2

523 54 5
                                    

Hai Hai semuanya, kembali lagi dengan Mo di sini☆*:. o(≧▽≦)o .:*☆ pagi-pagi begini, jangan lupa sarapan dan mandi yaa...

Yuk, silakan dibaca

~~~~~~~~~~~

"Ini, silakan kembaliannya, pelanggan yang terhormat! Silakan datang lagi lain kali!"

Suara seorang gadis menyadarkannya.

Theos membuka matanya dan mengambil uang kembalian yang ditawarkan gadis itu secara spontan dan tersenyum manis, "arigatou, o kawaii koto."

Gadis muda berpakaian khas seorang kasir di hadapannya tersipu dan menganggukkan kepalanya dengan malu-malu.

Ia berbalik dan melangkah keluar dari supermarket, terus berjalan lurus dan berbelok di sebuah gang kecil yang gelap.

Tidak. Bukannya ia tinggal di sana atau apa.

'Apa sih yang terjadi?! Kenapa aku tidak mengerti sama sekali??' batin Theos sambil menghela nafas berat, ia melirik kantong plastik yang baru ia sadari ada di tangannya dan mengintip isinya.

Sekotak plester luka, perban, obat tetes mata dan... 'jam saku?'

Ia kenal betul jam saku itu, sebab itu adalah hadiah pertama dan terakhir yang ia terima dari kakak laki-lakinya, satu-satunya keluarga kandung yang tersisa sebelum kakaknya meninggal karena sakit keras. Sejak dulu tubuhnya memang sakit-sakitan, jadi ia tak bisa sebebas Theos, ia juga harus selalu minum obat tepat waktu untuk bisa bertahan hidup. Karena itu ia selalu membawa jam saku itu kemanapun ia pergi agar ia tahu ketika waktu minum obat tiba.

Kemudian, dua hari sebelum meninggal, ia memberikan jam saku itu pada Theos.

Flashback

"Theos, aku ingin memberikan sesuatu padamu." Ucap Sei, kakak lelaki yang 3 tahun lebih tua darinya ketika Theos berkunjung ke rumah sakit tempat kakaknya dirawat.

Theos merapikan bunga di dalam vas dan memberinya air lalu meletakkannya ambang jendela. "Apa itu?" Tanyanya seraya mendekati ranjang pasien.

Sei menarik tangan adik semata wayangnya itu dan membuka telapak tangannya paksa, sebelum menaruh jam saku kesayangannya.

"Untukmu."

Theos tertegun, "aku?"

"Ya," Sei mengiyakannya. "Terima saja, toh, aku juga tidak akan membutuhkannya lagi."

"Hah?" Theos terheran. "Lalu bagaimana caramu minum obat? Apa kata dokter?"

"Dokter bilang aku baik-baik saja, dan akan begitu untuk seterusnya. Aku bisa meminum obatku tepat waktu bahkan tanpa jam saku itu."

"Sebaliknya, aku meminta kepadamu untuk menggunakan jam saku itu saat kau menjalankan misimu, atau saat kau sedang menggunakan kemampuan unik itu. Kau mengerti, little buddy?" Sei berucap[, raut wajahnya amat serius hingga Theos tak kuasa menolaknya, bahkan ia menelan kembali kata-kata yang ingin ia muntah kan barusan. "Baik." Hanya itu kata yang mampu Theos katakan, sebelum George menelepon dan memintanya menemaninya dalam misinya selama 5 hari di luar kota. Theos menyanggupinya dan pergi setelah memeluk kakaknya yang semakin kurus.

SWEET CANDY 🍬 [TOKYO REVENGERS X MALE READER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang