₊❏❜ [day: 007] ⌒⌒

875 142 52
                                    


─ J_ust: 안녕
Good-Bye

san bukanlah morning people. kesibukannya bekerja sebagai kepala mafia di malam hari membuat jadwal tidur san berbeda dari orang kebanyakan.

hanya saja, akhir akhir ini san cukup rajin bangun pagi. jam delapan pagi san sudah memandikan felix. memakaikan kemeja putih bermotif stoberi polkadot, senada dengan celana kain yang ia pakai. kemudian merapikan rambut pirang lembutnya.

san tahu jadwal tidurnya akan sangat berantakan dengan merawat felix. tapi dia tak terlalu memermasalahkannya. dia bisa mengambil waktu senggang saja kapanpun dia bisa istirahat.

"kamu suka dengan boneka itu?" tanya san ketika menyisir rambut felix.

san pandangi anak kecil itu; memegang boneka hello kitty yang sama dengan yang ia peluk kemarin malam. kebiasaan yang san hafal adalah saat felix tertarik dengan sesuatu dia akan memerhatikannya dengan sangat fokus.

felix mengangguk tidak mengalihkan perhatiannya, "kucingnya cantik."

"apa kau mau menggunakan pita seperti boneka?" tanya san mumpung sedang merapikan rambut felix.

"boleh?!" felix segera menoleh ke belakang. matanya berbinar dan wajahnya memerah karena bersemangat.

san hanya menghela napas kecil ketika rambut yang ia sisir berantakan kembali. san heran kenapa rambut anak itu bisa mengembang layaknya anak singa. sangat merepotkan untuk disisir.

"sepertinya aku melihat bandana di lemari..." san membuka lemari kucing itu dan menemukan bandana putih berbentuk pita.

"ini sedikit beda dengan yang di boneka. kapan kapan saja ya, aku belikan jepit rambut" kata san sambil menyatukan rambut felix lagi.

bandana itu dipakaikan di kepala felix. sebenarnya itu ide san memakaikan felix bandana untuk menjaga rambut yang mengembang itu tetap rapi daripada sekedar disisir.

begitu selesai, felix tersenyum puas menatap dirinya di depan cermin. san juga tersenyum melihat hasil karya yang tidak terlalu buruk padahal ia belum pernah memakaikan bandana untuk orang lain. kelihatannya san memang punya bakat mengurus anak kecil.

"bagus. sekarang ayo turun untuk sarapan" ujar san menggendong tubuh felix. kali ini ia membawanya seperti koala.

"tidak ma—"

"tidak usah melawan mumpung aku lagi baik hati. kau tidak lupa dengan aturan di mansion ini kan?" tanya san kembali dengan sisi monsternya.

felix merengut kecil sebelum meletakkan kepalanya di dada san. malas untuk bertatap muka dengan pengasuh barunya.


◑ ━━━━━ ▣ ━━━━━ ◐


begitu sampai di dapur, san mendudukkan felix di atas meja. felix mengayunkan kakinya menunggu san selesai membuatkan susu hangat.

saat san kembali membawa cangkir felix memandanginya keheranan, "dot susunya?"

"apa kamu tidak mau minum dari cangkir?" san malah balik bertanya.

"aku tidak boleh pakai cangkir kata daddy..." suara felix melirih seiring kalimatnya berakhir.

"kenapa tidak?" san mengheran. mood nya seketika turun saat felix menyebut daddy. orang yang dipanggil daddy itu yang jelas telah merusak felix hingga seperti ini. dan kemungkinan besar adalah tuan tanah seo.

"karena masih kecil..."

san terdiam sesaat, "sekarang daddy sudah tidak ada. kau tinggal di mansion ku berarti kau ikuti aturanku. mulai sekarang kau tidak akan minum susu dari dot."

felix mengangguk kecil lalu menerima cangkir dari san. ia pandangi sebentar benda berisis susu tersebut nampak ragu. seumur umur felix belum pernah minum dari gelas dan ini adalah pengalaman pertamanya.

ia akhirnya mengangkat cangkir itu seperti yang dia ingat dari cara orang lain menggunakan cangkir. tanpa pikir panjang felix menegak susunya hingga habis walaupun banyak juga yang tumpah mengotori bibir dan sedikit kemejanya.

