BAB 27

2.2K 151 0
                                    

Jangan lupa Follow, Vote, and Coment 💜

Sore ini, setelah menyelesaikan semua pekerjaannya, Devano pergi mengunjungi Toko Kue yang ada di sudut kota. Jika tidak karena paksaan dari Melinda Aditama selaku Mamanya, Devano tidak akan pergi ke tempat kue yang ramai seperti saat ini.

"Kenapa si Mama pake acara nyuruh gue, kan bisa nyuruh Deon aja," dumelnya saat memasuki Toko Kue, tak lupa dengan penyamarannya.

Setelah sampai di dalam toko, Devano langsung menuju ke tempat kasir untuk memesan kue pesanan mamanya.

Setelah mendapatkan pesanannya, Devano langsung membayar dan menuju keluar Toko Kue.

Baru saja keluar dari toko, tak sengaja matanya menatap ke arah jalan raya di depannya.

Saat melihat ke arah jalan raya yang padat akan kendaraan, matanya tanpa sengaja menatap seorang wanita muda yang sedang menutup mata ketakutan di tengah jalan. Saat melihat wajah wanita tersebut ....

Degg

Jantungnya langsung berpacu lebih cepat dari biasanya. Tanpa berpikir dua kali, Devano langsung berlalu secepat mungkin tanpa memikirkan kue pesanan Mamanya yang sudah jatuh tak beraturan di trotoar.

Saat sampai di samping wanita tersebut, Devano langsung menarik tangan si wanita yang masih memejamkan mata dengan badan bergetar. Karena terlalu keras dalam menarik tangan si wanita, sehingga membuat dua tubuh itu bertubrukan seperti orang berpelukan.

Jantung Devano masih berdetak kencang. Banyak kemungkinan-kemungkinan yang ada di pikirannya jika dia tidak bisa menyelamatkan wanita yang masih di dalam rengkuhannya ini. Sungguh Devano sangat takut jika itu terjadi.

Setelah Devano bisa menetralisir pernafasan yang tiba-tiba sesak, Devano mulai menurunkan pandangannya guna melihat wanita yang didalam rengkuhannya.

Ketika Devano menurunkan pandangannya, bersamaan dengan si wanita yang mendongakkan kepalanya sehingga membuat kedua bola mata yang memancarkan ketakutan itu saling bertubrukan.

"Kamu nggak papa?" tanya Devano.

Bukannya menjawab, wanita itu malah menutup kedua matanya dan terjatuh pingsan. Hal itu membuat Devano khawatir bukan main. Tanpa berpikir lebih, Devano langsung menggendong wanita itu menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dari tempat kejadian. Setelah masuk ke dalam mobil, Devano langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumahnya.

________

Sesampainya di rumah, Devano langsung keluar dari mobil tanpa memarkirkan mobilnya dengan benar. Dengan segera, Devano mengangkat tubuh lemah kedalam gendongannya.

"Assalamualaikum, Ma, Mama?!!" serunya saat memasuki rumah dengan tergesa.

"Wa'alaikumussalam apa ba-astaghfirullah siapa itu Bang?!" heboh Melinda dan langsung menghampiri Devano.

"Calon mantu Mama," jawaban Devano. "Nanti Abang jelasin, Abang mau bawa dia ke kamar dulu Ma," lanjutnya. Melinda yang melihat itu pun mengikuti dari belakang.

"Kenapa bisa Bang?" tanya Melinda setelah melihat Devano duduk di sisi ranjang setelah meletakkan Naira di ranjangnya.

Dari pandangannya, Devano sangat khawatir terhadap keadaan Naira. Dia takut terjadi apa-apa dengan pujaan hatinya itu.

"Tadi dia hampir ketabrak mobil Ma," jawab Devano lemah. Sungguh, demi apapun Devano sangat takut sekarang.

"Kok bisa?! Gimana ceritanya?"

Idolaku Suamiku •END•Where stories live. Discover now