BAB 56

2.1K 112 0
                                    

Jangan lupa Follow, Vote, and Coment 💜
.
.
.
.
______
Ada yang kangen nggak?
______

Malam harinya, setelah selesai melaksanakan sholat isya, Naira dan Devano serta adik-adiknya yaitu Keysha, Deon, Nazila, dan Nicho langsung pergi mengunjungi pasar malam, seperti yang telah dijanjikan oleh Devano sore tadi.

Tadinya hanya Nazila, dan Nicho yang akan ikut. Namun berhubung keluarga Devano tengah berkunjung ke rumah, dan Keysha serta Deon ingin jalan-jalan, jadinya Devano dengan setengah hati mengiyakan keinginan kedua adiknya itu.

Kini, mereka tengah berada di dalam mobil dengan Naira yang memangku Nicho di kursi penumpang samping kemudi, dan Deon, Keysha serta Nazila yang duduk anteng di kursi belakang.

Devano yang melihat Naira memangku adiknya meringis sendiri. Perut Naira sudah lumayan membuncit, dan Nicho sudah besar, ia takut anaknya yang masih di dalam perut itu tidak sengaja tersenggol oleh lengan bahkan kaki Nicho. Membayangkan saja membuat Devano bergidik ngeri.

"Kenapa Mas?" tanya Naira ketika melihat Devano yang memejamkan matanya sesekali.

"Itu ... Nicho nggak bikin perut kamu ketekan kan?"

"Enggak kok Mas, dia udah lumayan ngerti," balas Naira menyakinkan Devano.

"Kak, sini Nicho sama Deon aja, biar Kak Nai nggak capek," ucap Deon yang ada di belakang Naira persis.

"Nggak usah Yon, nggak capek kok. Lagian sebentar lagi nyampe," balas Naira.

Benar, tidak butuh waktu lama, mobil yang dikendarai oleh Devano itu telah sampai di parkiran yang sengaja disediakan untuk parkir para kendaraan yang sedang berada di pasar malam.

Banyak yang menatap ke arah mereka. Ah, lebih tepatnya ke arah Devano yang menggunakan masker serta kacamata hitam itu.

"Ck, sia-sia juga lo pake gituan Bang. Mereka kan udah tahu kalau Kak Nai istri lo," decak Deon melihat tingkah Abangnya itu.

Seketika Devano diam memikirkan ucapan adik bungsunya itu. 'Bener. Kenapa gue pake ginian? Kan mereka tahu Naira bini gue?' batinnya bertanya-tanya.

"Udah lah ayok masuk," ajak Keysha yang tak sabar sembari menggandeng tangan Nazila.

Mereka pun masuk dengan Devano yang menggendong Nicho, Nazila yang di gandeng Keysha dan Deon, serta Naira yang setia berjalan di samping Devano sembari mengapit lengan lelaki itu.

"Mau kemana dulu nih?" tanya Deon.

"Naik kereta," jawab Nazila membuat semua arah pandang mereka ke arah anak perempuan itu.

"Ya udah yuk," jawab Naira semangat dan langsung menggandeng Nazila. Meninggalkan Devano, Keysha, serta Deon yang melongo.

"Ya udah ayok disusul itu," ajak Devano dan kemudian menyusul istri serta adiknya.

Mereka beberapa kali mencoba permainan yang ada di sana. Tidak, lebih tepatnya Keysha dan Deon yang paling semangat memainkan permainan dan menaiki wahana di pasar malam tersebut. Sedangkan Naira dan Devano hanya mengikuti kemauan Nazila dan Nicho yang kini sedang memakan sosis bakar.

"Seneng?" tanya Devano ketika dirinya tengah duduk di sebuah kursi bersama Naira menemani Nazila dan Nicho yang tengah memakan jajan.

"Seneng. Makasih," jawabnya dan langsung memeluk Devano dari arah samping.

Mendengar nada ceria dari istrinya, membuat Devano langsung tersenyum. Rasanya sangat senang apabila kita dapat membuat orang yang kita sayang bahagia.

"Lihat tuh Mas, Mbak Key sama Deon udah sibuk sendiri." Perkataan Naira mambuat Devano mengalihkan pandangannya ke depan. Di mana di sana, kedua adiknya tengah bermain lempar bole ke dalam gelas.

"Ck, mereka ini." Meskipun Devano berdecak, dia juga tetap tertawa melihat kedua adiknya yang terlihat sangat menikmati permainan.

Sudah lama ia tidak pergi dengan kedua adiknya. Karena kesibukan masing-masing, membuat mereka bertiga jarang memiliki waktu untuk bermain bersama.

Namun kini, ia bisa melihat wajah ceria kedua adiknya. Dan hal itu membuat Devano kembali menarik kedua sudut bibirnya, tersenyum.

"Mbak minum." Suara Nazila membuat Devano dengan cepat mengambil satu botol air mineral yang ada di samping tempat duduknya. "Ini," ucapnya.

Dengan segera, Nazila menerima botol tersebut dan mulai menegak air minum di botol tersebut.

"Mas, aku mau itu," ucap Naira seraya menunjuk pedagang permen kapas yang tidak terlalu jauh di depannya.

"Bentar ya, kalian di sini dulu." Dengan segera, Devano beranjak dari duduknya dan berjalan cepat ke arah pedagang permen kapas itu.

Tak perlu waktu lama, karena saat ini Naira dapat melihat Devano yang tengah berjalan menghampirinya dengan satu permen kapas berukuran besar di tangan kanannya.

"Nih," ucapnya sembari memberikan permen kapas itu pada Naira.

"Makasih Mas," kata Naira seraya tersenyum manis, membuat Devano menepuk dan mengelus pelan puncuk kepala Naira.

Naira sibuk memakan permen kapas itu dengan Nazila dan juga Nicho, sesekali juga ia menyuapi Devano yang meminta.

Melihat jam tangan yang melingkar di lengan kirinya sudah menunjukan pukul 9.30 malam, Devano dengan segera mengajak istrinya dan keempat adiknya untuk pulang.

Sebelum pulang, Deon dan Keysha memboyong beberapa jajanan khas pasar malam, katanya untuk cemilan selama di hotel. Dan Devano pun tak masalah akan hal itu.

Karena mengantuk, Nazila dan Nicho sudah tertidur dengan anteng di gendongan Devano dan Deon, sedangkan Naira dan Keysha berjalan sembari bergandengan tangan mengikuti langkah kedua lelaki itu menuju mobilnya.

Sesampainya di mobil, dengan perlahan, Devano dan Deon merebahkan tubuh kedua anak kecil itu di jok belakang, diikuti oleh Keysha dan Naira yang juga duduk di belakang.

Setelah semua siap, Devano mengendarai mobilnya menuju hotel terlebih dahulu untuk mengantar kedua adiknya. Setelahnya, ia mulai mengendarai mobilnya menuju rumah istrinya dengan kecepatan sedang.

_________
Bersambung ....

Follow Ig aku juga ya.
@naasyriz__

Idolaku Suamiku •END•Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt