XVI. reliqua

176 37 1
                                    

"Kalian ingin makan apa?" Junkyu bertanya kepada HaJeongHwan (Haruto, Jeongwoo, dan Junghwan.)

"Aku roti isi cokelat."

"Aku ingin es krim, Hyung."

Junkyu menyerngitkan dahinya heran. Bisa-bisanya Junghwan meminta es krim? Kalau lapar saat menjalankan tantangan saja, Junkyu nggak bakalan peduli pokoknya!

"Kalau nanti kau lapar di saat kita menjalankan tantangan, aku tidak akan peduli kepadamu, ya, Junghwan-ah," ancam Junkyu yang membuat Junghwan menjadi berpikir lagi.

"Ya sudah, aku ingin samgak gimbab saja sama air putihnya deh, Hyung. Hehe," cengir Junghwan.

Pilihan yang bagus. Sekarang tinggal satu orang saja yang belum Junkyu tanya. Ya, siapa lagi kalau bukan Park Jeongwoo kita ini.

"Jeongwoo-ya, kau ingin makan apa?" Junkyu berharap satu hal kepada Jeongwoo, yaitu: semoga dia tidak meminta yang macam-macam.

Jeongwoo tersenyum—yang bagi Junkyu ada maksud terselubung—lalu mensosornya, "Tidak banyak kok, Hyung. Aku hanya ingin gimbab, ramen, roti, susu, kimchi, dan minumannya yang manis-manis, ya, Hyung."

Mampus! Haruto dan Junghwan dengan kaku menoleh ke arah Junkyu. Dapat mereka berdua pastikan; Junkyu sedang menahan amarahnya untuk tidak mengumpat.

"Jeongwoo-ya, kau tahu, bukan? Jika aku ini adalah seorang petarung handal?"

Jeongwoo mengangguk. "Tentu saja aku tahu, Hyung. Memangnya kenapa?" Baiklah, sepertinya Jeongwoo sama sekali belum sadar dari nada suaranya Junkyu ketika bertanya pada dirinya.

"Kau pernah kupukul, tidak?" tanya Junkyu.... datar.

Jeongwoo menegang. Ia baru tahu sadar jika Junkyu berniat untuk memukulnya.

Sedangkan Haruto dan Junghwan—hanya bisa menghela napas pasrah dengan nasib Jeongwoo.

Semoga dipermudahkan, ya, Jeongwoo.










Semoga dipermudahkan, ya, Jeongwoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











"Apa maksudmu, Hyung? Jadi, kita ini sebenarnya sedang berada di bawah pengaruh Brain Teleport, begitu?"

Asahi membenarkan. "Tapi, bagaimana bisa kau mengetahuinya? Hyunsuk Hyung saja bahkan tidak tahu-menahu tentang Brain Teleport ini," desak Doyoung yang tidak jika Asahi menyembunyikan kebenaran ini dari mereka semua.

"Yang seharusnya kau tahu, Doyoung-ah"—Asahi membenarkan tatanan rambutnya yang sedikit berantakan lalu menatap Doyoung dengan tatapan serius—"Mashiho juga tahu tentang Brain Teleport ini. Hanya saja, aku dan Mashiho setuju untuk tidak memberitahukan kalian tentang ini.

Tidak memberitahukan? Hei, kalau begitu, mereka ini dianggap apa di mata Mashiho dan Asahi? Jika benar mereka ini adalah teman, seharusnya Mashiho dan Asahi tidak menyembunyikan kebenaran itu.

Treasure: Survive in an unfamiliar CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang