuk chap ini bisa ga yaa?🤔🤔

Menurut kalian, cerita ini gimana?

Kalau buat next story, mending tentang posessive boy lagi atau yang agak sedih cerita galau?

Happy Reading
Semoga suka sama chapter kali ini

.
.
.
.
.

"Aku kasih satu penawaran. Hukuman akan lebih ringan kalau kamu nunjukin diri sekarang atau sebaliknya." Ucap Andra yang sedang duduk santai. Jemarinya mengetuk-ngetuk meja membuat Cici semakin gugup.

Matanya melirik ke arah persembunyian gadis itu. Ia memang sudah tau kalau gadisnya bersembunyi di situ. Namun, ia hanya ingin bermain-main dengan gadis nakalnya itu.

"Gimana kalo kita taruhan? Kalo kamu menang, aku ga akan ganggu kamu lagi."

Hanya sehari. Lanjut Andra di dalam hati.

"Dan kalau kamu kalah..."

"Aku akan mengurung kamu di sini. Bersama ku." Lanjut Andra dengan senyuman lebar.

Senyumannya memudar. Ketika mendengar suara pintu terbuka. Segera Andra membalikkan tubuhnya menatap pintu tajam berpikir kalau gadisnya itu yang membuka pintu.

Terlihat seorang pria berjalan tergesa-gesa menghampirinya. Tanpa menunggu suruhan dari sang tuan rumah, tamu itu segera mendudukan dirinya seraya memakan camilan yang tersedia.

Shit. Batin Andra mengumpat ketika melihat Adam, duduk manis di hadapannya.

"Ganggu lo! Balik sono." Usir Andra.

"Kampret gue baru dateng udah lo usir. Aiden sama Abian lagi di jalan otw kesini." Jawab Adam seraya merebahkan tubuhnya di sofa.

"Omong-omong adek gue lo culik kan?" Lanjut Adam menatap curiga.

Cici, gadis itu melihat Andra yang terhanyut obrolan dengan kakaknya pun tidak membuang waktu mulai berjalan jongkok pelan. Agar tidak menimbulkan suara yang dapat membuat Andra mengetahui keberadaanya.

Dalam hati, gadis itu bersyukur serta berterimakasih karena kakaknya ia dapat lolos dari cengkraman Andra.

Setelah berhasil keluar dari kediaman lelaki itu, Cici melangkahkan kakinya berlari meninggalkan apartment Andra. Sebelum lelaki itu sadar kalau ia berhasil kabur.

Merasa sudah cukup jauh, Cici meraih ponselnya yang ia bawa tadi dan segera menelpon Jeffrey untuk meminta bantuannya. "Jeff bisa jemput aku? Nanti aku sharelock."

***

"Bangsat!" Umpat Andra ketika melihat pintu terbuka lebar dan sadar kalau gadis nya sudah tidak ada di tempat persembunyian.

Tangannya meraih ponselnya yang berada di meja. Membuka aplikasi pelacak yang sudah lama ia install di ponsel Cici untuk memantau keadaannya.

"Anjing!"

"Napa nying gue diem di maki-maki mulu." Omel Adam ketika sekali lagi mendengar Andra mengumpat.

"YA EMANG GARA-GARA LO ANJING." Ucap Andra ngegas seraya menunjuk wajah Adam yang terkejut karena teriakannya.

"SALAH GUE APA BANGSAT!" Tak terima dirinya disalahkan, Adam membalas bentakan Andra.

"Cici kabur."

Dua kata itu berhasil membuat Adam mengerti. Alasan temannya emosi itu ternyata berhubungan dengan adik kesayangannya.

"Gue tadi liat Cici lari dari arah gedung ini kaya di kejar setan anjir." Kata seseorang secara tiba-tiba di belakang Adam.

Brother's FriendWhere stories live. Discover now