[CHAPTER LIMA]

96 60 11
                                    

PEMBUKAAN

_____________________________________

_____________________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Reyhan, goblok. Buruan cegat Dirga, bodoh!" kesal Eza, tanpa menghentikan aktivitas menulisnya.

"Lo aja, ngapa harus gue?"

Eza berdecak kesal mendengar penolakan dari Reyhan, seketika Eza berlari keluar kelas lalu berteriak memanggil Dirga yang sedang berlari menjauhi kelas, "Woi Dirganjing!! Pak Ridwan mau ngomong hal penting, jangan pulang dulu!" teriak Eza, tapi tetap diabaikan oleh Dirga, hingga Dirga hilang dari pandangan Eza karena
berbelok menuruni anak tangga.

"Arghhh, bodo amat anjir."

•••

   Setelah memastikan kelas XI IPS 1 yang hanya berjarak satu ruangan dari kelasnya itu kosong, Dirga kembali melanjutkan larinya tanpa menghiraukan panggilan dan teriakan dari sahabatnya --Eza.

    Dirga berlari menuruni anak tangga satu persatu, melewati lorong yang terlihat sudah sepi hingga langkahnya terhenti ketika matanya yang tajam melihat Nadhira sedang berdiri sendirian di depan gerbang sekolah.
"Lah? Gue kira udah pulang." perlahan senyum tipis mulai terbit di wajah tampan Dirga.

  Sepertinya Dewi Keberuntungan sedang berpihak pada Dirga. Buktinya Nadhira sudah ada di depan matanya 'kan? Dirga jadi tidak perlu repot-repot mengisi bensin motor kesayangannya itu.

"Ra, Kok lo belum pulang?" tanya Dirga yang kini sudah berdiri di samping Nadhira.
Gadis itu menolehkan kepalanya ke sumber suara dan menjawab, "Lagi nunggu Ayah, lo sendiri kenapa belum pulang?" Nadhira bertanya balik.

"Biasalah, tadi dapet tugas dari Bu Yani," balas Dirga, Nadhira pun menganggukkan kepalanya mengerti.

Bu Yani memang tidak kira-kira bila memberikan tugas, apalagi tugas itu harus diselesaikan di hari itu juga. Bahkan teman Nadhira yang bernama Sulis, pernah mengerjakannya hingga jam 5 sore.

Sempat hening dalam beberapa menit, kini Dirga membuka suaranya, ia bertanya.
"Ra, kalo misalkan lo sama temen lo, suka sama orang yang sama, lo bakal ngapain?"

"Hm..  ngapain ya? Gue belum pernah ngalamin sih," Nadhira menjeda, "Kayanya gue lebih milih ngikhlasin deh, Dir. Daripada pertemanan gue yang hancur, mending gue ngalah," lanjut Nadhira menatap Dirga yang sedari tadi juga menatap dirinya.

Dirga mengangguk-angguk, "Kenapa enggak temen lo aja yang ngalah?"

"Ya... kalo dia mau ngalah, kalo enggak, mau gimana lagi? Masa jadi musuhan gegara rebutan cowo?"

Dirga terdiam sejenak, "Ra, coba bayangin kalo lo di posisi tuh orang, lo bakal milih siapa?

"Kenapa gue ngerasa kaya diwawancarain sih? Lo yang nanya, gue yang jawab gitu aja terus" kesalnya.

Dirga terkekeh, "Enggapapa. Buruan jawab."

"hahh... kalo gue jadi tuh orang, gua lebih--" kalimat Nadhira terpotong saat mobil Ayahnya berhenti di depannya. TIN!!

Jendela mobil perlahan terbuka, menampakan wajah Pria berumur 47 tahun yang tengah tersenyum hangat ke arah Sang Putri. "Dhira, ayo pulang, nak," ajak pria itu.

Nadhira tersenyum dan mengangguk, "Dirga, gue duluan yaa," pamit Nadhira.

"Tapi lo belum jawab pertanyaan gue, Ra," ucap Dirga, tapi Nadhira tidak mendengarnya.

Dirga tersenyum tipis, saat mobil yang Nadhira tumpangi perlahan mulai menjauh. Pikiran Dirga masih belum tenang, "Jadi dia bakal milih siapa?! Arrghhh Persetan sama temen. Gue duluan yang suka, kenapa gue juga yang harus ngalah?" gerutunya sambil menendangi krikil yang ada di depannya.

DRRTTT... DRRTtt...
Telpon yang berada di sakunya bergetar, menghentikan aktivitas menendangnya. Tanpa melihat nama si penelpon, Dirga mengangkat telpon tersebut.

"Hal---"

"DIRGA! KE RUANG GURU SEKARANG!!" teriak Pak Ridwan dari sebrang telpon.

"Tapi saya udah di rumah, pak," bohongnyya,

"SIAPA YANG NYURUH KAMU PULANG HAH?! BALIK KE SEKOLAH SEKARANG JUGA, ATAU KAMU ENGGAK AKAN BISA IKUT TANDING TAHUN INI."  tut..

"Sialan.."

•••

Nadhira fokus dengan ponselnya, tidak ada yang penting memang. Hanya menggeser menu ke kanan-kiri saja, tapi itu bisa menghilangkan bosan sementara waktu, apalagi wallpaper layar utamanya tertera foto suaminya --Kim Taehyung. Memangnya siapa yang akan bosan memandangi ketampanan pria asal Daegu itu?

"Ra, tadi cowok di samping kamu siapa?" tanya Ayah Nadhira, Nadhira langsung menoleh ke arah Sang Ayah.

"Temen sekolahku, Yah. Seragamnya kan sama, terus berdiri di depan gerbang sekolahku juga. Emangnya kenapa, Yah?"

Sang Ayah menggelengkan kepalanya heran dengan jawaban Anaknya, "Enggakkpapa, Ayah cuma nanya."

'hahh... wajahnya, mirip sekali dengannya.'








***
[To be continued]
-------
P E N U T U P A N

***[To be continued]-------P E N U T U P A N

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

siyunekcapter "~"

Triangle Of Heart Where stories live. Discover now