Badboy Raffa: part tujuh

275 22 3
                                    

Happy reading, keep enjoy-!
-
Jangan lupa VOMENT nya.
-

Clarissa berkacak pinggang dengan nafas memburu. Dihadapan wanita itu ada Raffa yang menatapnya santai, benar-benar anak yang kurang ajar.

"Ini tangan lo kenapa lecet hah? Abis mukulin anak orang lagi ya?!"

"Udah tau, kenapa nanya?"

Bugh!

Clarissa meninju rahang Raffa membuat cowok itu terkejut, menatap mommynya tidak percaya.

Sebelum Raffa mengomel, Clarissa lebih dulu berkata, "Gak usah bacot. Emang seharusnya lo diginiin biar kapok!"

Raffa mengelus pelan rahangnya yang terasa nyut-nyutan, tinjuan mommynya itu memang sangat kuat untuk ukuran seorang wanita yang sudah memiliki 3 buntut.

"Kalau daddy tau mommy tinju gue, uang bulanan pasti dipotong." Raffa mencoba mengambil peruntungan untuk memeras Clarissa dengan cara memberikan sebuah ancaman kecil, tapi siapa sangka, wanita itu tetap terlihat santai. Sama sekali tidak terlihat ketakutan ataupun panik.

"Ck, belagu amat nih anak. Sok, wadulin ke bokap lo sono, gue gak takut."

"Bokap gue ya suami mommy,"

"Tuh tau. Asal lo tau aja ya, bokap lo itu paling gak tahan sama rayuan maut gue. Sekali rayu, luluh tuh dia, sebucin itu dia ke gue." Clarissa tersenyum bangga. Sejak dulu, pesona nya memang tidak pernah gagal dalam menarik perhatian para jantan.

"Clarissa,"

Panggilan penuh peringatan itu membuat Clarissa membulatkan matanya lebar. Sejak kapan suami tampan nan gagah nya itu pulang?

"Mas ... duh mas suami pulang kok gak bilang-bilang?" Clarissa langsung menghampiri Aldrich yang menatapnya datar, duh gawat.

"Kamu ngomongin aku?" Aldrich menaikan sebelah alisnya bertanya.

"Oh, jelas lah. Mas kan suami aku yang paling ganteng, udah pasti aku pamerin ke orang-orang kalau aku punya suami ganteng kayak kamu." Jari telunjuk Clarissa mencolek dagu Aldrich yang ditumbuhi janggut tipis.

"Emangnya gak takut mereka rebut aku dari kamu?"

"Ya gak lah, mas lupa aku siapa?" Clarissa tersenyum angkuh sambil menepuk pelan dadanya bangga.

"Istri aku,"

Raffa yang mendengar jawaban Aldrich pun hanya bisa menahan rasa mualnya. Punya orangtua yang suka drama itu sangat menyebalkan, tidak tau kah kalau dirinya ini bisa saja iri dengan kemesraan mereka?

"Mas," Rengek Clarissa manja, tidak ingat umur memang.

"Pensiunan badgirl,"

"Nah inget kan. Kalau kamu macem-macem, aku bisa lebih macem-macem lagi." Nada suara Clarissa memang terdengar biasa saja, tapi didalam nya terdapat sebuah ancaman.

Jadi, tau kan darimana sifat Raffa?

°°°
Raffa mengusap matanya yang terasa kering dan perih setelah beberapa jam bermain ponsel, memainkan sebuah game yang sangat diminati anak cowok.

Selain jago membuat anak orang babak belur, Raffa juga jago bermain game. Ia juga sudah beberapa kali ikut tournament bersama teman-teman satu timnya, dan berkali-kali juga mereka menang.

Saking fokusnya bermain game online, Raffa melewatkan jam makannya. Untungnya mommy dan daddy nya sedang pergi keluar, kalau mereka berdua tau dirinya melupakan jam makannya, habislah dia.

Suara langkah kaki Raffa terdengar membuat sesosok cowok tanpa baju menoleh.

"Akhirnya sang raja keluar juga," Sindir Raffi.

Ya, sosok tidak berbaju itu adalah Raffi. Adik pertama Raffa itu sedang sibuk mengobrak-abrik isi kulkas, entah apa yang cowok itu cari, Raffa tidak peduli.

"Bibi masak apa Fi?" Tanya Raffa.

"Liat sendiri lah, punya mata kan lo?"

Raffa mendengus pelan lalu membuka tutup saji yang ada di atas meja makan.

"Ayam lagi?!"

Boleh jujur tidak? Sejujurnya, Raffa sangat bosan dengan menu yang berhubungan dengan ayam. Hampir setiap hari menu makanannya ayam, apa penghuni rumah ini tidak merasa bosan?

"Ya emang ayam lagi, tapi kan beda."

"Apa bedanya?!" Kesal Raffa.

"Yang kemaren di kecap, sekarang digoreng kering pake sambel. Beuh, mantep bang sambelnya bi Kasih." Raffi kembali lapar, padahal tadi sudah makan banyak, dasar perut gentong!

"Sama aja, sama-sama ayam!"

- BADBOY RAFFA -

"Gue udah kenyang Raf, ya kali sanggup abisin ini semua." Billy mengeluh kekenyangan karena menu yang Raffa pesan terlalu banyak, padahal mereka hanya bertiga, bersama Surya.

"Kalau gak mau buang aja," Balas Raffa kelewat santai dan itu membuat Surya marah.

"Gak boleh mubazir! Lo bisa makan enak disini, tapi diluaran sana banyak yang kerja keras cuman buat sesuap nasi." Ceramah Surya.

"Kalau emang gak sanggup abisin semuanya, mending bagiin ke orang yang membutuhkan." Sambung Surya.

Raffa menganggukan kepalanya setuju,
"Yaudah, nanti gue tambahin biar semua kebagian."

"Buset, lo mau bagiin ini ke seluruh Indonesia Raf?!" Mata Billy melebar, tampak tidak percaya.

"Ya gak lah, gila aja. Lo kira Indonesia gak luas apa?!" Sewot Raffa dengan mulut yang sibuk mengunyah makanannya.

Billy cengengesan tidak jelas, "Terus kenapa lo pesen makanan sebanyak ini? Kan kita cuman bertiga."

"Kebanyakan duit tuh, sampe bingung ngabisin duitnya gimana." Ceplos Surya.

"Nah iya itu,"

"Anjing makin belagu ini anak, mending sumbangin aja ke orang yang membutuhkan. Kayak gue misalnya, gue butuh duit banyak buat modif mobil gue."

"Jual aja ginjal lo,"

Billy menggeplak kepala Surya, "Gila lo, sesat."

"Ini kepala gue udah difitrahin dodol!" Surya menggeram kesal.

🔥🔥🔥
Kalau ada typo atau kesalahan lainnya, harap maklum ya.

Ayo ramein lapaknya💙

Badboy Raffa (Revisi)Where stories live. Discover now