"sejak kapan kau minum menggunakan dot?" tanya san sambil menempelkan jarinya di bibir felix. ia menekan nekan pelan bibir kenyal itu sebelum memasukkan jari ke dalam mulut felix mengabsen gigi giginya.

san sedikit kagum melihat gigi putih yang berjejer rapi di dalam sana. sangat sehat untuk seseorang yang selalu minum dari dot susu.

"anghhh" mendengar felix mulai mengeluarkan suara suara aneh dan memasang wajah ambigu, san menghentikan gerakannya.

san tahu mulai sekarang ia harus bisa membentengi dirinya sendiri untuk tidak melewati batas. felix adalah objek seksual yang sempurna, hal sepolos apapun bisa terlihat menggoda di mata orang lain.

felix sendiri yang clueless terhadap apa yang mampu ia lakukan semakin membuat cobaan san semakin berat. disamping menjaga dirinya sendiri, ia juga harus menjaga kepolosan lelaki itu.

"jadi sejak kapan?" tanya san lagi.

"tidak ingat. aku tidak tahu umurnya berapa. hidupku tidak penting jadi tidak perlu memikirkan umur."

felix menjawabnya dengan begitu tenang. seolah tidak ada beban saat mengatakan kalimat seberat itu.

kedua alis san menyatu tanpa sadar, "apa itu daddy yang bilang?" felix menjawab dengan anggukan.

apa apaan. menganggap hidup orang lain adalah mainan remeh yang bisa diambil kapanpun dia mau. memanipulasi kehidupan seseorang dan menutup kedua matanya. oh astaga apa san hidup di dunia seburuk ini?


◑ ━━━━━ ▣ ━━━━━ ◐


"hwaseong!! felix merindukanmu!!" felix memeluk si anjing retriever.

keduanya bergulung gulung di atas rumput saling beradu kekuatan. terlihat lucu sekali seperti anak anjing dan anak kucing yang bertengkar.

keseharian felix dihabiskan di taman san. ia akan bermain sampai tertidur kelelahan bersama teman karibnya itu.

terkadang mereka akan lomba lari di padang rumput mansion milik san. atau bermain petak umpet diantara kebun bunganya. sesekali memandangi ikan koi yang berenang di dalam kolam. pekarangan mansion san sudah menjadi taman bermain bagi dunia kecil milik felix.

kelelahan bergulat, keduanya pun berhenti. felix dengan nafas yang berat berbaring telentang dengan perut hwaseong sebagai bantalnya. felix tersenyum cerah menatap birunya langit yang dipenuhi awan.

"hwaseong. tuan kamu baik sekali ya." kata felix menoleh pada anjing yang hanya tertidur tak mengerti apa yang dikatakan felix.

"padahal sudah mau mati saja saat daddy mengirimku ke orang lain. tinggal bersama daddy sangat menakutkan tapi setidaknya ada kakak yang menemani felix." curhat felix sambil mengelus dagu anjing tersebut.

"daddy pasti sudah capek ya menghadapi anak nakal seperti felix sampai mengirim ke orang lain?"

"hwaseong.. felix pikir dengan jadi anak nakal akan menyelesaikan semuanya. kalau daddy marah dengan felix, daddy akan kesal dan akan membunuh felix kan? dengan begitu felix tidak perlu lagi merasa takut dan sakit saat disiksa"

"hiks.. ternyata tidak.. daddy malah lebih kejam lagi dengan mengirim felix ke tempat lain.."

"felix akan tetap berbuat nakal supaya mereka kesal. supaya felix bisa pergi. tapi kenapa.. malah felix diberi kebaikan seperti ini.." tangisan felix semakin keras.

"hwaseong.. apa boleh felix yang jahat dan sekotor ini berharap untuk tetap hidup?"

hwaseong menjilati air mata di wajah felix. anjing itu memang tidak mengerti apa yang dikatakan felix tapi dia bisa merasakan emosi tulus yang dikeluarkan anak itu. 

perasaan sedih yang membuncah. yang tidak bisa ia ungkapkan ke siapapun dalam hidupnya.

© MILKY, 170821

kembali lagi dengan elf yg menyakiti felix :')

❪ 恋 ❫ MILKY • sanlix ✔Where stories live. Discover now