It's Ok If You Forget Me - Astrid S

685 92 11
                                    

       Naruto by Masashi Kishimoto

                   Our Song by Me

                                 .

                                 .

                                 .

    Part 2 - Sambungan dari Reckless







Ting! 

Sebuah notifikasi pesan berbunyi. Hinata sengaja mengabaikan karena ia sedang memberi materi terakhir sebelum mereka memasuki semester baru. Ini sudah 4 hari semenjak Kakashi cuti dan ia sudah disibukkan dengan berbagai tugas kuliahnya yang kian bertambah. Terimakasih pada dosen pengganti Kakashi yang ternyata tak merepotkan. Meskipun mereka belum bertemu dan hanya membahas tugas + laporan lewat email ataupun chat, Hinata cukup bersyukur dosen itu tak memberinya banyak tugas tambahan bagi asdos pada umumnya.

40 menit telah berlalu. Kelas sudah selesai sejak sepuluh menit yang lalu. Hinata yang ingat jika ada pesan masuk segera memeriksa ponselnya. Memukul kepalanya dan mengatakan 'aduh' pada dirinya sendiri usai membaca pesan tersebut yang ternyata dari dosen pengganti.

[ Bisa kita bertemu? Ada beberapa revisi yang perlu kita benahi untuk materi semester depan. Perpustakaan, jam 1.30 ]

Mata Hinata bergulir menatap jam digital di handphone. Pukul 1.40. Bagus sekali! Pertemuan pertama dan ia terlambat.

Dengan terburu-buru gadis itu membereskan buku-buku yang masih berserakan di meja, memasukkan dengan asal yang penting muat di totebag. Berlari dengan kekuatan penuh menuju perpustakaan yang berada tepat di lantai 1.

Sesampainya di perpustakaan, Hinata menoleh ke kanan dan ke kiri. Dirinya masih sibuk mencari keberadaan dosen tapi yang ada di sana hanya ada 2 mahasiswa yang menggunakan komputer perpustakaan, 2 mahasiswi yang sedang berdiskusi di barisan kedua dan 1 orang duduk yang membelakanginya. Hinata sempat akan bertanya pada penjaga perpustakaan tapi diurungkan ketika melihat meja penjaga kosong.

"Baik, mungkin orang itu." Hinata berbicara sendiri, menghampiri orang yang duduk sendirian di ujung meja dekat rak buku dan jendela.

"A-ano, apakah anda dosen pengganti Kakashi-sensei?" gadis itu bertanya sesopan mungkin meski napasnya masih belum teratur akibat berlari dari lantai 3.

Pria itu mendongak seraya membenarkan posisi kacamatanya. Hinata bersumpah peluang ia salah orang sebanyak lebih dari 80%. Hei, coba kalian lihat! Dia-ah maksudnya pria itu masih terlihat muda dan tampan, mungkin berkisar 29 tahunan.

Hinata bernapas lega ketika pria di depannya tersenyum tipis, itu berarti ia tak salah orang. Ia cukup heran mengapa dosen di depannya ini tak memasang foto di akun chatnya, itu 'kan bisa mempermudah orang lain -terutama Hinata- untuk mengenali wajah si pemilik akun.

"Duduklah, kita langsung ke intinya."

"A-ah. ma-maaf sebelumnya, Sensei, atas keterlambatan saya." Hinata hanya bisa mempersembahkan senyuman kikuk dan kegagapan yang tiba-tiba hadir.

"It's okay, hanya 18 menit."

Ah! Itu sindiran. Hinata makin tersenyum tak enak hati. Ia menenangkan dirinya sekali lagi karena ia sadar bahwa dialah yang bersalah disini. 'Oh, Tuhan tolong buat ini selesai secepat mungkin.'

.

Semburat jingga sudah menghiasi langit ketika diskusi mereka selesai. Hinata maupun si dosen merapikan kertas yang tersebar di meja. Sedikit melirik jam yang tergantung di dinding, gadis itu semakin kalang kabut. Ia akan terlambat pulang jika tak segera naik bus 10 menit lagi.

SASUHINA : OUR SONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang