[2] Sempurna

259 211 119
                                    

(Visual~Sebastian)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Visual~Sebastian)

----

Kembali di masa lalu yang lebih buruk bagi gue bukanlah masalah, selagi itu masih bisa bertemu lo, gue merasa menjadi orang yang gak akan pernah rugi, bahkan akan menjadi orang yang paling beruntung.

Reyna~

--------

"Woy, Jangan ganggu dia!" ucap Sebastian pada laki-laki yang mencekal erat pergelangan tangan gue.

"Kenapa ...? Lihat! Dia aja gak nolak!" tegasnya penuh kemenangan.
Gue yang kemudian sadar akan hal tersebut langsung menghempaskan tangan si laki-laki dari pergelangan tangan gue.

"Don't think you won. It's still early. You understand?!" Gue menatapnya dengan tatapan 'tak suka.

"Tenang aja, ini bukan yang pertama kalinya." Laki-laki itu tersenyum lebar dengan alis terangkat.

"Krey, jaga sikap lo!" ucap Sebastian dengan nada tinggi.

Sunyi, semua orang langsung berhenti melakukan aktivitas. Mereka kembali menatap gue dan kedua laki-laki di depan gue. Tatapan mereka menunjukkan amazement yang butuh penjelasan.

'Huh' mencium bau-bau yang 'tak sedap, gue langsung segera menarik Sebastian dari hadapan Krey dan memintanya untuk mengendalikan emosi secara perlahan. Jujur, gue takut apabila sampai terkena masalah.

Bagaimana jadinya jika anak baru seperti gue membuat kekacauan di hari pertama sekolah? Memalukan, apalagi hanya karena bangku yang akan gue tempati.

"Gak perlu ninggiin suara, Bas. Gue gak papa kalo emang harus duduk sama dia," ucap gue lirih, penuh keseriusan pada Sebastian.

"Dia memang suka mengganggu seenaknya, Rey, gue juga gak habis pikir kenapa di kelas ini ada cowo sereseh dia!" cicit Sebastian dengan sorot mata tajam ke arah Krey. namun dengan santainya Krey malah balas tersenyum sambil mengedipkan mata. Ck! bener-bener nyebelin, 'kan?

"Udah, gak usah terlalu nanggepin dia," ucap gue berusaha nenangin Sebastian dari emosi yang hampir meledak.

"Kalo gitu, lo yang duduk di bangku gue aja dan biar gue yang duduk sama dia." Sebastian masih menatap 'tak suka pada Krey. Namun, tampang-tampang wajah seperti Krey mana mengerti kalau ada seseorang yang 'tak suka dengan kelakuannya. Contohnya sekarang ini, dia berperilaku dan berekspresi seperti orang yang 'tak melakukan apapun sejak tadi.

"Gak perlu, Bas. Ini hari pertama gue masuk sekolah. Kalo terjadi kekacauan, maka faktor utama yang akan disalahkan itu pasti gue. Lo tetap duduk di bangku lo dan gue akan duduk satu bangku sama dia," jelas gue, kemudian pergi berjalan mendekat Krey. Gue bener-bener harus ngalah dan duduk sebangku dengan dia.

 My Long Feeling Where stories live. Discover now